Part 28

2K 136 1K
                                    

Hai gimana kabar kalian?
Akhirnya author bisa up lagi
Maaf yaa baru bisaa up sekarang!! Makasih buat kalian yang sudah coment positif dan ngasih authorr semangatt💙


Happy reading💙

''nadira?!"

"Dalfa?!"

"Lo ngapain disini?'' tanya dalfa heran. Nadira langsung saja menarik tangan dalfa agar ikut berjongkok disampingnya, agar mereka tidak ketahuan oleh aqilla.

"Lo kenapa sih?'' tanya dalfa lagi dengan wajah datar khasnya.
Nadirapun langsung membekap mulut dalfa agar pria itu tidak bersuara.

"Shuut" instruksi nadira dengan jari telunjuk yang ia tempelkan ke bibirnya. Dalfa pun mengikuti perintah nadira, karena pasti ada sesuatu yang tidak beres sekarang. Terlihat dari wajah nadira terlihat ketakutan dan cemas, bahkan tangan nadira yang sedang membekap mulutnya saat ini sampai bergetar karena ketakutan.

Manik mata dalfa terus menatap lekat wajah nadira dari samping berbeda dengan nadira yang tengah fokus menatap lurus kedepan, takut-takut Aqilla datang.

jarak sedekat ini, dapat membuat detak jantung dalfa berdetak tak karuan untuk pertama kalinya.

"Sialan! kemana jalang itu pergi!"

Dalfa tersadar dari lamunannya saat mendengar suara seseorang. Dalfa sekarang paham mengapa nadira terlihat ketakutan dan menyuruhnya diam.

Nadira melotot saat mendengar suara aqilla, gadis itu melepaskan bekapannya pada mulut dalfa. Lalu nadira menutup mata nya ketakutan dengan jari yang ia gigit untuk menyalurkan rasa takutnya.

Dalfa yang menyadari ketakutan nadirapun membawa nadira kedalam pelukannya untuk mengurangi sedikit rasa ketakutan nadira.

"Shhuutt diem'' bisik dalfa pada telinga nadira saat melihat ekspresi terkejut nadira. Nadira pun mengangguk didalam pelukan dalfa.

setelah cukup lama akhirnya Dalfa perlahan melepaskan pelukannya saat situasi sudah aman. Ia sudah tidak mendengar suara orang tadi.

"Kaya nya dia udah pergi" ujar dalfa pada nadira yang masih terlihat ketakutan.

"Sekarang lo jawab pertanyaan gue, apa yang terjadi sama lo?'' tanya dalfa.

Hikss

Tangis yang sedari tadi nadira tahan pecah, ia saat ini benar-benar ketakutan mengingat kejadian beberapa saat lalu, saat adiknya Aqilla ingin membunuhnya.

Dalfa kembali memeluk nadira untuk menenangkan gadis itu.
"Sorry, gue gak bermaksud" ujar dalfa merasa bersalah. harusnya dirinya tadi tidak bertanya dulu pada nadira karena melihat gadis itu terlihat syok dan ketakutan.

"A-aku mau hikss mau dibunuh" ujar nadira disela-sela tangisnya. Dalfa yang mendengar penuturan nadira kaget. Siapa yang tega ingin membunuh gadis sebaik dan sepolos nadira?

Dalfa mengelus lembut surai panjang nadira untuk menenangkan gadis itu.
"Siapa yang tega mau bunuh lo?'' tanya dalfa penasaran.

Nadira hanya menggeleng didalam pelukan dalfa. Ia tidak mungkin mengatakan pada dalfa jika yang ingin membunuhnya itu adalah adiknya. Nadira tidak mau Aqilla kenapa-napa nanti. Karena nadira sangat menyayangi aqilla sejahat apapun adiknya itu padanya.

"Yaudah lo tenang ya, ada gue disini'' ujar dalfa lembut. Membuat rasa takut nadira perlahan berkurang.

Setelah tangis nadira reda, dalfa mencoba melepaskan pelukannya.
"udah lebih baik sekarang?" tanya dalfa memastikan. Nadira mengangguk lemah sebagai jawaban.

NADIRAEFALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang