Surprise | Special Mother Day

373 45 9
                                    

Saat matahari terbenam, seorang wanita―yang berusia seperempat abad―baru saja pulang dari tempatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat matahari terbenam, seorang wanita―yang berusia seperempat abad―baru saja pulang dari tempatnya bekerja. Begitu masuk ke dalam rumah, banyak mainan berserakan dimana-mana. Belum lagi banyak bungkus bekas makanan ringan. Gadis itu menutup mata sejenak sambil menghela nafas. Meletakkan belanjaan yang ia bawa di dapur lalu membereskan kekacauan yang ada.

Sekitar setengah jam ia habiskan untuk membereskan rumah, ditambah dengan memasukkan beberapa baju kotor―yang tak sengaja ia temukan di bawah kursi dan juga meja―ke keranjang cucian.

Dirasa semuanya sudah beres, ia langsung mengeluarkan bermacam-macam bahan makanan dari kantong plastik yang tadi ia bawa. Memasak semuanya menjadi berbagai hidangan, lalu menyajikannya di atas meja makan.

"Anak-anak, waktunya makan!" Serunya sedikit berteriak. Ia yakin anak-anak sedang ada di lantai atas.

Tidak lama kemudian beberapa anak sedikit berlari―seakan berlomba-lomba siapa yang lebih dulu tiba di meja makan dia yang menang.

"Hati-hati! Kalau turun dari tangga tidak boleh lari-lari, bagaimana kalau nanti jatuh?" Peringatnya.

Salah satu anak lelaki―yang lebih dulu tiba di meja makan―cengengesan. "Hehe ... Maafkan kami, Kak Yeri."

Yeri menghampiri salah satu anak yang berjalan tertatih lalu menggendongnya. "Kaki Rowoon kenapa?"

"Tadi Rowoon jatuh saat sedang bermain, Kak." Jawab Eunseo yang sudah memegang sendok―bersiap untuk makan.

"Kenapa tidak ada yang membatu Rowoon?" Yeri menatap satu-persatu anak yang sudah duduk di kursi meja makan.

Semua anak menundukkan kepala mereka, tidak ada yang berniat menjawab.

Yeri menghela napas, memcuang rasa marah yang sempat ingin ia keluarkan tadi.

"Sebelumnya Kak Yeri minta maaf karena pulang telat. Kakak tau kalian sudah lapar, tapi jangan seperti ini lagi, ya? Kita ini keluarga. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menolong?" Yeri berkata dengan suara lembut, tidak ingin menyakiti perasaan mereka.

"Maafkan kami, Kak Yeri." Balas anak-anak serempak.

"Kalian sudah lapar, bukan? Kita mulai saja makannya." Yeri kemudian duduk di kursi tengah―tempat yang diperuntukkan untuk kepala keluarga―dengan Rowoon dipangkuannya.

Saat Yeri sudah duduk, anak-anak sudah bersiap untuk menyuapkan makanan. Lalu terhenti begitu mendengar seruan Eunwoo―anak tertua dari mereka semua.

"Hei! Kita harus berdoa lebih dulu," ucapnya.

Yeri tersenyum. "Eunwoo pintar sekali. Nah, sekarang Eunwoo pimpin berdoa."

Yeri melihat semuanya memejamkan mata sambil menyatukan kedua tangan mereka. Senyum bahagia langsung terukir di bibirnya. Rasa lelah yang sempat ia rasakan tadi langsung hilang begitu saja.

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang