29. Cooking with Papi

6 0 0
                                    

Bumi terus membuntuti kemana kaki Thara melangkah pergi. Mereka tengah berada di suatu tempat yang menyediakan berbagai macam street food. Cewek itu terus berjalan karena tak kunjung menemukan makanan yang ingin ia beli. Bumi merasa kakinya sangat pegal apalagi dengan tas milik Thara yang ia gendong di punggungnya. Entah apa yang dibawa oleh gadis itu, tapi terasa begitu berat.

"Tas lo isinya apa, Tha? Kok agak berat? Padahal udah nggak pelajaran, kan?" Tanya Bumi, bukan bermaksud untuk mengeluh. Thara menoleh lalu menatapnya dengan tajam, dengan gerakan cepat ia merebut tasnya itu lalu menggendongnya kembali di punggung.

"Nggak usah nawarin kalo keberatan." Ucapnya dengan ketus. Bumi meringis pelan, salah lagi salah lagi. Ia melangkah maju menyamai langkah kaki Thara. Dengan jahil, ia tarik tas Thara hingga terjinjing ke atas. Kembali Thara berhenti, ia pukul lengan Bumi dengan keras.

"Biar nggak berat, Tha, makanya gue bantuin." Katanya dengan suara pelan. Memamg maksud Bumi itu baik, tapi caranya saja yang salah dan membuat Thara kesal. Terlihat raut wajah Thara yang kesal dengan giginya yang menggertak. Melihat itu Bumi mengedipkan matanya beberapa kali sambil menampilkan senyumnya dengan ragu. Perlahan-lahan, ia turunkan tangannya yang semula berada di tas Thara.

"Sini gue bawain aja."

Baru setelah itu Thara lepaskan kembali tasnya dan ia berikan kepada Bumi. Fokusnya kemudian teralih pada penjual dimsum yang ramai pembeli disana. Bumi menyadari itu, namun dengan sengaja ia diam hingga Thara mengatakannya sendiri. Berulang kali ia pandang wajah Bumi dan penjual dimsum itu secara bergantian. Sedikit ia tersenyum dengan maksud memberikan kode kepada Bumi. Lelaki itu tidak tahan, ia genggam tangan Thara dan menariknya untuk mendekat.

Thara sedikit berjinjit untuk melihat apakah dimsum yang ia inginkan masih ada atau tidak, dan senyum lega terlihat disana lantaran dagangan penjual itu masih banyak. Ada rasa tidak sabar dalam hatinya, ia ingin mendapat makanan itu dengan cepat, tanpa mengantri. Dilihatnya Bumi yang menampilkan wajah tenang sembari merangkul pundaknya.

"Gue udah nggak sabar, kak." Bisiknya dengan suara pelan. Bumi terkekeh pelan, tidak mungkin dirinya meminta sang penjual untuk mendahulukannya daripada pelanggan lain. Itu sama saja dengan curang.

"Sabar, apa mau cari makanan lain dulu? Biar gue pesenin biar nanti tinggal ambil." Tawar Bumi pada gadis itu. Terlihat Thara yang seperti berpikir, sepertinya hal itu menarik, jadi ia tidak merasa bosan menunggu. Dengan anggukan mantap Thara menjawab, ia lihat Bumi yang tengah berbicara dengan penjual kemudian tak lupa memberikan uangnya.

Mereka berdua kembali berjalan sambil melihat-lihat banyaknya penjual makanan yang menarik disana. Thara jadi bingung sendiri, saking banyaknya makanan yang terjual, ia jadi kesulitan untuk memilih. Dalam hatinya Thara menggerutu, kenapa Bumi tidak peka sama sekali untuk memawari dirinya makanan? Sejak tadi ia terus dibiarkan memilih dan berjalan tanpa diajak mengobrol ataupun sekedar berbasa-basi.

"Lo nggak mau nawarin gue makan apa gitu, kak? Nggak peka banget." Thara berkata lalu memelankan nada bicaranya pada akhir kalimat yang diucapkannya. Jujur Bumi sendiri juga bingung, ia belum pernah lagi mengajak seorang gadis pergi setelah sekian lama. Terakhir kali ia bepergian bersama seorang gadis saat dirinya masih kuliah dulu, mungkin sekitar 4 tahun lalu.

"Gue bingung, Tha, takutnya lo nggak suka, hehe."

"Seenggaknya basa-basi kek."

"Ya udah nenek mau apa?" Pertanyaan jail yang lolos dari mulut Bumi membuat Thara mendelik tajam.

"Maksud lo nenek?!" Seru Thara dengan nada yang cukup tinggi. Sontak orang-orang yang tengah berjalan menatap mereka penih tanya. Sedikit Bumi merasa malu, lantaran tatapan yang mereka berikan seperti orang yang penasaran. Dengan gerakan refleks ia menutup mulut Thara dengan menggunakan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELBITHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang