06

44 6 3
                                    

Rain pov.

Sekujur tubuhku mulai bergetar saat ketiga orang itu menghampiriku dengan tatapan yang dipenuhi dengan kemarahan serta kebencian terhadapku. Aku berjalan mundur sedikit demi sedikit hingga akhirnya aku terpojok oleh sebuah pohon besar yang menghalagi langkahku.

Mereka mendekat kemudian salah satu dari mereka yang kukenal dengan nama Kang Jisu itu tersenyum sinis lalu mendorong kedua bahuku sehingga membuat punggungku bertabrakan dengan pohon besar itu.

"harus berapa kali kukatakan agar kau mau mengerti? Bukankah sudah sangat sering aku katakan supaya kau menjauhi Yunho? Apa yang harus kulakukan agar kau dapat mengerti?" kata Jisu marah.

"aku tidak melakukan apa-apa dengannya dan aku juga tidak ada hubungan apa-apa dengannya." Kata Rain gugup.

"benarkah? Lalu apa yang dimaksudkan dengan hadiah yang dikatakannya tadi? Kau pasti menggodanya makanya kau mendapat hadiah darinya." Kata Jisu lagi.

"dia hanya tiba-tiba memberikanku hadiah, aku tidak meminta padanya." Kata Rain.

"lalu kenapa kau menerimanya? Seharusnya kau tolak saja!" kata Jisu semakin marah.

"tenanglah. Apa kau masih tidak paham dengan maksudnya menerima pemberian Yunho?" Tanya temannya, Park Yeji.

"sangat jelas, tentu saja dia ingin membuka jalan agar mereka bisa lebih dekat." Balas temannya yang lain, Kang Yuna.

"tidakkah kau merasa kalau kau tidak cocok berada disampingnya?" kata Jisu semakin marah.

"jika kau sadar sebaiknya pergilah."

"berhenti bersikap lugu dan katakan apa yang akan kau tunjukkan selanjutnya." Kata Jisu dengan amarah yang semakin menjadi-jadi.

"kenapa? Kau tidak ingin mengatakan apa pun?" kata Yeji.

"dengan bersikap lugu seperti itu kau tidak akan lepas dari masalah ini." Kata Yuna menambahi.

"Ah! Aku tahu, kau pasti menunjukkan ekspresi wajah seperti itu sehingga Yunho bersikap seperti itu padamu kan? Tapi... sepertinya kau salah mengartikan. Yunho melakukan itu padamu bukan karena dia suka, tapi dia kasihan terhadapmu." Kata Jisu.

Hal itu berhasil membuat air mata Rain mengalir membasahi pipinya.

"kau tahu kan bahwa aku dan Yunho sudah mengenal cukup lama. Mulai dari masih sekolah dasar sampai sekarang. Apakah menurutmu aku tidak mengenal dirinya dengan sangat baik?" kata Jisu semakin mendekatkan dirinya dengan Rain.

"dia hanya ingin memanfaatkanmu, dia ingin memanfaatkan bakatmu dalam hal membuat model pakaian. Tapi apakah kau tahu apa yang akan dilakukannya setelah itu? Dia akan membuangmu seakan seperti kau adalah barang bekas." Kata Jisu berbisik ketelinga Rain.

Perkataan pelan yang dilontarkan oleh Jisu membuatnya mengepalkan tangannya menahan sakit hatinya mendengar perkataannya. Rain menutup matanya sambil mencoba memendam sakit hatinya lalu mencoba untuk memberikan pertahanan diri.

"dia bukannya memanafaatkanku, tapi dia ingin mencari inspirasi." Kata Rain pelan tapi masih didengar oleh mereka bertiga. Hal itu membuat Jisu memundurkan langkahnya.

"kau semakin berani dari yang kuduga." Kata Jisu mulai jengkel.

"melihat dirimu yang berpura-pura kuat dan mencoba menyangkal semuanya membuatku semakin jengkel." Kata Jisu lagi.

"tidak bisakah kau melepaskan dan membiarkan aku saja?" kata Rain mencoba menahan air matanya.

"apa katamu?" Tanya Jisu.

"aku memintamu untuk melepaskanku, tidak! aku memohon, jika kau melihatku anggap saja aku orang lain dan abaikan saja aku." Kata Rain.

"bicaramu sangat lancar sekali." Kata Yeji sambil meberikan tatapan sinis.

The Safe TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang