26 | Settingan kah?

315 16 6
                                    

Maaf baru update lagi nih🙏

Selamat membaca ❤️❤️😊

Gara-gara status Whatsapp Dinda, aku sedikit kesal padanya. Namun, hanya sesaat saja. Karena aku meminta Dinda untuk segera menghapus status Whatsappnya, dan ia pun melakukannya. Semoga saja tidak muncul gosip tentangku dengan Juna. Jadi geli sendiri kalau dipikir-pikir.

"Sel maafin gue ya yang kemarin." ucap Dinda.

"Gue udah maafin kok"

"Makasih Ukhti" ucapnya sambil memelukku.

"Udah banyak yang lihat?" tanyaku to the point.

"Untung aja baru tiga orang doang Sel, terus yang komen cuma satu sih. Adik tingkat." terangnya. Tuh kan pasti udah ada yang lihat, bahkan ada yang berkomentar juga.

"Dia komen apa?" tanyaku penasaran.

"Dia tanya, itu Kak Selia pacarnya Kak Juna ya Kak?, gitu Sel" jelas Dinda lagi.

"Heh kenapa pertanyaan begitu sih!." batinku.

"Terus?!" seruku.

"Ya gue jawab bukan"

"Iya memang ga ada hubungan apa-apa kok" seruku.

"Iya iya Ukhti, marah mulu"

"Maaf kelepasan"

"Iya gapapa Ukhti"

"Ya udah ayo berangkat nanti telat ke tempat kajiannya"

"Oke oke"

Weekend kali ini, Aku dan Dinda menghadiri kajian dari pamflet yang Dinda bagikan via chat. Kajian ini berlangsung di ballroom salah satu Hotel di Jakarta. Ini pertama kalinya aku mendatangi tempat majelis ilmu. Sesampainya di tempat, aku jadi terkagum-kagum. Ternyata banyak orang yang antusias untuk menuntut ilmu agama. Masya Allah.

"Sel"

"Hem"

"Banyak yang ganteng-ganteng" bisiknya.

"Hush, malah liatin cowok"

"Kalau sering-sering kita kesini, sekalian cari jodoh Sel"

"Din, ingat tujuan kita kesini untuk Belajar. Kok jadi cowok sih"

"Iya Sel" ucapnya.

Aku geleng-geleng kepala dengan apa yang Dinda bicarakan. Tujuan awal kami kesini memang untuk menuntut ilmu, bukan cari cowok. Dinda memang suka khilaf, aku juga suka gitu sih hehehe.

Dua jam berlalu, kajian ini sudah selesai. Banyak pelajaran yang aku dapat selama kajian berlangsung. Penjelasan dari ustadz juga mudah dipahami. Sebelum keluar dari ballroom Hotel kami sempat mengobrol dengan para muslimah lain hingga kami pun di invite grup chat.

Ketika kami sudah keluar dari ruangan tersebut, sepasang mataku tertuju oleh pria yang ku kenal. Pria itu juga tak sengaja melihat ke arah kami. Lalu ia menghampiri kami.

"Dinda, Selia" panggil pria itu.

"Ya ampun Mas Zafar. Disini juga" ucap Dinda. Ya dia Mas Zafar, teman sekomunitas Dinda.

"Wah bisa kebetulan ketemu disini ya" lanjut Dinda.

"Iya nih. Kalian ikut kajian juga?" tanya Mas Zafar.

My Senior Is My Neighbor (On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang