Tiba-tiba Y/n meringis kesakitan karena luka di dekat bibir nya. Ia tidak tau kapan luka itu terbentuk. "Maaf, lukamu itu karena sedikit amarah dari kekasih ku. Aku sudah menyuruh pergi dan tidak menganggu mu."
Haru mendekat wajahnya ke Y/n. Dia menyentuh leher Y/n agar Y/n tidak memberontak. "Apa yang kau lakukan?"
"Aku tidak memiliki obat merah. Mungkin dengan cara ini, kau tidak akan kesakitan." Apa yang dia lakukan?
Y/n hanya menutup matanya karena tidak bisa menghindar. Suasana panas menggeliat di tubuh Y/n saat ini.
Bruaaakkkkk.....
"Jauhkan bibir mu dari Y/n!" Teriak seseorang dengan tangan mengepal.
Flashback on...
Seokjin mengendarai mobil seorang diri menuju rumah Y/n. Sesekali ia mengusap air matanya yang terus mengalir. Ia terus merasa bersalah akan hal ini, melihat Y/n diculik sangat membuat hatinya sangat sakit. Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa akan menjaga Y/n dimana pun dan dalam kondisi apapun, tetapi Ia sangat lamban menyadari hal ini.
"Mianhe, Y/n."
.
.
.Para member mengikuti Seokjin dari belakang. Mereka sangat mengkhawatirkannya Hyungnya itu. Mereka bingung harus membantu bagaimana. Kini seluruh nyawa yang bersangkutan dalam bahaya. Yang mereka lakukan hanya berdoa dan mendengarkan semua rencana yang akan dibuat oleh Hyungnya.
"Apa yang harus kita lakukan Hyung..." Ujar Jimin.
"Hyung, Bang Si Hyuk harus tau ini." Ujar Taehyung kepada Yonggi.
"Aku sudah menghubungi nya. Dia melarang kita datang tempat berbahaya itu."
"Lalu?"
"Jelas aku menolaknya. Dia hanya mengatakan untuk mengirimkan tempat lokasi dan mengirim beberapa bodyguard milik agensi. Kita dilarang untuk menghubungi polisi."
"Tapi kita tidak tau dimana lokasinya."
"Kita akan segera mengetahui nya Taehyung-ah."
************
Mora bersama dengan tunangannya duduk diruang tamu setelah mengumpulkan banyak dokumen. Hendra, sebagai tunangan Amora sekaligus pengacaranya. Hendra berusaha menenangkan Amora yang terus menangis tanpa henti."Mengapa mereka belum sampai!?" Kesal Mora yang terus menantikan kehadiran Seokjin dan member lainnya.
"Mengapa mereka harus ikut?, Mereka aset negara Mor. Kalau mereka dalam bahaya gimana?"
"Mereka itu teman dekatnya. Jadi wajar kalau mereka membantu. Apa kita bisa menyerahkan aset perusahaan kepada Haru semudah itu?"
"Bagaimana cara mereka membantu kita?, Memanggil polisi?. Y/n bisa dalam masalah kalau begini!" Ujar Hendra.
"Berhenti berdebat!" Saut Seokjin yang baru saja datang.
"Tenang lah. Aku tidak akan menghubungi polisi. Aku tau resiko dibaliknya."
"Ikuti rencana ku. Semuanya akan baik-baik saja."
"Apa rencanamu Hyung?" Saut Namjoon.
"Sebelum itu aku ingin bertanya, tempat apa yang dimaksud Haru?" Tanya Seokjin.
"Dia mengatakan sekolah, gempa dan kebakaran. Aku tau apa yang dimaksudnya. Dulu aku dan dia sering ke tempat itu. Tempat itu adalah sekolah yang tidak diurus karena terjadi kebakaran dan gempa secara bersamaan. Appa nya memperbaiki beberapa ruangan di sana agar aku dan Haru dapat bermain disana. Ruangan itu di penuhi alat musik dan setiap kami pulang sekolah, kita selalu mampir ke tempat itu. Tempat itu lumayan jauh dari sini. Tempat itu berada di sudut kota Seoul."
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL JEALOUSY
FanfictionKim Seokjin telah jatuh cinta dihari pertama bertemu dengan seorang army saat para Menager menggelar suatu acara untuk army dari berbagai dunia. Seketika Jin dibuat salah tingkah saat melihat army itu. Seokjin mulai bersikap aneh, dan menjadi dingin...