Kembali | Joshua Hong

220 30 8
                                    

Joshua Hong, seorang pengusaha yang begitu sukses di usia yang masih terbilang muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joshua Hong, seorang pengusaha yang begitu sukses di usia yang masih terbilang muda. Namun, title pengusaha muda yang sukses tidak membuatnya ikut sukses dalam hal percintaan. Ditambah rumor tak berdasar yang menyebar luas tentang si pengusaha yang sudah pernah menikah dan dikaruniai seorang anak.

"Apa jadwalku selanjutnya?" Tanya Joshua setelah duduk nyaman di kursi penumpang belakang mobilnya.

Chan―sekretaris Joshua―melihat layar tablet yang berada di genggamannya.

"Sekarang mengambil rapor Anna, lalu setelahnya ada dinner yang dijadwalkan oleh Tuan Besar."

Joshua memijat pangkal hidungnya. "Dengan siapa lagi kali ini?"

"Stephanie Huang, putri dari Direktur Utama Heaven Entertainment," jawab Chan dengan sigap.

Kening Joshua mengerut. "Kenapa selera kakek semakin aneh saja? Sudah tau aku tidak suka diliput media, malah dia sengaja ingin membuatku diliput media."

"Jadi, bagaimana?" Tanya Chan menatap Joshua kebingungan.

"Sekarang berangkat ke sekolah Anna saja. Biar aku pikirkan alasan untuk menolaknya nanti."

Chan mengangguk mengerti. Ia segera menyalakan mesin mobil.

"Kau akan berterimakasih padaku karena sudah memilih sekolah itu untuk Anna," ucap Chan begitu percaya diri sebelum melajukan mobilnya.

Joshua berdeham, kepalanya ia sandarkan ke belakang dan kedua matanya ia tutup, mecoba mengusir pusing yang mendera kepalanya.

"Hm, aku percaya pilihanmu, Chan."

***

Kim Yerim, seorang sarjana pendidikan yang langsung mengajar di sebuah taman kanak-kanak begitu lulus dari studinya.

Hari ini merupakan pembagian rapor peserta didik yang diajarnya selama semester pertama ini. Semua orang tua atau wali diberitahu untuk berkumpul di ruang kelas anaknya masing-masing.

Dengan setumpuk rapor milik anak didiknya, Yerim masuk ke dalam ruang kelas yang sudah penuh dengan orang tua atau wali dari setiap murid. Ia menyimpan semua rapor yang dibawa ke atas meja guru lalu berdiri di depan kelas.

"Selamat pagi Bapak/Ibu. Cuaca hari ini cerah sekali, bukan?" Tanya Yerim dengan senyum lebar.

"Seperti yang sudah disampaikan, hari ini adalah pembagian rapor dari anak Bapak/Ibu semua. Sebelumnya, saya diberi pesan oleh staf tata usaha untuk segera mendaftar bagi yang ingin ikut kegiatan rekreasi nanti. Saya harap sudah ada jawaban saat rapor dibagikan, ya."

Yerim tersenyum ramah kemudian duduk di kursi guru. Mulai membagikan rapor satu-persatu, memberitahukan perihal perkembangan dan apa yang harus lebih diperhatikan lagi dari anak didiknya.

Semuanya sudah selesai dibagikan, hingga hanya tersisa seorang murid perempuan di pojok ruangan.

Yerim menghela napas pelan lalu menghampiri anak didiknya itu. "Anna? Kenapa hanya diam di sini? Biasanya Anna duduk di depan bersama Bu Guru menunggu Paman Chan datang menjemput."

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang