Seseorang yang memakai masker hitam berjalan melalui gang yang cukup besar yang cukup gelap dan sepi. Dia berjalan menyusuri gang itu dengan sesekali melihat ke sekitar. Tidak jauh lagi dia akan sampai ke jalan besar, dimana terdapat orang-orang yang masih berlalu lalang walaupun saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Langkah kakinya terhenti saat dilihatnya beberapa orang yang sedang merundung seorang perempuan yang sudah menundukkan kepalanya.
"tidak usah dihiraukan, abaikan saja. Ini yang terbaik untukmu. Terlalu banyak berurusan dengan orang lain bisa mempengaruhi karirku." Kata seseorang itu pelan pada dirinya sendiri.
Beberapa orang itu semakin mendekati perempuan itu. Tampak mereka sesekali mendorong bahu perempuan itu sehingga membuatnya mundur sedikit demi sedikit untuk menghindarinya.
"sudah dikatakan jangan dekati dia, mengapa kau sulit untuk diberitahu? Apa kau tidak mengerti apa arti dari 'menjauhi'?" kata seseorang yang rambutnya dikucir satu.
"beri saja pelajaran. Seseorang terkadang harus diberitahu dengan cara yang kasar agar dia dapat mengerti." Kata seseorang lain yang sedang mengunyah permen karet.
"aku saja yang melakukannya. Hari ini aku kesal sekali karena dia tidak mau menerima tawaranku untuk makan siang bersama." Kata seseorang yang mucul dari belakang mereka. Seseorang itu melepaskan topinya lalu memakainya kembali sambil berjalan mendekati perempuan itu. Orang itu mendorong perempuan itu hingga ia jatuh ke jalanan.
Dia berjongkok lalu menarik rambut perempuan itu, hal itu membuat perempuan itu berteriak kesakitan.
"akh... aku sangat muak" kata seseorang yang berjalan tadi menghentikan aksi mereka.
"aku tidak bisa puas memakan makanan kesukaanku karena aku memakannya sudah lewat jam makan malam, dan melihat kalian berbuat seperti ini semakin merusak suasana diriku." Kata orang itu berjalan mendekati mereka.
"kau siapa?" kata orang yang memakan permen karet.
Seseorang itu tidak menghiraukan pertanyaan dari orang yang memakan permen karet itu. Dia malah mendekati perempuan yang terduduk di jalanan itu lalu membantunya berdiri.
"apakah kau tuli? Kenapa tidak menjawab pertanyaan kami?" kata seseorang yang rambutnya dikucir.
"aku polisi." Kata orang itu.
"apa?" kata orang yang memakai topi.
"ah... tidak tidak. Aku bukan seorang polisi, tapi aku pernah bercita-cita ingin menjadi polisi saat aku berumur 6 tahun, kalian tahu kenapa? Karena saat itu aku sangat suka menonton film action." Kata orang itu sambil tersenyum dipaksakan.
"siapa yang ingin tahu apa cita-citamu saat berumur 6 tahun?! Jika kau tidak ada urusan, kenapa kau tidak pergi saja?" kata orang yang memakai topi.
"dasar orang sinting." Kata orang yang memakan permen karet lalu tertawa kemudian diikuti 2 orang yang lainnya.
"aku ingin berbicara hal yang lain." Kata orang itu.
"berhentilah membual, pergi sana!" kata orang yang rambutnya dikucir.
"akh... aku semakin muak" kata orang itu lalu menaikkan kakinya hingga sampai kedepan wajah seseorang yang rambutnya dikucir itu dengan cepat hingga membuatnya terkejut.
"ayahku pernah bilang, apapun jenis kelaminmu kau bisa mempelajari seni beladiri apapun. Karena itu aku memilih taekwondo. Ah... tadi aku ingin mengatakan aku sudah belajar taekwondo dari umur 6 tahun tapi siapa sangka aku akan langsung mempraktekkannya saat ini." Kata orang itu dengan nada meremehkan lalu menurunkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Safe Time
Fanfiction📌 Follow Dulu Sebelum Baca 😊 Menjadi terbaik dalam bidang pekerjaanku adalah hal yang terhebat, tapi menjadi terbaik baginya adalah hal yang luar biasa. Karena itu aku memerlukan waktu yang bisa membuat perjalanan hidup terkesan menyenangkan serta...