δώδεκα - dua belas

610 77 0
                                    

"Ah, sudah malam... tak terasa kita sudah cukup lama di istana."

"Benar sekali... hah... aku saja sudah merasa lelah." Arion yang mendengar kata 'lelah' dari kekasihnya pun langsung menoleh ke Toptap.

"Ayo kita pulang, kasihan kamu."

"Baiklah, tapi jangan khawatir Arion, aku lelah hanya sedikit.... segini." Ucap Toptap dengan jari jempol dan telunjuk yang disatukan seperti mencubit, untuk meyakinkan Arion bahwa ia hanya sedikit lelah.

"Lucu sekali kamu... ya sudah, ayo." Arion yang melihat tingkah Toptap saat ini sebenarnya ingin sekali melahap kekasihnya itu. Hanya saja ia tahu saat ini tempat mereka berada sangatlah tidak tepat untuk melakukan hal itu.

Mereka mulai berjalan pulang. Namun tak jauh dari istana, ada seorang nenek yang terlihat kesusahan untuk berjalan karena ia membawa kayu bakar yang cukup banyak di punggungnya.

"Hey Arion, lihatlah nenek itu... kasian sekali dia membawa kayu bakar itu... emm bagaimana kalau kita bantu saja?"

"Eh? Toptap, sepertinya aku mengenal nenek itu... Oh itu nenek Vienne.. ayo kita bantu." Arion yang mengenali nenek itu pun bergegas menuju arah nenek Vienne yang ia sebut."

"Nenek... sini biar Arion bantu."

"Terima kasih nak Arion... tolong bawa sampai depan rumah nenek."

"Baik nek." Rumah nenek Vienne tidak jauh dari posisi mereka saat ini. Setelah merela bertiga sampai di rumah nenek Vienne, mereka pun duduk sebentar sambil mengobrol.

***

"Nama yang bagus, Dion... tapi nama aslimu pasti lebih bagus."

"Ehh kenapa nenek tau?"

"Hmm... Toptap, nenek Vienne adalah salah satu peramal di kota ini, dia mengetahui banyak hal!" Ucap Arion antusias.

"Cukup nak Arion... nenek tidak sehebat itu... nenek hanya mengetahui beberapa hal saja..."

"... Ehh apa nenek boleh mengatakan sesuatu tentang hubungan kalian ini?" Tiba-tiba nenek Vienne ingin mengatakan suatu hal.

"Tentu saja nenek..." - Arion

"Iya nek, tentu... katakan saja..." - Toptap

"Kalian mungkin sudah tau bahwa tak lama lagi kalian akan berpisah... tapi ingat ini nak. Itu bukanlah perpisahan kalian, melainkan itu merupakan awal dari pertemuan kalian nanti..."

"M-maksud nenek?" Toptap sedikit kebingungan, begitupun dengan Arion. Namun arion memilih diam dan mendengar apa yang akan nenek Vienne katakan.

"...Kalian merupakan pasangan yang ditakdirkan bersama... mau itu di masa lalu, masa sekarang, juga di masa depan... hanya saja waktu yang memisahkan kalian, namun waktu juga yang akan mempertemukan kalian..."

"... ketika kalian berpisah nanti, ingatlah bahwa kalian pasti akan dipertemukan kembali..."

Nenek Vienne menjeda ucapannya lalu meraih tangan Arion dan Toptap, menyatukannya di tangannya yang sudah keriput.

"... seperti yang nenek katakan, karena kalian ditakdirkan bersama, untuk saling memiliki satu sama lain. Di segala waktu. Pasti kalian akan bertemu."

Toptap tak bisa menahan air matanya, kembali memikirkan perpisahannya dengan Arion. Namun dia juga memikirkan perkataan nenek Vienne bahwa dirinya dan Arion pasti akan bertemu.

Bagaimana dengan Arion? Arion juga memikirkan perpisahannya dengan Toptap. Tidak bohong, hatinya sangat sakit mendengar kata 'perpisahan' yang tentu saja sebenarnya dia belum siap dengan itu. Namun setelah mendengar bahwa mereka ditakdirkan bersama, kata 'perpisahan' itu tidak menakutkan lagi baginya.

Soulmate - bxb [I & II] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang