11

29 7 0
                                    

Winter keluar dari kamar mandi dengan handuk yang berada di lehernya.

"Segarnya!" kata Winter lalu duduk di sofa.

Winter menyandarkan tubuhnya pada sofa lalu memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian matanya terbuka saat indra pendengarannya mendengar suara pintu apartemennya terbuka, menampilkan sosok manajer Yoon yang datang sambil membawa beberapa kantung tas.

"Sudah kukatakan supaya diantar besok saja unnie. Bukankah sangat melelahkan untuk naik kemari dua kali?" kata Winter melihat manajer Yoon yang membawa beberapa kantung tas.

Setelah manajer Yoon mengantar Winter ke apartemennya untuk memastikan agar Winter segera beristirahat, manager Yoon mengingat kalau ada barang pemberian sponsor yang harus diberikan kepada Winter.

Oleh karena itu manajer Yoon kembali pergi mengambilnya di mobil walaupun Winter sudah mengatakan agar barang itu diantarkan besok saja.

"Besok adalah hari libur, aku tidak ingin pergi kemana-mana. Aigoo lelahnya..." Kata manajer Yoon lalu bersandar di sofa diakhir kalimatnya.

"Benarkan? Unnie juga tahu bagaimana rasanya dipaksa bekerja saat libur atau bagaimana rasanya jika hari libur itu diganggu. Lalu kenapa unnie masih saja menyuruhku datang ke agensi padahal hari ini adalah hari liburku?" kata Winter.

"Itu adalah hal penting, jika kau bisa melakukannya sekarang, kenapa harus diundur? Sama seperti aku saat ini. Aku menyempatkan diri untuk mengantarnya sekarang karena memang selagi bisa." Kata manager Yoon.

"Hah... aku tidak memahami bagaimana cara unnie di dalam bekerja." Kata Winter mengalah.

"Pokoknya, selama 6 hari ke depan, jangan pernah menghubungi aku terkait masalah pekerjaan. Jika unnie melakukannya, saat itu juga nomor unnie akan aku blokir." Kata Winter.

"Coba saja jika berani!" kata manager Yoon.

"Tentu saja aku berani! unnie tahu, aku sudah berubah." Kata Winter.

"Iya, aku tahu. Kau sudah berubah dari Winter yang kukenal 2 tahun yang lalu." Kata manager Yoon.

"Benar." Kata Winter menyetujuinya.

"Kau berubah menjadi lebih kuat, lebih giat, lebih bekerja keras, lebih tidak mudah menyerah, dan lebih menyenangi pekerjaanmu." Kata manager Yoon bangga, Winter terkekeh pelan.

"Hanya satu saja yang tidak berubah, temperanmu yang masih suka bersikap tidak seperti idol, tidak seperti layaknya seorang idol perempuan." Kata manager Yoon.

"Sudah kukatakan aku bertingkah seperti hanya untuk unnie saja, karena aku sudah nyaman. Aku bahkan terkenal sangat ramah di kalangan fansku." Kata Winter.

"Penuh kepalsuan." Kata manager Yoon mengejek.

"Tidak apa-apa, yang penting aku suka." Kata Winter enteng dan itu berhasil mendapat tawa dari manager Yoon.

"Tapi aku tetap bersyukur atas perubahan pada dirimu itu." kata manager Yoon.

"Aku juga begitu, aku juga sangat berterima kasih karena itu." kata Winter.

"Berterima kasih kepada siapa?" tanya manager Yoon.

"Pada diriku dan juga orang lain."

"Orang lain siapa?"

"Ada, seseorang yang baik." kata Winter memandang lurus ke depan.

Flashback, 2 tahun yang lalu.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Winter masih setia berdiri diatas rooftop agensinya dan menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Titik hujan mulai turun dan hal itu tidak membuat Winter pergi untuk mencari tempat berteduh.

The Safe TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang