Tuhan selalu punya rencana indah
Tuhan memberikannya saat kita nyaris menyerah
Ditengah rasa putus asa yang kita alami
Tuhan memberikannya sebagai keajaiban
~ GilangTubuhku langsung lemas saat mendapat kabar dari Farhan jika Fenly berhasil ditemukan namun sudah dalam keadaan meninggal dunia. Tim yang ditugaskan mencari Fenly berhasil menemukan mayat pria yang diduga adalah Fenly karena terdapat kalung milik Fenly yang ada ditangan mayat itu.
Ini semua salah ku, andai waktu itu aku tidak memberi izin Fenly untuk pergi pasti semua ini tidak akan terjadi, ini salah ku, Fenly pergi karena aku yang terlalu bodoh, Fenly pergi karena aku yang terlalu ingin dianggap Kakak yang baik oleh Fenly, nyatanya aku hanya orang yang membantu pembunuh Fenly.
Ku pukul tembok yang ada didepanku sekuat yang ku bisa, aku tak peduli pada tanganku yang kini terluka, aku bahkan lebih pantas mati karena kecerobohan ku yang membuat orang sebaik Fenly harus meningal.
" LO BEGO LANG !!! LO BEGO !!! " umpat ku pada diriku sendiri
" Bang Gilang... " Panggil Fiki yang entah sejak kapan di rumah ku
Aku tak menjawab apa yang dia katakan dan kini perlahan dia melangkah mendekat kearah ku, ia memeluk tubuhku erat sambil menangis kuat.
" Bang... Ayo liat Fenly... Fen udah ada di rumah sakit sekarang "
" Itu bukan Fenly Fik ! Fenly masih hidup... Itu ngga mungkin Fenly... Engga "
" Iya bang gue juga ngga yakin itu Fenly, kita liat yuk "
Aku menuruti mau Fiki dan kini langsung pergi ke rumah sakit. Aku masih saja menyangkal jika mayat itu adalah Fenly, meski kenyataan kalung yang mereka temukan memang kalung milik Fenly. Aku membenturkan kepala ku beberapa kali ke tembok, hingga rasanya kepala ku mulai terluka dan mengeluarkan darah.
Dari jauh aku melihat kedatangan Shandy, aku yakin dia akan marah padaku. Dia pasti akan memakiku atau bahkan membunuhku, tidak masalah aku pantas mendapatkan semua itu kan ? Fenly pergi karena aku jadi aku pantas untuk dihukum. Aku berkata pada Shandy, memintanya untuk membunuhku saja tapi yang dia lakukan hanya memeluk tubuhku erat sambil menagis.
Hari itu ditutup dengan pemakaman Fenly, sedih tentu saja tapi aku rasa Shandy jauh lebih sedih karena ku dengar pak Wijaya menyerahkan dirinya ke kantor polisi, tapi kini haruskah aku kembali sendiri ? Di dunia ini aku hanya memiliki Fenly tapi kini dia juga pergi meninggalkan aku begitu saja.
" Maafin Gilang pa, Gilang gagal lindungi Fenly... Yang bikin Fenly pergi malah Gilang, papa kecewa sama Gilang ya pa ? Gilang salah pa Gilang bodoh "
Aku membatasi diriku dengan dunia luar, aku masih belum bisa menerima kepergian Fenly, anak baik yang sudah ku anggap adikku sendiri kini hanya tersisa cerita tentang betapa baiknya dia selama ini. Fenly semoga saat ini kamu baik-baik saja disana, terbang bersama bidadari dan bergabung dengan keluarga kamu lagi.
🍒
~ Fenly
Aku menatap ragu pada gadis cantik dengan rambut panjang miliknya yang makin menambah kecantikannya itu. Nada aku ingat dengan jelas nama gadis cantik itu adalah Nada, gadis yang selama ini membantuku untuk pulih.
" Ayolah Fen... Kamu bisa kok ! Kalau kelamaan nanti malah ngga bisa jalan "
" Gue ragu Nad... Gue masih takut aja "
" Kan ada Nada yang bakal bantu Fenly ! Fenly kan kuat pasti Fenly bisa "
Aku mengangguk dan kini mencoba bangkit dari kursi roda milikku, Nada ada disisiku membantu ku kembali berjalan dengan normal, awalnya memang sulit dan masih terasa kaku saat ku gunakan berjalan tapi lama kelamaan aku mulai bisa menyeimbangkan tubuhku dengan baik, hanya saja aku belum bisa berjalan secepat biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
O B A T || U N 1 T Y
FanfictionPastikan sudah baca "Koma", "Titik" dan "tanda tanya" sebelum baca cerita ini terimakasih. Karena jika terus menjadi obat Kapan hati sendiri sehat ? Aku mungkin bukan pemeran utama dalam kehidupan mereka, bahkan aku juga bukan pemeran utama dalam...