16

39 6 0
                                    

Rain masuk ke dalam salah satu gedung kecantikan di pusat kota Seoul. Beberapa orang yang mengenalinya tersenyum menyapa Rain dan dibalas senyum ramah oleh Rain. Rain masuk ke dalam salah satu ruangan dengan pintu berwarna mint di lantai 4.

"Wow!" kata Rain takjub melihat ruangan itu.

"Jika ingin merawat bunga kenapa tidak di rumah saja?" tanya Rain melihat cukup banyak buket bunga di dalam ruangan itu.

"Apakah kau pikir aku ingin merawatnya?" tanya wanita yang sedang duduk di dalam ruangan itu.

"Tidak, kakak kan tidak suka bunga." Kata Rain, Wanita itu mengangguk.

"Kau sangat memahami diriku, sebagai hadiah kuberikan satu tiket gratis untuk mencoba semua fasilitas hari ini." Kata Wanita itu, Hwang Mina.

"Tentu saja, apa gunanya memiliki seorang kakak pemilik salon terbaik di kota seoul jika tidak bisa menggunakan fasilitasnya secara gratis?" kata Rain.

"Dasar bocah." Canda Mina, Rain terkekeh.

"Tapi sepertinya, kakak harus memberikan tiket gratisnya satu lagi." Kata Rain.

Mina menatap Rain kebingungan. Hingga saat bunyi ketukan pada pintu berhasil mengalihkan pandangan mereka berdua. Pintu terbuka.

"Sean!" kata Mina terkejut bercampur rasa gembira.

"Aku datang." kata Sean diikuti senyum manisnya.

"Tiba-tiba? Kenapa tidak menghubungi dulu?" kata Mina lalu berjalan mendekati Sean yang sudah masuk ke dalam.

"Kejutan!" Kata Sean lalu mendapat pukulan kecil dilengannya.

"Ayo makan siang bersama." Kata Sean sambil mengangkat makanan yang dibawa olehnya. Mina mengangguk lalu mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Dimana aku akan duduk?" kata Sean melihat sofa yang dipenuhi oleh buket bunga.

Mina pun berjalan ke sofa itu lalu memindahkan buket itu ke lantai secara sembarang membuat beberapa bunga menjatuhkan kelopaknya.

"Ya... pelan-pelan, buketnya jadi rusak." Kata Sean.

"Tidak apa-apa." kata Mina lalu duduk di sofa.

"Kenapa tidak apa-apa? Membuang uang saja." Kata Sean ikut duduk.

"Bukan uangku." Kata Mina lalu membuka kantong makanan di hadapannya.

"Kalau begitu dari mana asal bunga-bunga ini?" tanya Sean.

"Tentu saja dari para fans tercinta." Kata Rain lalu memakan sepotong daging yang ada di hadapannya.

"Bukan fans tercinta, tapi fans gila." Kata Mina lalu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Rain tertawa pelan lalu kembali fokus pada makanannya. Sean yang paham akan hal itu pun menggelengkan kepalanya pelan.

"Sepertinya kau salah memilih profesi, seharusnya kau berprofesi sebagai idol saja." Kata Sean.

"Buka mulutmu." Kata Mina pada Sean.

Sean pun membuka mulutnya. Dengan cepat Mina pun memasukkan beberapa potong daging ke dalam mulutnya.

"Makan saja. Apa yang kau ketahui tentang profesiku? Aku bahkan sudah sangat terkenal di bidang ini." Kata Mina tidak terima dengan perkataan Sean.

"Benar, kakak yang terbaik." Kata Rain lalu memberikan acungan jempol pada Mina.

Mina tersenyum sedangkan Sean mulai mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.

"Apa buktinya?" kata Sean, Mina pun menunjukkan semua buket bunga yang ada di sekitarnya, Sean mengangguk mengerti.

The Safe TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang