2 | Aneh

1.5K 73 0
                                    

Monggo dilanjut 😁

Angin semilir kian membuat diriku ngantuk. Bagaimana tidak, aku tengah duduk di rerumputan taman kampus dan menyender pada batang pohon yang rimbun, sungguh menyejukan hati dan pikiran. Rasanya tak ingin beranjak dari kerileks-an ini.

Ting!

From : Bang Blek

Ucel uy
Sini rapat lu
Jangan kabur
Udah mulai nih, lu dimana dah??

Seriusan? Demi apa? Rapat? Memang seharian ini aku ga buka grup BPH. Haduh, telat ini. Pastinya ada Juna disana, mau gamau pasti terlihat juga. Semoga aja dia udah melupakan kejadian kemarin.

To : Bang Blek

Gua baru tau kalo ada rapat
Otw kesana

Kehadiranku di ruang BEM Univ membuat mahasiswa lain mengalihkan pandangannya ke arahku. Jadi pusat perhatian kan sekarang. Tenang Sel, anggap aja gaada orang. Santai aja.

"Ucel, sini."

"Eh kok rame gini sih. Gue kira cuma anak BPH aja yang rapat."

"Makanya buka grup, ini tuh kita mau rapat untuk program kerja kita Cel. Lupa dah, perlombaan seni dan olahraga."

"Oiya bang aku baru inget, maap ya bang telat."

"Telat banget lu minta maapnya."

"Ya maap"

Aku baru ingat, ini program kerja Kementerian Seni Budaya dan Olahraga. Bang Blek ini menterinya, sedangkan aku wakilnya. Aku senang banget bisa menjadi partnernya. Perlombaan ini akan menjadi acara besar di kampus, karena setiap fakultas harus mengirim perwakilannya untuk ikut perlombaan tersebut.

Aku melihat sekeliling ruangan ini dan sosok yang kucari untungnya tidak terlihat batang hidungnya. Artinya, presma tidak ikut rapat ini. Jikalau dia disini pasti aku berusaha menyembunyikan diri agar tidak terlihat olehnya.

"Bang Juna kemana kok belum kelihatan ya?" Ucap salah satu mahasiswi yang tak ku kenal namanya.

"Entahlah, mungkin ada urusan lain kali. Jadi ga ikut rapat."

"Padahal gue ikut rapat begini pengen liat bang Juna. Kalo kayak gini mending gue ga ikut tadi." Ya, aku diam-diam mendengarkan percakapan mereka alias nguping.

Dasar mahasiswi keganjenan. Ikut rapat karna ada maunya. Orang yang kayak begini mending keluar aja dari kepanitiaan. Bukannya serius dengan acara, modelan yang kayak gini mah biasanya mau tebar pesona doang biar diperhatiin senior. Hush, dumel mulu nih mulut. Emang sih dari penampilannya modis banget. Ala-ala fashion-nista.

Rapat pertama pembentukan kepanitiaan sudah terlaksana. Rapat kedua akan dilaksanakan dua minggu kedepan. Setelah ini, aku ingin langsung pulang dan ga mau kemana-mana. Rasanya pengen guling-gulingan di kasur.

"Bang Blek, gue duluan ya. Kayaknya mau hujan juga. Takut kehujanan di jalan." Pamitku pada Bang Blek.

"Lah, emang lu bawa motor Cel?"

"Bawa dong sekarang, yaudah ku cabut dulu."

"Hati-hati lu."

"Iyo"

Aku harus cepat-cepat pulang, kalau tidak hujan akan mengguyurku. Aku kan ga bawa jas hujan bahkan ga bawa jaketku tercinta.

Awan mulai berubah warna gelap, tanda-tanda mau hujan. Tanpa disadari gerimis sudah meninggalkan jejak pada bajuku. Aku pun menacap gas motorku dan melaju dengan cepat. Tapi percuma saja, pada akhirmya aku basah juga. Hujan mengguyurku. Lalu aku menepikan kendaraanku untuk meneduh hingga hujan agak reda. Aku sudah lepek karena kehujanan. Padahal ingin sampai rumah sebelum hujan turun.

My Senior Is My Neighbor (On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang