22 ~ Perasaan

305 85 53
                                    

Tidak semua hal bisa dikatakan
Ada kalanya kita harus menahan
Untuk menguatkan diri dari Caci maki
Dan menguatkan hati dari sakit hati


~ author

Fenly menatap pantulan dirinya didepan cermin, ia tampak makin tampan saat memakai setelan jas rapi seperti ini, harusnya ia senang karena hari ini malam puncak pentas seni di kampusmya akan digelar, fakultas seni musik akan sangat disorot malam ini tapi sayang Fenly tidak menampilkan apapun malam ini, ia datang hanya karena ingin melihat penampilan Kakak dan sahabatnya.

Keadaan rumah cukup sepi malam ini, hal ini dikarenakan Shandy dan Samuel sudah lebih dulu berangkat, tentunya mereka harus persiapan dan mengikuti arahan sebelum mereka tampil kan ? Fenly masih enggan untuk berangkat ke kampus, ia belum siap sakit hati melihat penampilan Samuel dengan Shandy.

Fenly meraih tas miliknya dan kini segera berangkat ke kampus sebelum perasaanya kembali memaksa Fenly untuk tetap berada di rumah. Fenly hari ini memilih naik bus karena nanti ia sudah berjanji akan pulang bersama Shandy dan Samuel, sebenarnya Shandy meminta Fenly untuk naik taksi tapi entahlah Fenly hanya ingin naik bus.

Fenly berjalan pelan menuju halte bus, mungkin karena kurang konsentrasi Fenly nyaris saja tertabrak oleh motor yang melaju dengan kecepatan tinggi, Fenly menatap dua motor yang kini berhenti tak jauh darinya. Salah satu dari mereka membuka helm yang ia kenakan dan menatap Fenly.

" Woy ! Jalan tuh yang bener ! Kalau bosen hidup jangan bunuh diri libatin gue dong ! " Kesal pria dengan rambut yang ia cat dengan warna merah muda itu

" Maaf mas... Saya ngga maksud gitu, sekali lagi saya minta maaf " kata Fenly sambil menundukkan kepalanya

" Buta Lo ya ! Orang gila emang " katanya lagi

" Udahlah... Lo juga ngga papa kan ? Santai aja lah... Woy bro lain kali hati-hati " kata pria satunya yang saat ini juga melepas helm dan mencoba menenangkan sahabatnya itu pria itu menutup separuh wajahnya dengan masker, rambutnya yang cukup lebat ia cat dengan warna putih yang Fenly rasa cocok untuknya

Fenly kembali menundukkan kepalanya untuk minta maaf, karena bus yang akan mengantarnya ke kampus sudah datang Fenly segera naik ke atas bus, mencoba mengabaikan kejadian tadi. Ia harus berhati-hatu atau nyawa orang akan mendapat masalah karena kecerobohan yang ia buat.

Fenly tiba di lokasi pentas seni saat acara sudah separuh jalan, beruntung Fiki, Fajri dan Shandy belum tampil jadi dia masih bisa melihat penampilan mereka.

" Kok baru Dateng Fen ? Dari mana ? Emang tadi ngga bareng sama Shandy ? " Tanya Gilang yang saat ini mendekati Fenly yang baru saja datang

" Tadi ada kepentingan bang jadi ngga bisa bareng sama kakak, kak Shan mana ? "

" Siap-siap di belakang... Abis ini Fiki sama Fajri tampil terus Shandy sama Samuel... Oh ya Kenapa Lo ngga ikut tampil ? "

" Engga bang... Gue ngga ada pasangan duet, jadi gue ngga tampil deh " kata Fenly dengan raut kecewa

" Fen.... "

" Eh bang itu Fiki sama Fajri tampil... Mereka keren banget ya " kata Fenly mengalihkan perhatian Gilang

Gilang paham jika sebenarnya Fenly juga ingin tampil dan tentunya bersama dengan Shandy tapi yang terjadi Shandy malah tampil bersama dengan Samuel. Gilang mengusap pelan puncak kepala Fenly berharap perasaan Fenly akan segera membaik.

Fenly tampak tersenyum manis sambil memperhatikan penampilan Fiki dan Fajri, kedua sahabatnya itu memang berbakat sekali dalam bermusik, kini setelah Fiki dan Fajri turun dari panggung, Fenly kembali tersenyum lebar saat menatap Shandy dan Samuel yang mendapat giliran tampil.

O B A T || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang