"Din kek nya hidup aku bentar lagi bakalan ngak tenang" ujar nadira sendu. Mengingat bagaimana tadi reaksi heboh para fans raefal saat nadira di tolong oleh raefal. Nadira sangat merutuki kecerobohannya itu.
"Makanya lo ngak boleh deket-deket sama mereka terutama raefal, bisa-bisa para fans nya nyelakain lo"
Ujar dinda mengingatkan."Kamu bener"
"Yaudah gue masuk kelas dulu, nanti kita pulang bareng ya" ucap dinda setelah mereka sampai didepan kelas nya.
"Oke, bye" nadira melambaikan tangannya lalu melanjutkan langkahnya menuju kelasnya berada.
***
Kelas nadira saat ini saat ini jam kosong, karena guru yang seharusnya masuk sedang ada urusan. Semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. ada yang belajar, berghibah, mabar, nyari kutu, salon-salonan dan ada juga ke kantin.
Sementara nadira memilih untuk belajar.
"Nadira, lo dipanggil bu sarah ke ruangannya" ucap edo setengah teriak karena suasana kelas sangat ribut.
"Oh iya makasih" nadira bangkit dari kursi nya untuk menemui bu sarah, wali kelas mereka.
Tibalah nadira di depan pintu ruangan bu sarah, sebelum masuk nadira dengan sopan mengetuk pintu lebih dahulu.
Tak butuh waktu lama nadira keluar dari ruangan bu sarah. tadi bu sarah hanya berpesan pada nadira kalo nadira harus belajar lebih keras karena beberapa bulan lagi akan diadakan olimpiade antar sekolah.Nadira berjalan di koridor yang sepi karena proses belajar mengajar tengah berlangsung. Tiba-tiba tangan nadira di tarik seseorang dengan kasar menuju toilet. Orang itu lalu menghempaskan nadira kasar ke dinding toilet. Membuat nadira meringis kesakitan.
Plak
Satu tamparan keras dengan mulus mengenai pipi nadira, membuat sudut bibirnya robek.
"Lo jadi orang ganjen banget ya!!" bentak orang itu menahan amarah."Maksud kamu apa qil?" ya, orang itu adalah aqilla.
"Ngak usah sok ngak tau deh lo, gue tau lo pasti suka kan sama kak raefal makanya lo sok caper sama dia. Iyakan?! ngaku lo!!''
"Aku ngak suka sama raefal qill, aku ngak boong" ucap nadira mencoba menghilangkan kesalahpahaman.
"Cihh.. halah emang dasar jalang kegatelan lo!! Gue liat sendiri lo sok-sok an mau jatuh biar raefal nolongin lo" tuduh Aqilla berdecih sinis.
"qill dengerin penjelasan aku dulu-"
"Diam!! Gue ngak butuh penjelasan lo. kalo sampe sekali lagi gue liat lo deket-deket sama kak raefal, gue bakal kasih perhitungan lebih dari ini" ancam Aqilla seraya menarik rambut nadira kuat membuat siempunya meringis kesakitan. Nadira hanya mengangguk sambil menahan sakit di kepalanya. Aqilla tidak tanggung-tanggung menarik rambutnya, rasanya seperti rambutnya ingin terlepas dari kulit kepalanya.
Aqilla pergi begitu saja, sebelum ia pergi ia masih menyempatkan untuk menyiram nadira dengan satu ember air. Kalo kalian pikir nadira menangis jawabanya tidak karena ia sudah biasa mendapat hal seperti ini. Hati dan tubuhnya sudah sangat kebal mendapatkan semua itu.
"Huufft" nadira menghela nafas panjang lalu melenggang pergi meninggalkan toilet.
Nadira melangkah menuju rofftop sekolahnya untuk menenangkan diri sekaligus berjemur agar baju seragamnya bisa kering dengan bantuan sinar matahari.
Udara segar sangat menyejukkan ditambah angin yang bertiup membuat siapapun yang berada disana terasa sangat tenang dan damai. Ini lah alasan nadira sangat menyukai rofftop disaat dirinya ada masalah dan sedih. Nadira memejamkan matanya dengan tangan direntangkan untuk menghirup udara yang sangat menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIRAEFAL
Teen Fiction"Aaaaaa" teriak nadira sambil menyilangkan tangannya di dada. "Makanya jangan asal buka baju" ketus raefal. "Gu-gue ngak lihat" ucap Raefal sambil mengalihkan pandangannya kearah lain. "sedikit" lanjut Raefal lagi dengan bergumam pelan. "Tapi gue ng...