9 ~ Papa

376 97 103
                                    

Bila Tuhan izinkan aku bicara
Ku bersaksi tak akan pernah menyesal
Hanya dia yang terhebat hanyalah dia
Bila Tuhan izinkan aku meminta
Hanya ada satu pintaku yang suci
Ku bernafas hanya untuk dia bahagia

~ author

Jika semua orang berfikir Fenly tidak peduli pada Shandy yang sakit mereka salah, nyatanya Fenly peduli pada Shandy, ia kembali pada Shandy ia kembali membiarkan bahaya singgah kedalam hidupnya, bagi Fenly itu bukan masalah selama balasanya ia tetap bisa bersama dengan Shandy. Setelah kepergian kedua orangtuanya Fenly merasa dia hanya memiliki Shandy jadi tidak ada alasan lagi untuk dia pergi.

Fenly mengembalikkan uang yang diberikan Wijaya padanya, ia juga berjanji dengan Shandy bahwa apapun yang terjadi mereka akan menghadapi semua itu bersama. Fenly percaya pada Shandy jika mereka bisa menghadapi semua masalah jika mereka terus bersama begitu juga dengan Shandy.

Tapi nyatanya janji hanya tinggal janji, Shandy mengingkari semua janjinya. Waktu itu Wijaya berhasil menculik Shandy dan Fenly, Wijaya melukai Fenly dengan menusuk paha Fenly dengan pisau, demi menyelamatkan Fenly, Shandy rela mengikuti keinginan Wijaya untuk mengurus bisnis miliknya di Korea meningalkan Fenly.

Shandy menulikan telinganya kala itu saat Fenly meraung menyerukan namanya berusaha mencegah Shandy untuk pergi, Shandy teguh dengan keputusannya, semua itu demi keselamatan Fenly kan ? Jadi Shandy memutuskan untuk pergi meninggalkan Fenly dan mengingkari janji yang ia ucapkan bersama Fenly.

Setalah kepergian Shandy, Fenly benar-benar terpuruk. Dia membenci semua hal berkaitan dengan Shandy tapi ia juga tidak pernah bisa berhenti memikirkan Shandy. Gilang mendadak menjadi orang yang tidak pernah meninggalkan Fenly, bahkan beberapa kali Gilang memilih untuk menginap di rumah Fenly demi menjaga Fenly dari Wijaya.

Seperti biasa malam ini Gilang sudah bersiap untuk pergi ke rumah Fenly, memastikan Fenly baik-baik saja dan tidur dengan nyenyak. Gilang masih sangat khawatir karena luka yang Fenly alami belum sembuh sepenuhnya, Fenly juga masih kesulitan berjalan saat ini. Perlahan Gilang menuruni tangga dan menuju pintu keluar.

" Mau kemana kamu malam begini ? Makin ngga inget rumah ya " kata Hendra dengan nada dingin sambil melipat tangannya didepan dada

" Gilang mau liat keadaan Fenly pa.. dia masih sakit " jawab Gilang mencoba untuk tidak mendebat papanya

" Fenly ? " Tanya Hendra sambil berfikir sebentar

" Iya pa Fenly adiknya Shandy... "

" Oh... Fenly ya ? Ummmm kamu jaga dia baik-baik ya, kalau memang dia butuh pengawasan dari kamu, malam ini kamu menginap saja, yang penting pastikan dia baik-baik saja " kata Hendra yang mendadak lembut

Gilang sebenarnya cukup bingung dengan sikap papanya yang selalu berubah lembut tiap kali Gilang mengatakan nama Fenly. Sebenarnya kenapa ? Ada apa dengan Fenly ? Tapi sudahlah setidaknya dia tidak harus berbohong demi melindungi Fenly seperti dia terus berbohong hanya untuk bertemu Shandy.

" Gilang... Sebaiknya kamu mengajak Bondan dan Riko... Mereka bisa melindungi kamu jika Wijaya berniat menyakiti kamu dan Fenly "

" Bondan sama Riko siapa pa ? " Tanya Gilang bingung

Hendra terkekeh sekilas mendengar pertanyaan Gilang, beberapa saat setelahnya Hendra memangil kedua orang yang ia maksud.

" Oh si Unyil sama Usro... Yuadah pa Gilang ajak mereka deh... Nyil Lo yang nyetir ya " kata Gilang yang baru tahu nama asli dari bodyguard yang selama ini ditugaskan untuk menjaganya.

" Baik mas... "

" Jaga Gilang dan Fenly dengan baik atau kalian saya pecat " kata Hendra tegas

O B A T || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang