Confess | Liu Yangyang

161 30 11
                                    

"Chan, nanti lo ikut summer camp, 'kan?" Tanya Yangyang pada Haechan yang duduk di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chan, nanti lo ikut summer camp, 'kan?" Tanya Yangyang pada Haechan yang duduk di sampingnya.

"Hm," jawab Haechan sambil mengangguk. "Sebenernya gue tuh males ikut, tapi karena Kak Yeri ikut, jadi gue ikut juga. Mana bisa gue tinggalin kakak gue sendirian."

Yangyang menoleh, menatap pada Haechan yang kini tengah membaringkan diri di atas rumput seraya menatap langit yang terhalangi dedaunan pohon. Sekedar informasi, mereka baru selesai bermain sepak bola.

"Kak Yeri juga ikut?"

Haechan mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar pada batang pohon kokoh di belakangnya.

"Iya. Soalnya Kak Yeri jadi salah satu panitia. Gue heran deh, Kak Yeri tuh udah super sibuk belajar buat ujian nanti tapi masih sempet-sempetnya ikutan kegiatan kek gini."

"Positive thinking aja, Chan. Mungkin dia mau ngabisin waktu sekolahnya dengan sebaik mungkin."

"Hm, bisa jadi."

Haechan berdiri dan menepuk celananya, membersihkannya dari debu yang menempel.

"Gue pulang dulu, mau siap-siap buat besok." Pamit Haechan sebelum meninggalkan Yangyang yang masih duduk di bawah pohon rindang selepas mereka bermain sepak bola bersama teman-teman yang lain.

***

Haechan mengetuk pintu kamar Yeri tiga kali lalu membuka pintunya. Dan terlihatlah Yeri yang sedang mengemas beberapa pakaian ke dalam ransel yang akan dibawa nanti.

"Kak, lo beneran mau ikut?" Tanya Haechan sambil duduk di kursi belajar Yeri.

"Iya. Lagian Pak Yoo minta kakak buat ikut," jawab Yeri sambil memasukkan hoodie ke dalam ranselnya.

"Kenapa gak ditolak aja? Kakak kan lagi sibuk belajar buat ujian nanti."

"Kenapa harus ditolak? Kakak juga yang pengen ikut, sekalian jadi kegiatan terakhir yang kakak ikuti."

"Halah, kegiatan terakhir dari mana? Nanti lo pasti ikut lagi kalo ada kegiatan yang lain," cibir Haechan.

Yeri menghentikan kegiatan berkemasnya lalu menatap tajam adiknya itu. "Ya gak apa-apa kali, Chan. Lo kenapa dari tadi ngomel mulu sih?! Gue yang ikut kenapa jadi lo yang ribut?"

"Ya karena lo juga gue jadi harus ikut." Balas Haechan tak mau kalah.

"Gue gak pernah maksa lo buat ikut, Haechan." Jawab Yeri sambil menahan amarahnya.

Seakan tau dia sudah salah berucap, Haechan bangkit dari duduknya.

"Pokoknya Echan ikut, ya. Dahlah, Echan juga mau siap-siap buat besok," ucapnya sebelum keluar dari kamar Yeri.

"Chan," panggil Yeri dengan pelan sebelum Haechan menutup pintu kamarnya.

"Apa?" Balas Haechan sambil menyilangkan tangan dan bersandar pada pintu.

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang