35 ~ Kesempatan

306 83 47
                                    

Kesempatan akan selalu ada untuk yang percaya
Sama halnya dengan keajaiban
Ia akan datang kepada mereka yang mempercayainya


~ author

Gilang terus merutuki kebodohannya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya selama ini hingga tidak begitu ada waktu untuk Fenly, beberapa proyek besar memaksa Gilang untuk sibuk di kantor dan jarang menemui Fenly, sekarang setelah Ricky berhasil membawa Fenly, tidak ada yang bisa ia lakukan

" Gilang Lo bego banget sih... Maafin gue Fen maafin gue... Ini semua salah gue ! Fen... Lo dimana ? Ricky bawa Lo kemana ? Fenly... Gue kangen sama Lo, gue mau Lo ada disini, gue janji kalau Lo pulang, gue bakal jagain Lo dengan baik, gue ngga akan pernah tinggalin Lo dan gue ngga akan pernah biarin orang lain sakiti Lo "

" Besok Lo ulang tahun, harusnya Lo disini sama gue, sama Shandy, Aji sama temen Lo yang lain tapi kenapa gini Fen kenapa ? Rick salah Fenly tuh apa ? Kalau Lo marah sama Fenly, Lo kesel sama Fenly, bales ke gue Rick jangan Fenly, balikin Fenly, Rick ! Apapun yang Lo minta pasti gue kasih bahkan kalau gue harus jadi gantinya "

" Ini karena Lo Gilang... Ini karena Lo ngga pecus jadi Abang, Lo enak-enakan di sini tapi Lo ngga tahu sekarang keadaan Fenly kaya apa, Lo ngga tahu apa dia udah makan, tidur dimana dan dia sakit apa engga, Lo jadi Abang ngga ada gunanya Lang... Lo tuh bego, Lo ngga pernah berguna buat Fenly tapi selalu berharap Fenly manja dan percaya sama Lo, LO NGGA BISA DIPERCAYA GILANG ! LO TUH ABANG PALING NGGA GUNA, LO NGGA PANTES JADI ABANGNYA FENLY. GUE BENCI SAMA LO GILANG GUE BENCI " kata Gilang kesal pada bayangannya di cermin

" KALAU AJA LO NGGA TELAT SADAR ! KALAU AJA LO NGGA GAMPANG DITIPU SAMA RICKY, SEMUA NGGA AKAN SERUMIT INI, FENLY PASTI BAIK-BAIK AJA. GUE BENCI LO GILANG... LO BRENGSEK... AN**NG LO LANG, ARGHHH !!! " kata Gilang lagi yang kini memukul cermin yang tergantung hingga cermin itu hancur

Tubuh Gilang langsung terjatuh ke lantai, ia bahkan sudah tak peduli dengan tangannya yang mulai mengeluarkan darah cukup banyak karena memukul cermin. Ia benar-benar kecewa dengan dirinya sendiri ia nyaris tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

" Lang... Gilang... Lo kenapa ? Lang buka pintunya Lang... Lo jangan aneh-aneh. Gue capek Lang... Gue juga kangen sama Fenly tapi ngga gini caranya Lang... Gilang buka pintunya " suara Shandy terdengar dari balik pintu kamar Gilang yang tertutup rapat

" GILANG !!! BUKA PINTUNYA ! GILANG !!! " Teriakan Shandy makin kencang terdengar tapi Gilang masih enggan untuk membuka pintunya

"BRAKKK!!!" tak ada pilihan lain selain mendobrak pintu kamar Gilang, Shandy menatap tangan sahabatnya itu yang kini basah oleh darah dan keadaan Kamar Gilang yang kacau. Perlahan Shandy mendekati Gilang, ia kini sadar sebesar apa Gilang menyanyangi Fenly, bahkan jika dibandingkan sekalipun, Gilang adalah orang yang jauh lebih paham tentang Fenly dan lebih sayang dengan Fenly, terkadang Shandy malu pada Gilang.

" Lang.... Gue tahu ini berat, gue tahu banget seberapa sayang Lo sama Fenly, tapi jangan kaya gini Lang... Jangan sakitin diri Lo sendiri, kalau aja Fenly tahu Lo kaya gini dia pasti marah banget. Lo tahu kan kalau Fen sayang sama Lo. Tenang aja Lang, kita pasti bisa temuin Fenly "

" Ini salah gue Shan... Salah gue "

" Lang... Kalau ada yang harus disalahkan gue orangnya bukan Lo, selama ini Lo sebaik itu jagain Fenly sementara gue ? Dari awal Fenly kenal gue, masalah ngga pernah putus Dateng ke hidup Fenly, gue... Gue yang bawa Fenly kedalam bahaya Lang... "

" Shan....gue boleh meluk Lo ngga ? Jujur gue capek banget Shan... Gue kangen sama Fen. Dan Lo, Lo semirip itu sama Fenly, gue pengen peluk Fenly Shan... Gue kangen sama Fenly "

O B A T || U N 1 T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang