part 22

2.1K 126 31
                                    

Jangan lupa vote dan komentar nya ya bestii biar authorr semangat nulisnya. Loffyouu💙

Happy reading💙

"Bangsat!!" rahang raefal mengeras dengan tangan yang mengepal, membuat orang-orang yang berada di kantin bergidik ngeri termasuk teman-teman raefal. raefal menendang kasar kursi didepannya. Dengan langkah lebar raefal keluar dari kantin. Teman-teman raefal ikut menyusul raefal, mereka ingin melihat apa yang sedang terjadi.

"Minggir!!" maki raefal saat orang-orang berkerumun di depan pintu toilet membuat jalan raefal terhalang. Orang-orang langsung menunduk takut dan segera memberi raefal jalan.

Disana raefal bisa melihat nadira terbaring dengan kondisi yang mengenaskan. Membuat emosi raefal semakin berkecamuk. Liat saja nanti dia akan memberi pelajaran pada orang yang berani menyentuh miliknya.

"Nadira!'' panggil raefal sambil menampar kecil pipi nadira, berharap nadira masih sadar. tapi dugaannya salah, nadira sudah tidak sadarkan diri. hal itu kembali membuat emosi raefal semakin berkecamuk. Raefal segera melepas hoodie yang dia pakai sejak tadi, dan memakaikannya pada nadira untuk menutupi tubuhnya yang basah.

"Minggir!" titah raefal pada kedua sahabat nadira yang sedari tadi juga berjongkok disamping nadira sambil menangis karena melihat sahabatnya dengan keadaan menyedihkan.
Dinda dan Ezra segera bangkit dan memberi raefal jalan untuk membawa nadira.

Raefal segera menggendong tubuh mungil nadira ke rumah sakit.
"Dalfa, gue pinjam mobil lo ya'' ujar raefal sambil berhenti didepan dalfa.

"Biar gue yang nyetir" ujar dalfa dan diangguki raefal. Mereka berdua segera bergegas ke parkiran untuk membawa nadira ke rumah sakit.
Aqilla yang sedari tadi menyaksikan raefal menggendong nadira pun menggeram marah.

****

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, raefal terus memperhatikan wajah nadira yang berada di pangkuannya.
ibu jari raefal bergerak mengelus pelan sudut bibir nadira yang robek. Jari raefal kembali bergerak menjauhkan rambut nadira yang menutupi wajahnya, rambut nadira  yang tadinya hitam sekarang sudah berwarna putih karena tepung yang rere taburkan di kepalanya. Mata raefal menangkap banyak memar di wajah dan di tangan nadira melihat itu membuat tangan raefal mengepal kuat.

''Fal kita udah nyampe'' ujar dalfa yang sedari tadi menyetir.
Raefal segera mengangkat tubuh nadira masuk kedalam.

"Suster!! Suster!! Mana kalian sialan!" teriak raefal emosi karena petugas rumah sakit yang menurutnya sangat lelet.

''Jangan sampe rumah sakit ini gue bakar!!'' ancam raefal tak main-main, membuat para petugas yang berjaga disana kalang kabut.

"Fal, tenangin diri lo. Ini rumah sakit" tegur dalfa yang berada di belakang raefal. Raefal mendengus kesal, tak lama kemudian petugas rumah sakit datang membawa brankar.

"Hampir aja peluru pistol gue menembus otak lo, kalo telat  semenit!'' sentak raefal kesal saat petugas rumah sakit baru datang.

"Raefal!" tegur dalfa mendelik tajam pada raefal agar raefal bisa menjaga emosinya.

****

"Hahah, gue seneng banget tau liat si cupu udah lemes gitu''  ujar rere sambil terus terbahak.

"Apalagi saat lo jambak rambutnya tadi, pasti rasanya nyesek" celutuk karin ikut terbahak.

"Yang paling parah itu waktu rere Benturin kepalanya ketembok, itu baru paling nyesek. Pasti rasanya sakit banget'' ujar luna sambil memoles lipstik di bibirnya.

NADIRAEFALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang