εννέα - sembilan

670 80 1
                                    

Arion P.O.V

Dengan cepat, aku turun dari punggung Magros dan berlari ke arah Toptap.

"Toptap.."

Saat aku berjongkok disamping Toptap, tubuhnya tersentak. Kepalanya mendongak, sehingga terlihat wajahnya memerah, kali ini bukan karena menahan malu, melainkan karena tangisnya. Dan ya, itu membuat hatiku kembali teriris.

"A-Arion.. kenapa k-kamu di-disini?" Ucap Toptap sambil mengusap wajahnya kasar.

Aku pun menahan tangannya.

"Lesgard melihatmu berlari tadi, jadi dia memberitahuku... apakah kamu mau menceritakan apa yang terjadi hmm?" Tanyaku lembut, sambil mengusap bekas air mata di pipinya itu.

Toptap menunduk, namun dia menggangguk tanda dia setuju.

"Aku ingin jujur... aku harap kamu tidak akan membenciku setelah aku mengatakan semua isi hatiku, tapi jika kamu akan membenciku... itu tidak apa-apa...hiks."

Toptap mulai berbicara tapi sialnya air mata Toptap kembali turun, dan aku tak menyukai itu. Aku hanya ingin melihatnya tersenyum, jikapun menangis, aku ingin itu hanyalah tangisan bahagia.

Aku pun berpindah untuk duduk di depan Toptap, tidak disebelahnya lagi.

"Sstt... jangan pikirkan itu dulu, sekarang katakan saja apa yang kau ingin bicarakan padaku hm?" Aku menggenggam tangan Toptap, berusaha meyakinkan dia bahwa aku akan baik-baik saja dengan apapun yang dia katakan.

"A-Aku.. aku cemburu."

"H-HAH?...e-eh maaf Toptap, m-maksudku, kamu cemburu kenapa? d-dan dengan siapa?"

Ah kenapa aku malah terbata.

"Aku cemburu melihatmu bersama putri Hellen..." Cicit Toptap, bahkan aku hampir tidak mendengarnya. Tapi aku malah tersenyum mendengar perkataan itu dari Toptap.

"... Dan aku kesal padamu. Padahal aku ada di depanmu, tapi kamu sama sekali tak menoleh ke arahku... hiks."

"Toptap, bisa jelaskan padaku lebih banyak hm? kenapa kamu bisa cemburu melihat ku bersama putri Hellen?" Ku tarik dagu Toptap.

"Karena aku mencintaimu Arion... Aku mencintaimu."

*Deg..

Aku tak bisa berkata-kata, Toptap mengatakan itu dengan menatap mataku lekat. Jangan lupa dengan air matanya yang terus mengalir. Tidak mungkin kan dia berbohong?

"Hiks... Aku tahu, pasti kamu tidak nyaman dengan perkataanku tadi...hiks... silahkan pergi saj-"

*Cup...

Arion P.O.V end

Belum menyelesaikan kalimatnya, bibir merah Toptap sudah dibungkam oleh bibir pria di depannya itu, bibir Arion.

Toptap yang dibungkam oleh ranum Arion mendelik, belum siap dengan ciuman itu. Bahkan dia tak menyangka dapat balasan seperti ini dari Arion.

"Tidak, jangan katakan itu... Apa kau tau Toptap? Aku juga mencintaimu... sangat mencintaimu... ya, bisa dibilang pertemuan kita sangatlah singkat. Tapi tetap saja perasaan di hatiku ini tidak dapat ku hilangkan...

...Rasa ingin selalu melindungimu dan tak ingin kamu terluka, rasa tak ingin melihatmu bersedih, rasa selalu mengagumimu, rasa ingin memilikimu seorang, rasa khawatir padamu, dan tentu saja rasa ingin selalu bersamamu serta rasa tidak ingin kehilangan dirimu...

...Semua rasa itu muncul saat aku bertemu denganmu, Toptap."


Katakanlah dia banyak bicara, tapi Arion sudah tak bisa lagi menahan perasaannya. Semua yang ia rasakan ketika bersama Toptap, kali ini akhirnya ia ungkapkan. Bahkan air mata Arion turun dengan derasnya.

Soulmate - bxb [I & II] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang