Hari ini tidak ada kelas dan aku berniat untuk mengerjakan tugas. Tugasku numpuk dan belum sempat satu pun aku sentuh. Mumpung lagi mood, alangkah baiknya tidak menyiakan waktu, bener kan? Hehehe.
"Dek" panggil Ibu yang muncul dari luar kamarku.
"Iya Bu"
"Ini dari Mas Juna"
"Apa ini Bu?"
"Buka aja"
Apalagi ini. Mas Juna memberiku sebuah gift box, yang entah isinya apa. Lalu ku buka box tersebut. Isinya empat hijab dengan warna yang berbeda. Bukan itu saja, ada sebuah kartu ucapan di dalamnya yang bertuliskan.
"Assalamualaikum, terimakasih atas do'a dan buket jajan yang kemarin. Saya minta maaf atas perkataan teman saya yang kemarin. Sekali lagi terimakasih telah membantu saya. Semoga bermanfaat hijabnya" - Juna
Mas Juna ini sulit ditebak. Temannya yang salah tapi dia yang minta maaf dan tiba-tiba membuat hatiku tersentuh. Perasaan aneh ini seketika muncul lagi tanpa izin. Ya Tuhan, ada apa denganku?. Sel jangan sampai kamu jadi baper hanya karena dia memberi hijab ini. Gila aja kalau sampai baper. Jangan sampai terpengaruh. Lama-kelamaan aku jadi risau sendiri, sepertinya aku harus curhat ke Ibu.
"Bu" panggilku sambil menghampiri Ibu yang tengah menonton siaran televisi.
"Iya Dek"
"Aku boleh cerita ga Bu?"
"Ya boleh sayang"
"Di kamar aku aja ya Bu"
"Iya"
Sebenaranya sudah lama aku tidak curhat perihal pria. Aku malu, semoga saja ibu tidak meledekku. Sungguh malu. Kami sudah berada di kamarku, lalu ku mulai saja untuk membicarakan keluh kesahku.
"Bu"
"Kenapa?"
"Bu ada cowok yang suka kasih makanan, bahkan hadiah padahal bukan hari ulang tahun. Menurut ibu kenapa?"
"Bisa jadi cowok ini suka atau mungkin juga ada maksud tertentu. Sebentar, ini tentang kamu dek?"
"Em..., i-iya bu" ucapku sambil menggaruk kepala yang tak gatal.
"Malu-malu gitu sih dek." ledek Ibu.
"Ibu jangan ngeledek begitu"
"Iya iya, yaudah lanjut"
"Terus pernah ngajakin traktiran pas ulang tahun, tapi cuma berdua,..."
"Kayaknya ibu tahu nih siapa cowoknya" tukas Ibu. Gampang ditebak, haduh.
"Mas Juna ya" tebak Ibu.
"Ih Ibu"
"Bener kan dek?"
"Iya Bu, ini tentang Mas Juna"
"Kayaknya cerita seru nih, lanjutin"
"Bahkan pas aku sama Dinda ke bioskop, Dinda ga sengaja ngelihat Juna sama cewek Bu. Aku sih ga peduli dia sama siapa. Malemnya, tiba-tiba dia nge-chat aku bu kalau dia ngelihat aku sama Dinda di bioskop. Dia juga ngirim pesan begini Bu 'Dia hanya teman', dan aku ngiranya dia salah ngirim pesan. Tapi setelah aku tanya, ternyata gak salah kirim. Bu takutnya dia ngiranya aku suka sama dia."
"Ya Allah, Dek. Hahaha" ucap Ibu sambil menertawaiku.
"Tuh kan Ibu ngeledek lagi"
"Dek, mungkin dia tahu kalau kamu lihat dia sama temen ceweknya. Tapi kamu pura-pura bahwa kamu ga lihat dia ya Dek. Jadi dia bilang kayak gitu bisa jadi untuk klarifikasi, kalau cewek yang bersamanya hanyalah teman. Agar tidak ada kesalahpahaman"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Neighbor (On going)
General FictionJuna Anugrah Hendrawan senior yang sangat amat disegani di kampusku, bagaimana tidak dia adalah seorang presiden mahasiswa. Selain itu dia juga mahasiswa berprestasi di kampusku. Tak mengherankan banyak mahasiswa terkhusus mahasiswi sangat mendewaka...