Pagi ini nadira datang lebih pagi karena ia takut terlambat seperti kemarin, bagaimana pun ia disini hanya anak beasiswa. Jadi harus bisa menjadi contoh yang baik.
Aktivitas nadira yang tengah membaca buku terhenti karena alterio yang tiba-tiba duduk disamping nadira lebih tepatnya di kursi raefal, karena pemiliknya belum datang. Nadira menoleh ke arah alterio.
"Dir, kerjain tugas kimia gue dong" ujar Alterio sambil menyodorkan buku tugasnya pada nadira.
Nadira ingin menolak nya tapi ia merasa tidak enak.''Lo tenang aja ntar gue kasih duit" ucap alterio mencoba menyogok nadira, karena alterio tau nadira pasti akan menolaknya.
"Tap-" ucapan nadira terhenti karena ucapan seseorang.
"Kerjain sendiri, Lo punya tangan buat nulis, dan punya otak buat mikir" ucap dalfa menusuk.
Nadira dan alterio menoleh kearah dalfa yang berjalan kearah kursinya yang tidak jauh dari mereka tak lupa dengan ekspresi datarnya. Alterio mendengus kesal."Yaelah dal, lo kan tau gue bego lagian juga gue males mikir makanya gue minta bantuan nadira" ucap alterio dan kembali menyodorkan bukunya pada nadira tanpa memedulikan perkataan dalfa.
"Kerjain dong dir pliss! nanti keburu masuk kelas, ngak gratis kok pasti gue bayar" bujuk alterio lagi. Nadira menggeleng kuat.
"Aku ngak mau uang kamu" tolak nadira, bukannya nadira sudah memiliki banyak uang makanya ia menolaknya, tapi ia tidak mau menerima uang dari orang lain. Ia masih mampu untuk mencari uang, jadi ia tidak perlu meminta- minta.
"Kalo lo ngak mau uang gimana kalo gue traktir lo makan dikantin selama seminggu? gimana?" Tawar alterio masih bersikeras. Nadira mencoba menimbang-nimbang tawaran alterio,
Sepertinya tawaran yang tidak buruk, apalagi ia masih lama gajian, padahal uangnya sekarang semakin menipis.
Lagipula hanya sekali bukan?"Oke" jawab nadira akhirnya. Alterio tersenyum senang mendengar jawaban nadira. sementara dalfa sibuk dengan ponselnya tanpa memedulikan sekelilingnya.
****
Bel istirahat akhirnya berbunyi, seperti biasa dinda lebih dulu datang ke kelas nadira untuk mengajak gadis itu ke kantin bersama.
"Dir kuy kantin" ajak dinda.
"Bentar aku beresin ini dulu" ujar nadira sembari membereskan alat tulisnya yang ia keluarkan selama belajar. Nadira teringat jika alterio berjanji mentraktir nya di kantin kan? Nadira menoleh kearah meja alterio yang kebetulan dia tengah berjalan kearah meja nya.
"Fal kantin kuy" ajak alterio pada raefal, tanpa melirik kearah nadira. Apakah alterio tidak mengingat janjinya tadi untuk mentraktirnya selama seminggu. Nadira menatap kepergian ketiga pria itu dengan sendu, ia terlalu berekspektasi terlalu tinggi. Ia terlalu percaya dengan perkataan alterio. Dinda mengerutkan keningnya bingung melihat raut wajah nadira yang tiba-tiba berubah.
"Lo kenapa? Kok sedih gitu?" tanya dinda.
"Ngak papa kok, yuk kantin" ajak nadira sambil beranjak dari kursinya.
"Benaran lo ngak papa?" tanya dinda meyakinkan.
"Enggak kok, yaudah yuk"
****
Kelima most wanted sekolah tengah berjalan di koridor untuk menuju kantin"Gara-gara lo pada waktu istirahat gue jadi terbuang sia-sia" gerutu alterio kesal. Bagaimana tidak kesal kelas yoga dan rean terlambat istirahat karena guru bidang studi tengah menjelaskan materi, katanya tanggung jika di sambung minggu depan. Alhasil raefal, alterio dan dalfa menunggu sampai kelas mereka selesai agar mereka ke kantin bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIRAEFAL
Teen Fiction"Aaaaaa" teriak nadira sambil menyilangkan tangannya di dada. "Makanya jangan asal buka baju" ketus raefal. "Gu-gue ngak lihat" ucap Raefal sambil mengalihkan pandangannya kearah lain. "sedikit" lanjut Raefal lagi dengan bergumam pelan. "Tapi gue ng...