masa lalu Y/n

461 45 27
                                    

Flashback on...

Y/n berlari menuruni tangga dengan semangat. Lalu melompat di anak tangga yang terakhir.

"Gue akan lebih sujud syukur kalau dia jatuh." Umpat Mora yang sedang menikmati sarapannya bersama orang tuanya.

"Gak boleh gitu. Setiap omongan itu doa!" Sang Bunda memberi peringatan keras kepada Mora. Mora hanya nyengir mendengar nasehat sang bunda.

"Apakah tidur mu nyenyak?" Tanya Sang Appa yang melempar senyuman kepada Y/n.

"Nee Appa!. Kita bisa pergi ke bioskop lain waktu lagi!" Y/n sangat senang setelah semalam menonton bioskop bersama keluarga setelah kesibukan yang padat terjadi kepada keluarganya.

"Araso. Lebih baik kita menonton di Bioskop Korea. Appa tidak sepenuhnya bisa bahasa Indonesia." Tawa meledak mengiringi sarapan yang sederhana itu.

"Besok, Appa harus kembali ke Korea. Gwaenchanhna?"

"Kenapa harus besok?, Y/n masih kangen..." Rengek Y/n memeluk Appanya.

"Y/n, inget umur Napa sih!" Ujar Sang kakak.

"Y/n boleh ikut Appa?" Tanya Y/n.

"Bukannya kamu mau reuni sama teman SMA?" Tanya sang bunda.

"Dia gak mau ikut reuni Bun." Saut Mora.

"Wae?" Appanya terlihat khawatir mendengarnya.

"Dia masih enggan memiliki teman. Kenapa kamu masih enggan bersosialisasi?" Tanya sang bunda.

"Bunda dan Appa gak akan maksa kamu buat kembali berteman. Tapi lebih baik kamu mencari teman yang setia sama kamu. Kami akan tenang jika kamu memiliki teman. Kami hanya khawatir jika kamu masih sendiri." Jelas Appa.

"Cariin jodoh aja, biar nikah sekalian." Saut sang kakak yang langsung diberi hadiah jitakan dari sang adik.

"Diem gak Lo!" Ujar Y/n.

"Y/n...jaga sikap!" Ujar Appa.

*************

Y/n sedang bersiap hendak ke kafe Macaron pertamanya yang didirikannya di Indonesia. Yang menjadi khas adalah headset yang melekat di lehernya.

"Y/n!, Bunda boleh masuk?" Sang Bunda memanggil Y/n dibalik pintu sembari mengetuk pintu itu.

"Masuk aja Bun."

Bunda masuk setelah diizinkan oleh anaknya. "Sudah mau berangkat?"

"Iya."

"Headset nya sudah usang sayang.., kenapa gak diganti?" Ia melihat Y/n memakai Headset yang dipakainya selama 6 tahun.

"Tenang aja Bun. Y/n titip oleh-oleh ke Appa. Y/n mau headset dari Korea." Dan diakhiri oleh cengiran.

"Beberapa bulan yang lalu kita ke Korea. Kenapa gak beli sejak itu?"

"Y/n masih sayang sama headset ini. Tapi semakin lama, suaranya mulai bermasalah. Jadi Y/n memutuskan buat ganti dia."

"Kamu gak akan berteman selamanya sama headset kan?"

"Headset adalah teman setia Y/n. Setiap hari, dia yang beri Y/n ketenangan dan menjauhkan Y/n dari omongan buruk. Kalau boleh berteman sama headset, kenapa enggak?"

"Bunda gak akan maksa kamu untuk berteman dengan siapapun. Tapi bunda ingin kamu bersosialisasi dan berkumpul dengan teman sebaya dengan mu. Teman kamu di Korea masih sedikit, dan di Indonesia malah gak ada. Memangnya kamu masih nyaman?"

"Masih nyaman kok." Saut Y/n.

"Bunda sama Appa akan kembali ke Korea besok. Tulis list kamu seperti biasanya. Bunda akan bawa oleh-oleh sesuai list kamu. Nanti malam kita makan malam di luar. Jadi jangan pulang malam ya?" Ia hanya pasrah dengan ucapan Y/n yang masih enggan memiliki seorang teman.

IDOL JEALOUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang