แปด - delapan

524 60 0
                                    

"Makanya aku punya kalung ini kak..."

Toptap menjelaskan bagaimana ia bertemu Arion di peradaban yunani kuno, yang ia pikir Arion sudah bereinkarnasi menjadi Joss sekarang.

Setelah menjelaskan secara detail semuanya pada Pavel, Toptap pun menunjukkan kalung pemberian Arion yang masih melekat pada lehernya hingga saat ini. Bermaksud agar kakaknya percaya akan omongannya itu.

Pavel sedari tadi hanya menganga mendengar semuanya.

"Wow... kakak ga nyangka kejadian ini bisa bener-bener terjadi di kamu dek."

Awalnya Pavel sedikit ragu, namun ia percaya setelah melihat adiknya menangis saat menceritakan semuanya tadi ditambah kalung emas yang ia pikir tak mungkin Toptap menghabiskan uangnya hanya untuk membeli hal itu.

"Boleh kakak pegang kalungnya?" Tanya Pavel yang penasaran. Toptap pun mengangguk.

"Shia... ini beneran."

"Arghh... aku pusing kak gimana kasi tau ke Joss nanti."

"Sabar, pelan-pelan aja... jangan tergesa-gesa. Kalian baru aja jalin hubungan kan."

"Iya kak..."

"Ngomong-ngomong tentang Arion, apa kamu masih ada rasa sama dia?"

"Soal itu aku yakin sekarang rasa yang aku milikin sepenuhnya buat kak Joss, kak. Tapi tentu aja aku masih ingat Arion, sebagai kenangan indah di hidup aku."

"Baguslah, setidaknya kamu memutuskan buat milih satu diantara mereka... walaupun mereka orang yang sama di kehidupan yang beda."

"Iya kak..." Kata Toptap dengan matanya yang berkaca-kaca kembali, menahan tangis.

"Aw, adiknya kakak sedih lagi... sini peluk." Pavel yang melihat air di pelupuk mata adiknya pun membuka tangannya lebar.

Toptap segera memeluk kakaknya itu. Toptap tak butuh waktu lama untuk membuat bahu Pavel basah, basah oleh air matanya.

***

Joss melangkahkan kakinya menuju sebuah rumah yang terlihat sangat mewah, di pinggir pantai dan jauh dari keramaian.

Hingga Joss masuk ke dalam rumah megah itu, terlihat banyak kedua orang tua Joss berbincang di ruang tengah bersama keluarga Ayutthaya, termasuk Chariya.

'Loh ngapain mereka disini?' Tanya Joss yang mengira di rumah itu hanya ada keluarganya sendiri.

"Wah, tumben kamu kesini lagi nak." Kata seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayah Joss sendiri.

'Kalau ga disuruh juga aku ga bakal ke sini...' keluh Joss dalam hati.

"Ah iya ayah..."

"Ayo duduk nak." Ajak sang ayah.

Joss mendudukkan dirinya di sofa yang ada disana. Joss sebenarnya tak tau apa maksud ayahnya memanggilnya kesini terlebih lagi ada keluarga Ayutthaya.

"Ayah memanggilmu karena ayah dengar kamu merekrut Chariya sebagai sekretarismu, benarkah?"

"Iya ayah benar." Joss menjawab singkat karena saat ini ia tak ingin banyak omong.

"Aku senang Chariya bisa bekerja bersama anakmu, Aran... kelihatannya mereka sangat cocok bukan?" Kata Kamnan, ayah dari Chariya. Mereka pun tertawa disana kecuali Joss.

"Tentu saja, maka dari itu waktu ini aku sempat ingin menjodohkan mereka kan?" Kata Aran, ayah dari Joss.

'Tcih, sudah ku duga bahasaannya bakal begini.' Kesal Joss dalam hati.

Soulmate - bxb [I & II] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang