19 | Kegeeran?

591 54 2
                                    

Minggu berikutnya, BEM Univ akan menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dalam Musyawarah Besar atau disingkat MUBES. Mengingat, periode kabinet yang dipimpin oleh Juna sudah menjalani masa jabatan selama 1 tahun.

Banyak sekali lika-liku yang harus diurus sebelum kami menjalankan LPJ-an. Tepat hari ini, semua persiapan telah diatur dan semoga kegiatan ini sukses dan lancar. Biasanya kegiatan ini membutuhkan waktu 1-2 hari, sampai benar-benar tuntas hingga keputusan LPJ kami diterima atau ditolak oleh musyawirin.

Saat ini, acara sedang berlangsung. Para tamu undangan dari beberapa lembaga kampus juga sudah memenuhi Aula.

Menjelang magrib, kegiatan ini dipending hingga pukul 8 malam. Lalu kami boleh istirahat untuk sholat maupun makan. Kebetulan aku juga lapar dan tadi siang hanya sedikit makannya. Para panita tengah membagikan makanan. Makan gratis.

"Makasih ya" ucapku sambil menerima nasi box.

"Iya Kak"

Aku mengikuti para BPH lainnya untuk makan bersama. Kami pun makan di salah satu ruangan dekat Aula. Ku buka box nasi ini, wah lauknya ayam bakar disertai sambal dan lalapan.

"Makan semuanya" seru Kak Meta.

"Mumpung makan enak ya gak" celetuk Bang Blek, yang sangat bersemangat.

"Iya Bang Blek"

"Kalau ada yang ga abis, gua siap nampung" ucapnya lagi.

"Kayaknya kali ini sih, disapu bersih Bang."

"Yeh, mentang-mentang lauknya enak."

"Ya pasti dong Bang"

"Kayak ga pernah makan ayam bakar aja dah lu" ledek Kak Meta.

"Tau nih Bang Blek norak" ledekku juga.

Bang Blek dan yang lainnya, membuat suasana makan kami tak hening. Sebaliknya malah riuh dengan canda tawa. Selama berkecimpung di dunia BEM Univ, semakin banyak pengalaman yang kuterima bersama mereka. Segala bentuk rasa, kami lewati. Entah aku merasa bangga menjadi bagian dari mereka dan sekaligus sedih karena akan berpisah.

"Oiya temen-temen, kayaknya ada yang mau traktir nih habis lpj-an" ceplos Bang Blek yang sudah selesai makan.

"Siapa Bang?"

"Itu loh yang udah kerja"

"Gue denger" balas Juna.

"Peka juga Si Boss"

"Jadi beneran mau traktir Jun?"

"Ya maulah dia, ga bisa nolak" ceplos Bang Blek lagi.

"Iya"

"Yeayy!!" sorak para BPH termasuk aku.

"Bener kan kata gue. Dia tuh ga bisa nolak" ucap Bang Blek percaya diri.

Selesai makan, aku berniat untuk sholat magrib. Aku dan para BPH akan sholat berjamaah. Mushola di gedung Aula sedang penuh. Lalu kami sholat di ruang tadi ketika kami makan.

"Jangan gue yak yang jadi imam, takutnya cewek-cewek pada pengen gue jadi imamnya kalian lagi. Kan repot kalau banyak istri."

"Ih Bang Blek, PD banget dah"

"Tau loh Blek. Bilang aja ga bisa"

"Jangan remehkan gue Ta. Nanti lu naksir lagi kalau gue jadi imam"

"Ngalus aja Bang Blek"

"Cukup sudah wahai calon istri-istri. Juna aja yang jadi imamnya. Ya kan Jun?" ucap Bang Blek. Juna hanya mengangguk.

My Senior Is My Neighbor (On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang