A Day With You | Hamada Asahi

196 26 9
                                    

Yerim terbangun dari tidurnya saat mendengar ada sedikit kegaduhan dari luar kamar yang ditempatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yerim terbangun dari tidurnya saat mendengar ada sedikit kegaduhan dari luar kamar yang ditempatinya. Dengan perlahan, Yerim bangkit dan membuka pintu kamarnya.

"Ada apa ini?"

"Oh, Yerim?" Kaget Ayumi—kakak Asahi—saat melihat Yerim terbangun. "Kami membangunkanmu, ya?"

Yerim menggeleng. "Tidak apa-apa, Kak."

"Kak, mau ikut?" Meski berbisik, Yerim dapat mengetahui jika Aina—adik Asahi—bertanya dengan penuh antusias.

"Ikut ke mana?" Tanya Yerim dengan heran.

"Hari ini ulang tahun Asahi, Yerim. Dan Aina mengajak kami semua untuk memberi kejutan untuk Asahi." Jawab Mayu—Mama Asahi—dengan kue di tangannya.

"Kenapa Ai gak ngajak kakak?" Tanya Yerim dengan tatapan tersakiti pada Aina.

Aina hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ai juga ingin mengajak, tapi ayah bilang jangan mengganggu istirahat Kak Yerim."

"Itu benar, Nak. Kamu akan pulang besok, dan papa hanya ingin kamu menikmati hari-hari terakhir kamu tinggal di sini." Kali ini Keigo—sang kepala keluarga—yang menyahut.

"Padahal tidak apa-apa, Papa. Karena ini hari terakhir Yerim di sini, Yerim harus banyak-banyak buat kenangan bersama kalian semua."

Semuanya tersenyum kecuali Aina. Dia mendekat ke arah Yerim lalu kedua tangannya melingkari pinggang Yerim sedangkan matanya menatap Yerim dengan ujung bibir yang melengkung ke bawah.

"Kakak bisa terus tinggal di sini saja tidak? Ai nanti kangen kalo kakak udah kembali."

Yerim tersenyum. Tangan kanannya bergerak untuk merapikan poni adiknya selama tinggal di Jepang itu. "Tidak bisa, Ai. Kakak harus kembali ke Korea. Jangan bersedih, ya? Bukannya sekarang kita mau membuat kejutan untuk Kak Asa?"

Aina langsung melepaskan pelukannya. "Ah, benar! Ayo semuanya, kita ke kamar Kak Asa sebelum cairan lilinnya mengeras di atas kue."

Dengan ajakan itu, semuanya berjalan ke kamar Asahi lalu memberikannya kejutan kecil dengan menyanyikan ulang tahun, dan Yerim tidak lupa untuk mengabadikan semua itu lewat kamera yang ia bawa.

***

"Papa," panggil Yerim setelah semuanya sudah selesai sarapan.

"Ada apa, Yerim?" Sahut Keigo yang kini sedang membuka korannya.

Yerim terlihat ragu untuk mengutarakan keinginannya, tapi wajah teduh sang kepala keluarga membuatnya mengucapkan keinginannya dengan lantang.

"Yerim ingin jalan-jalan bersama Asahi. Boleh, tidak?"

"Tentu saja boleh. Kamu juga bisa mengajak Aina untuk ikut, dia pasti senang sekali."

Kali ini Yerim menggeleng panik. "Hanya berdua, Pa. Yerim rasa Yerim belum terlalu dekat dengan Asahi dan hari ini hari terakhir Yerim di sini, jadi Yerim ingin berdua saja dengan Asahi, sekalian ingin membelikannya hadiah ulang tahun."

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang