Seokjin melepaskan sabuk pengaman Y/n dengan sangat pelan agar Y/n tidak terbangun dan terkejut. Nampaknya Seokjin kesusahan melepas sabuk pengaman Y/n. "Kenapa ini sa..sangat susah dibuka!?"
Y/n terbangun dan terkejut melihat Seokjin sudah didepan matanya. Y/n sangat terkejut dan tidak sengaja menyikui perut Seokjin.
"Akh!" Seokjin merintih kesakitan dan lemas.
"Miahn Oppa...." Y/n yang belum sepenuhnya sadar dari bangunnya, langsung terbangun dan meminta maaf karena tidak sengaja menyiku perut Seokjin.
"Gwenchana.." Seokjin berhenti meringis kesakitan dan langsung mengelus pelan rambut gadis itu agar tidak perlu khawatir.
"Kajha!" Ujar Seokjin dengan menggandeng tangan mungil Y/n.
"Kita dimana?" Bingung Y/n dengan mengucek matanya.
"Dirumahku. Aku ingin mengajakmu kerumah kelahiranku sejak kita kencan."
"Omo! Jinja! Apakah ada eomma dan appa?!" Y/n terlihat bersemangat dan mengeratkan gandengan tangan Seokjin.
"Kamu menyukai nya?" Seokjin tidak bisa berhenti tersenyum, melihat Y/n bertingkah imut.
"Tentu saja!" Y/n dan Seokjin berjalan beriringan dengan senyum melekat di bibir keduanya.
Beberapa pelayan dan Asisten menyambut mereka dengan rasa bahagia. Mereka sangat senang melihat tuan muda Jin sudah memiliki pendamping.
"Dimana Eomma?" Tanya Seokjin kepada pelayan.
"Nyonya sedang berada didapur, Tuan. Kami dilarang masuk ke dapaur." Ujar pelayan.
Seokjin terkekeh pelan sembari menggandeng Y/n menuju ke dapur. "Mengapa mereka dilarang ke dapur?" Tanya Y/n.
"Tanyakan saja kepada Eomma,"
""Aiigoooo, putriku sudah sampaiiii!" Eommanya begitu terkejut melihat Y/n dan Seokjin sudah berada di dapur. Dia pun berlari dan memeluk Y/n dengan erat. Tak lupa ia memeluk Seokjin.
Y/n dan Seokjin menundukkan badannya secara bersamaan"Annyonghaseo....Eommani.."
"Duduklah, aku sudah menyiapkan sup rumput laut untuk kalian!" Ujar Bu Kim.
"Nee.."
**********
Mereka semua menikmati makan malam mereka, meskipun harus memakan sup rumput laut di malam hari. Tanpa kehadiran Tuan Kim, makan malam terasa kurang lengkap. Bu Kim mengatakan bahwa Hyungnya Seokjin akan datang kemari dengan membawa keluarga kecilnya. Y/n sangat antusias menanti baby Kim Butter.
Setelah selesai makan, Seokjin izin untuk pergi ke kamarnya. Sedangkan Y/n dan Bu Kim berbincang di ruang keluarga.
"Y/n...Apakah beberapa bulan ini terasa berat bagimu? (ketika Seokjin Wamil?)"
"Awalnya sangat berat bagiku, Eommani. Tapi ini tugas negara dan sudah kewajiban Seokjin Oppa melaksanakan tugas nya."
"Eomma sangat senang melihat perkembangan mu yang semakin membaik." Bu Kim mendekati Y/n dan mengelus pipi Y/n.
Y/n tidak dapat menampung air matanya saat Bu Kim mengelusnya dengan lembut. Y/n merasakan kehadiran sang Bunda di dekatnya. "Aku bisa bertahan sampai detik ini karena kalian semua. Karena kalian, aku berhasil membuang ingatan yang menghantuiku selama ini. Aku sudah seperti orang normal, Eommani.."
Y/n menangis dipelukan Bu Kim. Y/n sangat bersyukur kepada Tuhan dan orang disekitarnya karena telah membantu nya sehat. Kini perjuangannya tidaklah sia-sia. Semuanya sudah baik-baik saja...
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL JEALOUSY
FanfictionKim Seokjin telah jatuh cinta dihari pertama bertemu dengan seorang army saat para Menager menggelar suatu acara untuk army dari berbagai dunia. Seketika Jin dibuat salah tingkah saat melihat army itu. Seokjin mulai bersikap aneh, dan menjadi dingin...