Setelah mereka berfoto, mereka langsung kembali ke Villa karena kelaparan. Sebelum mereka makan malam, mereka membersihkan diri di kamar mereka masing-masing. Y/n terlihat senang saat ini. Dia menari-nari dikamar nya dengan membawa handuknya. Y/n mulai mandi ,membasuh tubuhnya. Lalu ia keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya. Saat ia menancapkan kabel hairdryer , tiba-tiba lampu langsung padam dan menggelapkan kamarnya.
"Argghh!, Bunda! Tolong Y/n!" Dia berteriak ketakutan. Dia berusaha mencari Army Bomb untuk mencari penerangan. Y/n terus meraba meja di dekatnya. Tangisan Y/n bertambah keras saat dia kesal karena tidak menemukan Army Bomb didekatnya. Kini Y/n ketakutan dan hanya bisa terduduk dengan menutup matanya. Dia berusaha merangkak mendekati pintu dan membukanya, namun pintu itu terkunci. Y/n langsung mengetuk pintu itu dengan keras.
"Tolong!!!" Teriaknya dengan bahasa Indonesia. Kini Y/n tidak bisa berpikir apapun. Tubuhnya kini terasa lemas, ketakutan nya kini tak terkendali.
"Y/n!, Kamu tak apa-apa?!" Teriak Seokjin dari balik pintu.
"Y/n!, Kamu bisa menjawab ku?" Teriak Nomuke.
"A...aku bisa menjawab kalian," Lemas Y/n dengan tangisan yang masih terisak.
"To...tolong aku terkunci."
"Y/n!, Menjauh lah dari pintu!." Teriak Seokjin. Tanpa butuh lama, Y/n merangkak dengan lemas , menjauhi pintu.
Seokjin langsung mendobrak pintu itu dan langsung terbuka. Saat itu juga para Army dan member Bangtan berlari mendekati Y/n yang sedang ketakutan. Mereka juga memegang Army Bomb ditangannya sebagai penerangan mereka. Ternyata seluruh Villa sangat gelap.
Seokjin dengan cekatan memeluk Y/n yang tengah ketakutan. "Gwaenchanhna Y/n. Kamu sudah aman sekarang."
"Seokjin...oppa.." isak Y/n.
Setelah Y/n mulai tenang, listrik di Villa kembali berfungsi. Para army dan Bangtan langsung terkejut saat melihat Seokjin memeluk Y/n dengan erat. Yonggi memberi isyarat agar membiarkan Seokjin menenangkan Y/n. Akhirnya tinggal Seokjin dan Y/n dikamar itu.
"Duduklah di kasur dulu!, nanti kamu kedinginan." Y/n mengangguk, menurut.
"Kamu takut kegelapan?" Tanya Seokjin dengan mengusap-usap pelan bahu Y/n yang masih bergetar.
"A.. aku hanya terkejut saat lampu nya...tib..tiba mati...dan..."
"Sudahlah tak usah kamu lanjut kan. Ceritakan klo kamu sudah tenang saja." Suruh Seokjin dengan terkekeh pelan.
"Bi... bisakah kamu keluar dulu, aku masih belum selesai bersiap-siap. Kamu lihat rambut ku , berantakan bukan?"
"Tak apa, aku akan tetap disini. Lagi pula pintunya juga terbuka. Keringkan rambutmu sana! ,Aku hanya ingin menjagamu Sampai kamu keluar dari kamar ini."
"Ba.. baiklah."
"Y/n, berhentilah menangis!. Bagaimana kamu berdandan jika kamu menangis?" Ujar Seokjin dengan terkekeh.
"A....a..araso."
"Y/n!"
"Aku sudah berhenti menangis."
"tipis-tipis saja."
"Maksudmu?"
"Tipis-tipis saja dandan nya, karena kamu sudah cantik."
"Oppa pergi!"
"Mianh Y/n. Gitu aja marah."
"Aiigoo!" Kesal y/n dengan sisa isakan nya.
**********
Disisi lain, para Bangtan dan army merasa ada keganjalan. Mereka merasa bahwa ada yang sengaja mematikan listrik di Villa. Dan yang semakin membuat mereka bingung adalah saat lampu mati, tak ada satu staff pun yang berada di Villa.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL JEALOUSY
FanfictionKim Seokjin telah jatuh cinta dihari pertama bertemu dengan seorang army saat para Menager menggelar suatu acara untuk army dari berbagai dunia. Seketika Jin dibuat salah tingkah saat melihat army itu. Seokjin mulai bersikap aneh, dan menjadi dingin...