Kuliah, kuliah dan kuliah. Ya begitulah kegiatanku sekarang. Fokus Kuliah. Siang ini penjelasan dosen membuatku ngantuk, bukan aku saja mahasiswa yang lain juga mulai bosan. Ku lirik Dinda, ia tengah asyik memainkan ponselnya. Perhatiannya hanya pada ponsel.
"Din" bisikku.
"Kenapa?"
"Main hp mulu"
"Gapapa, dosennya aja sibuk cerita"
Ku perhatikan lagi, Dinda senyum-senyum sendiri. Aku jadi curiga nih dengan ekspresinya.
"Din"
"Hem"
"Lu kenapa senyum-senyum gitu?"
"Ah-iya itu___"
"Baiklah saudara-saudara waktunya sudah habis, saya akhiri pertemuan minggu ini. Wassalamualaikum Wr. Wb."
"Wa'alaikumsalam Wr. Wb."
Akhirnya kelas berakhir. Ya kesempatanku untuk menginterogasi Dinda.
"Dinda, kok gue jadi curiga nih"
"Hehehe, iya. Gue akan cerita Sel"
"Tunggu. Gimana kalau kita ke taman kampus aja"
"Boleh, ayok"
Setibanya di taman Kampus. Kami langsung duduk di bawah pohon rindang. Beruntung cuaca hari ini cerah, jadi kami bisa menikmati suasana adem di bawah pohon.
"Nah sekarang, lu bisa cerita ke gue"
"Sel"
"Iya?"
"Ada yang deketin gue"
"What?! Siapa Din? Se-angkatan kita?Kakak tingkat? Atau adik tingkat? Atau Duda keren - Duren?" tanyaku bertubi-tubi.
"Ya Ampun Sel. Duda? Aneh-aneh aja"
"Terus siapa Din?"
"Kakak tingkat Sel"
"Se-Fakultas sama kita? Atau beda Fakultas?"
"Sel, Sel. Ga berubah ya lo ngeinterogasi gue kayak begini. Hahahaha"
"Din, kan gue sahabat lu. Gue takut lu dideketin sama dedemit atau semacam makhluk tak kasat mata"
"Ya gak lah. Ada-ada aja lo. Cowok ini beda Fakultas sama kita Sel."
"Kok bisa sih lu deket sama dia? Lu kenal dimana?"
"Dia itu temennya temen Mas gue Sel. Kemudian Mas gue kenalin gue ke temennya itu, sewaktu temannya main ke rumah"
"Jadi dia naksir lu, pas dia main ke rumah lu."
"Iya gitu deh, dia tuh beberapa kali main ke rumah gue. Bahkan Mas gue yang ngasih nomer gue ke dia. Ya sepetinya Mas gue ngasih ijin gitu."
"Ya kalau dia baik dan ga macem-macem sama lu. Gue kasih restu"
"Dih, kayak mau nikahin anak orang aja"
"Ya kan kita gatau, bisa jadi dia jodohmu"
"Aku ga mau berharap lebih. Takut sakit hati"
"Good."
Aku senang melihat Dinda senang begitu. Namanya juga sedang dilanda kasmaran, bikin orang jadi happy. Sementara itu, aku jadi kepikiran tentang diriku. Kehidupan yang sesungguhnya juga akan dibumbui dengan asmara. Tapi aku bukan orang yang terlalu mengkhawatirkan soal asmara, pasti ada waktunya aku memikirkannya. Kegundahan itu pasti akan terjadi.
"Sel"
"Eh iya"
"Kok lu melamun"
"Sorry Din. Gue jadi laper"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Neighbor (On going)
General FictionJuna Anugrah Hendrawan senior yang sangat amat disegani di kampusku, bagaimana tidak dia adalah seorang presiden mahasiswa. Selain itu dia juga mahasiswa berprestasi di kampusku. Tak mengherankan banyak mahasiswa terkhusus mahasiswi sangat mendewaka...