Semester berganti semester telah ku lewati. Akhirnya, kini berada di tingkat klimaks alias semester akhir. Secepat itu ya waktu. Magang dan KKN telah kujalani ketika liburan akhir semester 6 lalu hingga awal semester 7. Seminar proposal dan penelitian juga telah dilalui di semester 7. Then now disibukkan dengan menyusun skripsi. Finally, merasakan bagaimana perjuangan untuk menyandang gelar sarjana sesungguhnya. Bersyukur skripsiku sudah masuk revisian pertama.
Kamar, salah satu tempat ideal untuk mengerjakan skripsi. Tenang dan sunyi, otakku jadi lancar jaya.
Kebetulan juga tidak ada orang selain aku di rumah, ya home alone. Sebab Ibu sedang ke Bandung menjadi pemateri acara seminar. Sibuk sekali Ibuku. Sementara Bi Sri izin pergi ke rumah saudaranya dan pulangnya bisa sore atau malam. Sendiri di rumah, waktu yang sangat tepat untuk menghibur diri.Ting!
Dinda
Sel
Baca grup angkatanKenapa nih? Ada apa di grup angakatan?
Semakin penasaran, ku buka grup angkatan yang chat masuknya lebih dari 100. Ya inilah aku, paling males kalau baca chat grup.
Setelah dibaca-baca. Pesan yang terbaru ada pengumuman perihal tanggal pendaftaran sidang skripsi dan jadwal sidang. Waduh skripsiku harus cepat diselesaikan nih. Seketika semangatku kian membara.
To Dinda
Makasih ya DinMinggu berikutnya. Aku menemui dosen pembimbing yang sebelumnya sudah janjian dengan beliau dua hari lalu. Skripsiku telah ku perbaiki, semoga tidak direvisi lagi. Pengen cepat-cepat sidang tapi takut juga. Serba salah memang.
"Sel, ini saya koreksi di rumah ya. Soalnya habis ini saya ada keperluan di rektorat. Kalau skripsinya sudah di koreksi saya akan kabarin kamu." ucap Bu Windi selaku dosen pembimbing. Pertemuan kali ini tidak begitu lama. Beliau sedang buru-buru karena ada urusan lain.
"Baik Bu. Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu. Terimakasih Bu atas waktunya. Assalamualaikum"
"Iya sama-sama Selia. Waalaikumsalam"
Meskipun hanya sebentar yang penting skripsi revisian pertama sudah ku kumpulkan. Aku pun keluar dari ruang dosen. Setelah menutup pintu dan hendak berbalik badan. Aku hampir saja menabrak seseorang.
"Maaf Bang"
"Ck. Gak liat ada orang disini?!" ketusnya.
"I-iya Bang, maaf ya" ucapku dengan kepalaku sedikit menunduk.
Aku memberikan jalan padanya. Karena ia ingin masuk ruang dosen, namun ada aku yang menghalanginya masuk.
"Galak banget sih itu orang" gumamku.
Cuaca hari ini sangat cerah dan matahari kian terik. "Panas banget hari ini, nanti aja deh pulangnya. Ke perpus aja deh ngadem."
Perpustakaan adalah tempat yang paling tepat untuk ngadem. Bukannya baca buku melainkan numpang wifi. Pura-para saja sedang membaca buku, padahal lagi main ponsel hehehe.
"Eh" panggil seseorang. Lantas aku langsung mendongakkan wajahku.
"Iya Bang?"
"Lo habis bimbingan tadi?"
"Iya Bang. Ada apa Bang?" Ia langsung duduk begitu saja di depanku.
Huh. Kenapa dia muncul lagi sih orang yang tadi. Fyi, dia itu Bang Radit, kakak tingkat yang belum lulus. Aku tebak sih dia juga lagi skripsian deh. Penampilan yang kayak berandalan bikin mahasiswa lain pada takut sama dia, bahkan aku pernah lihat dia berantem di dekat kampus. Paling males berurusan sama orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Neighbor (On going)
General FictionJuna Anugrah Hendrawan senior yang sangat amat disegani di kampusku, bagaimana tidak dia adalah seorang presiden mahasiswa. Selain itu dia juga mahasiswa berprestasi di kampusku. Tak mengherankan banyak mahasiswa terkhusus mahasiswi sangat mendewaka...