06 | rumah

8.3K 347 12
                                    

Hai


U

sai dari Apotek, Adelard menuju rumahnya bersama Dasha.

Dasha melongo melihat rumah bak Istana di hadapannya itu.

"Jarwo, kalo mangap mulutnya jangan lebar-lebar. Bau!" lontar Adelard sembari menutup hidungnya.

"Aku gak mangap, cuma kaget. Kamu ngapain bawa aku ke istana sebesar ini?"

Adelard tidak menjawab pertanyaan Dasha, melainkan menarik tangan Dasha untuk memasuki rumahnya itu.

"Nggak kak, tujuan kamu ajak aku, untuk masalah botol itukan? Kenapa sekarang kita kayak keliling kota?" Dasha menarik tangannya dari genggaman Adelard.

"Aku udah bawa uang 20.000, itu cukup kan buat ganti botolnya? Ayo kita pergi ke tempat kak Adelard beli botol yang aku pake waktu itu." sambung Dasha membujuk sembari menarik balik tangan Adelard seperti anak kecil yang meminta ibunya membeli balon.

Adelard yang melihat tingkah Dasha tersebut, membuatnya tertawa terpingkal-pingkal dan langsung kembali sadar kemudian bersikap cool seketika.

"Ehm anu, ikut gue," ajak Adelard dan kemudian mereka memasuki rumah Adelard, Dasha masih saja melongo melihat sekeliling rumah Adelard. Rumah Adelard memang megah dan besar, tapi seperti tidak terawat selama bertahun-tahun. Ruang tamunya yang begitu besar terlihat sudah sangat kusam dan kotor, banyak sarang laba-laba dan kursi, mejanya yang bagus itu sudah berdebu tidak teratur. Dasha merasa seperti pergi ke Istana Kuno.

"Lo gak takut di rumah gue?"

"Hah? Ini rumah kak Adelard?" tanya Dasha heran tidak menyangka, "nggak nyangka banget, kak Adelard pasti keturunan darah biru!" sambung Dasha.

"Kalo gue keturunan darah biru, lo darah apa?"

"Darah biasa kak, hihihi ...."

"Apaansih Jarwo,"

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 16.00. Suasana rumah Adelard semakin gelap, tidak ada pelita sama sekali.

Dan kemudian mereka sudah sampai di ruangan yang begitu terang, tepatnya mereka sudah tiba di kamar Adelard. Memang rumah Adelard sangat besar, ke kamar Adelard saja butuh waktu lama.

"Ini kamar gue," ujar Adelard.

Dasha yang mendengar perkataan Adelard, sontak melepaskan tangannya dari genggaman Adelard dan memundurkan langkah kakinya.

"Kak, aku mau pulang!"

"Gue mau ambil botol itu, ayo, lo takut ya? Hmm," Adelard senyum smirk.

"Kak, jangan aneh-aneh .. aku pulang sendirian aja! Makasih!"

Dasha hendak meninggalkan Adelard, namun tangannya di tarik lagi oleh Adelard.

"Gue nggak mungkin lakuian hal aneh-aneh sama anak kecil kaya lo. Lo masih kecil, jangan kebanyakan nonton Drakor, nah apalagi itu namanya? Nah baca Wattpad orang gede. Banyakin belajar, oke?" ujar Adelard sembari mengetuk pelan jidat Dasha yang ditutupi poni.

"Aku udah gede, Dasha Theana kemarin genap 16 tahun."

"Gue 17 tahun, gue yang gede!"


DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang