04

66 7 0
                                    

Seorang perempuan sedang menyibukkan dirinya di dapur. Dibuatnya beberapa roti lapis dan tiga gelas teh madu. Sudut bibirnya terangkat menampakkan gigi rapinya ditambah lesung pipit yang menambah keindahan senyuman di wajahnya saat dilihatnya sarapan yang disiapkannya sudah selesai.

"aku harus memanggil mereka." kata orang itu, Rain.

Tetapi sebelum dia pergi dari dapur, suara gaduh dua orang yaitu Yoohan dan Mina menghentikan langkahnya.

"ayolah oppa, datanglah ke tempat salonku sore nanti." Kata Mina merengek.

"tidak mau, aku ada banyak pekerjaan yang belum terselesaikan." Kata Yoohan menolak.

"kalau begitu bagaimana dengan malam hari? anggap saja kau menjemputku untuk pulang. Hm?" tawar Mina lagi.

"apakah benar aku hanya akan menjemputmu? Kau tidak akan merencanakan kencan butaku dengan temanmu kan?" kata Yoohan curiga.

Pernah sekali kejadian Mina menyuruh Yoohan untuk menjemputnya, tetapi ternyata Mina malah mempertemukan teman dekatnya dengan Yoohan dan jadilah kencan buta dadakan.

"tidak akan." kata Mina sambil tersenyum canggung.

"kau berbohong, sangat tampak dari raut wajahmu." kata Yoohan lalu duduk di salah satu kursi di dekat meja makan sedangkan Mina berdecak kecewa.

"selamat pagi adikku." Kata Yoohan tersenyum kepada Rain.

"selamat pagi juga oppa. Aku sudah siapkan teh madunya." balas Rain lalu tersenyum.

"oppa baiklah aku akui, aku ingin mempertemukanmu dengan seseorang." Kata Mina duduk di sebelah Yoohan dan mendapat tatapan tajam dari Yoohan.

"tidak bisakah oppa bertemu sekali saja dengan Sana? Tolonglah." Mohon Mina.

"tidak mau." Kata Yoohan tegas.

"kenapa??" kata Mina merengek.

"aku tidak mau dengannya." Kata Yoohan.

"kalian kan pernah bertemu beberapa kali." Kata Mina.

"itu karena bersangkutan dengan pekerjaan, dan juga dia sudah memiliki pacar, apa yang akan dikatakan pacarnya? bagaimana jika keluar gosip? Aku tidak ingin citra baik yang sudah ku bangun sampai saat ini hancur seketika." Kata Yoohan lalu memakan roti lapis.

"dia sudah putus dari pacarnya, walaupun agensinya belum mengkonfirmasinya. Oppa hanya bertemu saja, aku tidak meminta oppa untuk memacarinya." Kata Mina.

"kalau dia mengajakku pacaran bagaimana? kau mau tanggung jawab?" kata Yoohan tegas.

"tidak... tapi... hah!" kata Mina menghentikan perkataannya lalu membuang nafas kasar.

Yoohan yang melihat Mina tampak sangat gusar pun menghentikan kegiatan sarapannya lalu duduk menghadap Mina.

"memangnya apa keuntungan yang akan kau dapat jika aku bertemu dengannya?" Tanya Yoohan.

"jika oppa bertemu dengannya, dia akan menerima tawaran untuk menjadi model kosmetik salon kami." Kata Mina lemas lalu memakan roti lapis.

"hanya itu saja?" Tanya Yoohan dan dibalas anggukan oleh Mina.

"kau bisa menggunakan orang lain. Kenapa kau mau memakai model yang menginginkan syarat secara pribadi? Karena itu aku tidak mau." Kata Yoohan.

"apa sulitnya hanya bertemu dengannya? Sana adalah orang yang baik." Kata Mina kesal.

"dia memang baik, tapi dia seharusnya bisa membedakan antara urusan pekerjaan dan urusan pribadi." Kata Yoohan.

"entalah, aku tidak kepikiran dengan orang lain." Kata Mina malas.

The Safe TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang