6 ~ Sakit

619 114 104
                                    

Ini jauh lebih sakit dari apa yang ku bayangkan
Tuhan aku hanya ingin diperhatikan
Tapi aku sadar aku ini siapa
Aku tak akan pernah menjadi pemeran utama


~ Gilang

Aku terbangun dengan keadaan tubuh yang terikat pada sebuah kursi, dihadapanku saat ini sudah ada pak Wijaya dan Fajri, ya Tuhan mau apa anak ini ditempat mengerikan ini dan bersama orang yang sangat bahaya. Aku merasakan nyeri saat pak Wijaya memukul wajah ku dan beberapa kali menendang perutku.

" Fajri kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan ? Jangan sampai gagal atau saya akan menghabisi nyawa kakak kamu " kata pak Wijaya sambil menepuk bahu Fajri sambil memberikan pisau pada Fajri

" Saya tahu... Saya akan Pastikan Fenly mati hari ini "

" Anak pintar ! Segera lakukan apa yang harus kamu lakukan... Saya sudah muak melihat anak itu yang terus berkeliaran di dekat anak saya "

" Baik tuan "

" Fajri... Jangan Ji ! Jangan sakiti Fenly ! Gue mohon Ji " kataku memohon

" DIAM !!! " kata pak Wijaya yang kembali memukulku hingga aku mengerang kesakitan

" Maaf bang... Mungkin emang lebih baik Fenly ngga pernah hidup " kata Fajri yang kini meningalkan aku dan pak Wijaya

" Fajri... Jangan sakiti Fenly Ji ! Jangan "

" SAYA BILANG DIAM !!! " kata pak Wijaya lagi yang kini memukul ku dengan balok kayu beberapa kali

Kuat Gilang kamu kuat, jangan menyerah, kamu harus tetap bangun hingga Shandy datang, kamu harus sampaikan jika Fajri akan menyakiti Fenly. Tahan Gilang tahan rasa sakit ini. Demi Fenly... Kamu harus kuat demi Fenly.

" Masih kuat kamu ha ? " Kata pak Wijaya yang kembali menampar wajahku beberapa kali

Aku tak menjawab dan terus memikirkan Fenly, dengan begitu sakit ini tak akan begitu terasa, yang ada hanya rasa khawatir terhadap Fenly. Tak lama aku melihat Farhan yang berjalan pelan mendekati pak Wijaya. Sekali lagi pak Wijaya memukul ku dengan balok kayu Hinga balok kayu itu patah. Jujur ini sakit tapi sekali lagi aku harus kuat demi Fenly.

" Asal kamu tahu, hari ini saya akan mengundang wartawan untuk mengatakan pada media jika Fenly adalah anak kandung saya, ini semua agar Shandy aman dan tentang Fenly saya rasa dia akan segera mati ditangan pesaing saya atau entah ditangan siapa saya tidak peduli "

" Anda monster ! Anda bukan seorang ayah "

" Banyak omong. Bunuh dia " kata itu yang terakhir ku dengar dari pak Wijaya sambil memberikan sebuah pistol pada Farhan

Baiklah kini aku pasrah jika memang Farhan akan menghabisi nayawaku aku bisa apa ? Tapi aku terus berharap Fenly selalu mendapat perlindungan dari Tuhan. Awalnya aku kira ini adalah akhir dari hidupku tapi tidak, Shandy dan Ricky datang untuk membantuku, mereka membawa ku ke rumah sakit. Susah payah aku berusaha memberi peringatan pada Shandy tapi semua terasa sulit karena keadaan ku yang lemah.

Mungkin aku terlambat memberi peringatan pada mereka tapi semoga Shandy tidak terlambat menyelamatkan Fenly. Semoga Fajri masih punya hati untuk sekedar membuang jauh pikirannya tentang membunuh Fenly, aku yakin Fajri bukan orang jahat seperti kakaknya, Fajri bukan Farhan jadi aku yakin Fajri tidak mungkin membunuh Fenly.

🍒

~ author

Kenyataan apa yang Gilang harapkan tidak terjad, Fenly kembali kritis setalah mendapat tikaman pisau dari orang misterius, Gilang yakin dia pasti Fajri tapi Gilang tidak mau menuduh tanpa bukti. Meski keyakinannya sangat kuat jika memang Fajri pelakunya.

O B A T || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang