Family | 💎Park Jihoon

238 26 4
                                    

Setiap orang mempunyai alarm mereka masing-masing agar bisa terbangun dari tidur lelap mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap orang mempunyai alarm mereka masing-masing agar bisa terbangun dari tidur lelap mereka. Contohnya seperti Jihoon, seorang pria yang sebentar lagi menginjak usia kepala tiga tengah dibangunkan oleh alarm-nya, Jieun.

Sebenarnya tidak hanya Jieun—putri bungsu Jihoon—yang menjadi alarm Jihoon. Sunghoon—putra pertamanya—juga terkadang menjadi alarm. Namun dari keduanya, yang paling sering dan setia menjadi alarm-nya adalah Yerim, sang istri tercinta.

"Papa, ayo bangun!"

Jieun menggoyang-goyangkan tubuh Jihoon yang masih betah memejamkan mata. Anak kecil itu hanya tidak sadar jika ayahnya sedang berpura-pura tertidur.

"Eum ..." Jihoon mengerang dan menggeliat, kedua tangannya sengaja membawa masuk Jieun ke dalam dekapannya hingga tubuh anak itu terjatuh menindih tubuh kekarnya. "Selamat pagi, Adek." Jihoon membubuhkan beberapa kecupan di wajah sang anak.

Jieun mengernyit tidak suka. Tangan kecilnya berusaha menjauhkan wajah sang ayah dari wajahnya.

"Papa cepat bangun! Hari ini adek mulai sekolah, masa adek harus terlambat di hari pertama sekolah?"

Jihoon mengubah posisinya menjadi duduk dan memangku Jieun.

"Hari ini adek sekolah, ya? Memangnya ini jam berapa sampai adek membangunkan papa sambil teriak-teriak?"

Jieun merengut sebal. Gadis kecil yang tengah dipangku ayahnya itu hendak beranjak namun kekuatannya tak bisa menandingi kekuatan ayahnya.

"Papa jahat! Ini sudah jam enam lebih dan papa masih belum bangun. Abang saja sudah bangun dan sedang mandi. Masa papa kalah sama anaknya, sih?!"

Jihoon tersenyum kecil sambil menahan gemas melihat raut kesal dari putrinya itu. "Terus adek ngapain di sini? Bukannya bersiap-siap malah diam di sini?"

"Adek disuruh mama buat bangunin papa, terus papa malah nahan adek di sini."

Jihoon melonggarkan pelukannya pada Jieun. "Papa gak ada nahan adek tuh? Adeknya aja yang gak bisa ngalahin papa."

"Papa!"

Jihoon tertawa kecil. Merasa cukup puas menjahili putrinya, Jihoon menurunkan Jieun dari pangkuannya hingga putrinya itu kini berdiri di samping kasur.

"Adek udah bisa mandi sendiri, 'kan?"

Jieun mengangguk penuh semangat. "Eung."

"Good. Sekarang adek mandi dulu. Kalau masih bingung urutan pakai seragamnya bisa panggil papa atau mama, ya?"

Jieun mengangguk sebelum keluar dari kamar orang tuanya, meninggalkan Jihoon yang mulai membereskan tempat tidur sebelum beranjak ke kamar mandi.

***

Jihoon sudah rapi dengan setelan kantornya. Belum memakai jas yang sudah disiapkan Yerim karena ia akan berganti peran dengan Yerim.

Jihoon melingkarkan kedua tangannya di perut Yerim, memeluknya dari belakang. Terlihat sangat pas dan memang diciptakan untuknya seorang.

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang