32 ~ Belum saatnya

326 80 42
                                    

Jika kamu berfikir ini sudah usai kamu salah
Kamu bahkan belum bertemu masalah
Ini bukan akhir yang Tuhan siapkan
Bersiaplah menghadapi kemalanganmu


~ author

Fenly bersyukur sekali Tuhan masih berbaik hati menyelamatkan nyawa Gilang, bukan hanya itu Tuhan juga menciptakan kedamaian dalam kehidupan Fenly. Meski dia harus kehilangan papa tirinya, Fenly tahu Wijaya tidak pernah sayang padanya bahkan sedikitpun tidak, tapi bagi Fenly Wijaya tetap ayahnya dan ia akan selalu menghormati Wijaya meski kini pria itu sudah tiada.

Semenjak kabar Wijaya meninggal kehidupan mereka banyak berubah, Fenly jadi semakin percaya diri untuk melangkah, tidak banyak tekanan yang ia hadapi ia jadi mulai dapat menata hidup dengan baik dan semakin baik kedepannya. Kabar itu disusul dengan Sintia yang dipenjara karena ikut terlibat dalam usaha membunuh Fenly, semua kini telah menemui titik karma dan balsan atas apa yang diperbuat.

Wanita dengan nama Sintia itu kini berjalan menuju sebuah ruang dimana polisi mengatakan ada yang menunggunya. Sintia cukup terkejut dengan kedatangan pria itu di penjara, pria yang tampan dan berwibawa itu membawa Sintia kedalam pelukannya.

" Mama... Ini Ricky ma... Anak mama Sintia, maafin Ricky ya ma, Ricky telat temuin mama, bahkan Ricky berada di pihak lawan. Tapi sekarang ngga lagi ma, Ricky akan bales perbuatan mereka, mereka harus menerima ganjaran karena buat mama kaya gini... Ricky akan ambil apa yang seharusnya jadi milik Ricky termasuk bang Shan.. bahkan kalau perlu Ricky akan habisi nyawa Fenly, dia merebut semua yang Ricky punya "

" Ricky... Mama Kangen sama Ricky, maafin mama ya sayang "

" Iya ma... Mama tenang ya Ricky akan buat mama keluar dari sini "

" Itu sulit Ricky, dan rencana balas dendam itu tidak akan mulus tanpa bantuan Wijaya, seandainya dia masih hidup "

Ricky tersenyum tipis sambil melepas pelukannya dari Sintia

" Dia masih hidup ma, Ricky akan buat dia sembuh dan membantu kita untuk melenyapkan Fenly "

" Wijaya masih hidup ? "

" Iya ma, tapi keadaan pak Wijaya masih sangat kritis, akan butuh waktu lama untuk pak Wijaya bangun dari koma, tapi tanpa pak Wijaya Ricky pasti bisa sakitin Fenly lebih dari apa yang pernah dia terima. mama harus keluar dari tempat ini ! Mama bisa pura-pura gila mungkin mama bisa pura-pura mau bunuh temen satu sel mama, dengan gitu mama akan dipindah ke rumah sakit jiwa, Ricky akan usaha biar mama dipindah ke rumah sakit jiwa temen Ricky jadi mama ngga akan pernah diawasi, dan dengan begitu masa hukuman mama akan dipotong, kita akan sama-sama hancurin Fenly ".

" Kamu anak mama yang pintar, kamu tidak seperti kakak kamu "

" Bang Shan ? Tenang aja ma, Ricky akan buat bang Shan jauh sama Fenly, Ricky janji "

" Mama percaya sama kamu "

" Kalau gitu Ricky pulang ya ma, lakuin apa yang Ricky minta "

" Iya sayang... Mama akan tunggu kabar baik dari kamu "

Ricky tersenyum tipis dan kini berjalan meninggalkan penjara tempat Sintia di tahan. Ricky masuk kedalam mobil miliknya dan menatap foto yang tadi ia simpan dalam saku jas miliknya.

" Fenly... Lo pikir ini udah selesai ? Lo salah Fen.... Bang Shan itu kakak gue, gue lebih berhak atas kasih sayang bang Shan... Lo udah ambil semua dari gue Fen, jadi Lo harus bayar mahal untuk ini, Lo harus menderita sebelum Lo mati, selamat datang di kehidupan Lo yang baru Fen... Bersiaplah untuk menghadapi masalah "

Setelah mengatakan itu, Ricky meremas foto Fenly dan membuangnya begitu saja. Rasa sayangnya pada Fenly kini terkalahkan dengan dendam yang telah menguasai dirinya, Ricky bahkan tidak peduli lagi dengan kebaikan Fenly selama ini padanya baginya Fenly hanya orang yang merebut semua hal yang seharusnya menjadi miliknya.

O B A T || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang