Sudah ku jelaskan berkali-kali bukan
Kami memang terlahir dari wanita yang berbeda
Tapi selama aku masih bernyawa
Kamu atau siapapun tidak boleh menyakitinya~ author
Setelah makan malam Fajri maupun Fenly masih berada di rumah Gilang, dan sedari tadi Fenly masih terdiam dan tampak sedih, Fajri dan Gilang sudah mencoba mengajak Fenly berbicara bahkan bercanda tapi mungkin Fenly memang dalam keadaan hati yang tidak baik-baik saja. Malam makin larut tapi baik Fenly maupun Fajri masih enggan untuk pulang.
" Ji... Gue ngga mau pulang malam ini " kata Fenly tiba-tiba. Kini Fenly menatap Gilang yang juga menatapnya
" Gue nginep sini ya bang.... Gue ngga mau pulang " kata Fenly lagi
" Iya Lo berdua nginep aja, lagian udah malem banget gue ngga rela Lo berdua pulang sendiri bahaya tahu, ada banyak kamar di rumah ini Lo berdua bebas pilih yang mana aja "
Fajri dan Fenly kompak mengangguk. Sementara Fenly dan Fajri yang pergi ke kamar yang mereka mau, Gilang kembali melanjutkan pekerjaanya yang belum selesai ia kerjakan. Sudah nyaris tengah malam dan Gilang masih setia di depan laptop miliknya untuk menyelesaikan pekerjaan, keadaan rumah sudah cukup sepi mungkin Fenly dan Fajri sudah tertidur.
Gilang masih asik dengan laptop dihadapannya hingga seseorang menghampirinya dan duduk di dekat Gilang. Gilang menoleh dan sudah mendapati Fenly duduk sambil menatap layar laptop milik Gilang.
" Belum tidur bang ? Udah malem lho " tanya Fenly dengan muka bantal miliknya
" Bentar lagi Fen nanggung tinggal dikit, Lo udah ngantuk gitu, balik tidur sana "
" Di kamar susah tidur bang... Gue temenin Lo aja ya " kata Fenly yang kini memeluk Gilang dan meletakan kepalanya di bahu Gilang dengan mata yang terpejam
" Jangan... Capek... Capek ya bang... " Kata Fenly lirih dan langsung tertidur pulas
Gilang menghentikan gerakan tangannya yang tadi asik menari di keyboard laptop miliknya, ia takut jika gerakannya akan menganggu Fenly tidur. Tidak lama Fajri juga keluar dari kamar yang ia tempati dan duduk di samping Fenly.
" Belum selesai bang kerjaannya ? " Tanya Fajri yang menatap laptop Gilang yang menyala
" Dikit lagi Ji... "
" Fenly ganggu Lo kerja ya ? " Tanya Fajri yang beralih menatap Fenly yang tidur di bahu Gilang
" Engga kok Ji... Ngga papa "
" Kasian Lo lah bang... Udah biar Fen nyandar ke gue aja, Lo lanjut kerja, gue temenin di sini sama Fenly " kata Fajri yang kini memindahkan kepala Fenly yang tadi berada di bahu Gilang jadi bersandar di bahunya.
Gilang tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaan miliknya yang sempat tertunda, tak butuh waktu lama pekerjaan Gilang sudah selesai ia kerjakan dengan baik. Gilang kembali menatap Fajri yang ternyata sudah menyusul Fenly tidur. Gilang berjalan menuju salah satu kamar dan kembali sambil membawa selimut untuk Fenly dan Fajri.
" Mereka jadi makin gemesin kalau kaya gini " kata Gilang sambil memperhatikan Fenly dan Fajri yang tampak tertidur pulas dengan posisi saling memeluk.
Gilang memang anak tunggal tapi jika seperti ini dia serasa punya dua adik yang selalu ingin dia lindungi. Gilang mendengar suara ketukan pintu kembali, ia sedikit melirik jam dinding yang menunjukkan waktu tengah malam, siapa bertamu selarut ini ?
Gilang berjalan pelan menuju pintu rumahnya dan membuka pintu untuk tamunya itu, seorang pria dengan rambut gondrong miliknya tampak berdiri di hadapan Gilang meski ada sedikit raut kesal Gilang masih bisa melihat ada raut khawatir juga dalam tatapan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
O B A T || U N 1 T Y
FanfictionPastikan sudah baca "Koma", "Titik" dan "tanda tanya" sebelum baca cerita ini terimakasih. Karena jika terus menjadi obat Kapan hati sendiri sehat ? Aku mungkin bukan pemeran utama dalam kehidupan mereka, bahkan aku juga bukan pemeran utama dalam...