Bunyi alarm membuatku terlonjak kaget. Ya bagaimana ga kaget, suaranya keras sekali. Pantas saja sinar matahari menyusup ke dalam kamarku, sudah pukul 10 pagi. Aku lupa, aku lagi ga sholat subuh. Karena sedang berhalangan dari kemarin malam setelah pulang dari acara.
"Bu" panggilku yang tengah menuruni tangga.
"Ibu di dapur" balas Ibu.
Aku menghampiri Ibu yang sedang memasak. Di rumah ini hanya ada kami berdua. Bi Sri masih berada di kampung. Biasanya weekend begini Bang Mail ke rumah, entah kapan.
"Bu, habis zuhur aku mau ke rumah Tante Vina"
"Mau ngapain?"
"Diajakin Tante Vina bikin kue"
"Oalah, yaudah"
Ba'da Zuhur aku bersiap ke rumah Tante Vina, ibunya Juna. Sebelum itu, ibu menyuruhku untuk makan siang dahulu. Setelahnya, aku langsung jalan ke rumah Juna yang hanya beberapa langkah. Ya namanya juga tetangga sebelah banget. Bisa aja sih ga lewat depan rumah, asal temboknya dijebol. Tapi sayangnya, aku ga berani melakukan tindakan bar-bar begitu. Gila aja, yang ada kena marah Ibu. Masa anak gadisnya kayak gitu sih mau dikata apa nanti. Hehehe.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Pintu rumah Juna terbuka. Junalah yang membuka pintu.
"Silahkan masuk"
"Makasih"
Juna mempersilahkan ku masuk. Saat aku masuk ke rumahnya, terdengar suara canda tawa dari ruang keluarga. Kemungkinan di rumahnya sedang ada tamu.
"Ikut saya"
"Iya"
Ia memintaku untuk mengikutinya, mungkin menemui Tante Vina. Ia berjalan menuju ruang keluarga. Tebakanku benar ada tamu, eh sepertinya aku kenal mereka.
"Assalamualaikum" salamku.
"Waalaikumsalam"
"Eh ada tamu jauh"
"Mba Runa" panggilku.
Ya dia Mba Runa, kakak dari Juna. Sudah lama aku tidak berjumpa dengannya. Bukan hanya Mba Runa saja, tapi ia ditemani oleh suaminya-Mas Tara. Aku langsung menyalami mereka.
"Apa kabar Mba Runa, Mas Tara"
"Alhamdulillah baik dek"
"Alhamdulillah baik"
"Kamu gimana dek?" tanya Mba Runa Balik.
"Alhamdulillah baik juga Mba"
"Hallo Luna, Masya Allah cantik banget kayak Mba Runa" ucapku gemas pada Luna, anaknya Mba Runa dan Mas Tara.
"Bisa aja kamu dek, hehehe"
"Udah berapa umurnya Mba?"
"Udah 4 bulan"
"Gemes liatnya"
Mba Runa baru memiliki satu anak perempuan. Cantik banget, menggemaskan. Boleh ga ya bawa pulang. Pipinya itu loh gembul, kayak boneka.
"Selia udah dateng"
"Belum lama Tante" ucapku menyalami Tante Vina.
"Ada Onti Lia ya, sayang ya" ucap Tante Vina yang menghampiri cucu kesayangannya sambil mencium pipi cucunya.
"Oma mau ke dapur dulu ya sayang, mau bikin kue" ucap Tante Vina pada Luna.
"Bikin kue apa Mah?" tanya Mba Runa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Is My Neighbor (On going)
General FictionJuna Anugrah Hendrawan senior yang sangat amat disegani di kampusku, bagaimana tidak dia adalah seorang presiden mahasiswa. Selain itu dia juga mahasiswa berprestasi di kampusku. Tak mengherankan banyak mahasiswa terkhusus mahasiswi sangat mendewaka...