|| 31. Rumor Has It ||

246 26 0
                                    

❗❗❗❗❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❗❗❗❗❗

BAGI PARA PEMBACA, MOHON BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

PART INI BERISI adegan SENSITIF
Kekerasan, Adegan dewasa dan Trauma

|| Vote & Komen ||
~●○●○●○●○~

Lorong di tempat itu cukup gelap karena didominasi warna hitam pada temboknya, menambah kesan mencekam tempat tersebut. Yang tentunya membuat semua anak-anak yang ditahan disana semakin takut dan menimbulkan tekanan pada jiwa mereka, seolah tempat itu adalah sebuah penjara.

Artha masih ingat bagaimana dirinya berusaha keras menemukan jalan keluar dari tempat keji itu. Lorongnya disana dibuat seperti labirin, untuk menuju keluar rasanya mustahil karena akan berakhir tersesat dan bahkan jika ketahuan akan dihukum habis-habisan. Walupun semua anak-anak disana di bawa keluar menuju lapangan, mereka tetap akan kesulitan mengingat jalan yang mereka lalui.

Betapa beruntungnya Artha berhasil keluar hidup-hidup dari tempat itu, walaupun setelahnya dia berakhir masuk ke neraka yang lain.

"AAAAA~"

Brak!

Artha menghentikan langkah kakinya. Kedua tangannya mengepal kuat, bahkan urat lehernya ikut menegang. Matanya perlahan menutup beriringan dengan tarikan dan hembusan nafasnya yang tidak teratur.

"Sial!"

Artha membenci situasi sekarang. Dia kesulitan mengendalikan dirinya. Teriakan dari salah satu anak-anak di sana membuat pikirannya bertambah kacau. Membuatnya tanpa sadar mengingat rasa sakit itu lagi.

Jeritan dan teriakan ketakutan semakin terdengar beriringan dengan suara hantaman sebuah benda pada dinding. Anak itu sedang disiksa. Mungkin karena ketahuan ingin melarikan diri.

Artha pernah berada di situasi yang sama dengan anak itu. Dia masih mengingat dengan jelas rasa sakitnya. Sangat sakit, sampai di esok harinya tubuhnya terdapat banyak luka memar yang membuatnya tidak bisa bergerak sampai pagi berikutnya.

"Tenang..."

Sebuah bisikan.

Artha membuka matanya dan menoleh kesamping. Dia melihat dirinya yang lain disana, Eldric.

"Sudah ku katakan untuk tidak memaksakan diri terus menerus datang ke neraka sialan ini" ucap EL.

Puk!

EL menepuk pundak Artha, "Ini giliranku dan sampai jumpa".

Pada saat itu juga deru nafas Artha kembali normal dan Eldric mengambil alih kesadarannya. Sungguh dia sangat marah mendapati dirinya ada di tempat terkutukmarah mendapati dirinya ada di tempat terkutuk ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumor Has It Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang