33 | kesal

4K 111 2
                                    

Haii🌻
Jangan lupa komen ya.


Happy reading♡

"Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier tiga variabel dari hasil subtitusi x sama dengan z, ke persamaan satu, adalah z sama dengan empat .... paham?!" jelas Berta, guru matematika paling galak yang terkenal di SMA NEGERI 1 GARUDA.

Dasha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajah gadis itu benar-benar sangat tertekan dengan mata pelajaran yang paling ia benci itu, "kok bisa z nya langsung dapet empat?" lirih gadis itu pelan. Yang ternyata dapat di dengar oleh seseorang di sampingnya.

"Itu kan dua belas di bagi tiga, Dasha ..." terang halus Rio - cowok sekelas Dasha yang duduk tepat di samping Dasha. Namun tidak sebangku.

"Emm gitu ya, hehe .... makasih Rio,"

"Lo les privat aja di rumah gue, gue mau kok bantuin lo belajar matematika." Rio menunduk dan menyandarkan kepalanya pada tangan kanannya dan menatap wajah Dasha dari samping.

"Makasih Rio, maaf tapi aku nggak tertarik sama matematika. Aku lebih suka membaca novel," ungkap Dasha.

"Nggak gitu sayang, jangan samain matematika sama novel. Biar lo nggak kesusahan aja belajar matematika, mau ya?" Rio tersenyum simpul, cowok itu masih berusaha membujuk Dasha.

Tiba-tiba saja Dasha terdiam, gadis itu menyentuh bibirnya. Kenapa dia teringat di parkiran tadi pagi? Jantung gadis itu tak berhenti berdetak. Adelard mengambil ciuman pertamanya. Ya, dan pada saat itu juga gadis itu langsung terkejut, sangat terkejut sampai wajahnya memerah. Cowok itu mencium bibirnya tanpa dosa.

Orang pacaran ciuman juga? Kaya di novel? batin Dasha bertanya-tanya.

"Lo kenapa? Pegang bibir sambil di gigit gitu?" Rio bingung melihat Dasha yang terdiam sambil memegang dan menggigit bibirnya.

"Mm-maaf, enggak kok Rio," Dasha tersenyum kikuk di depan Rio. Dasha agar risih ketika Rio memerhatikan dan menatapnya sedari tadi. Padahal jam Berta masih berlangsung saat ini.

Jarang sekali Rio seperti ini kepada Dasha, tapi memang beberapa hari ini cowok itu benar-benar memerhatikan Dasha hingga cowok bertukar tempat duduk dengan Airyn - teman Dasha. Entah apa tujuannya.

Rio Jonizon Argintoro. Cowok dengan tinggi 179,9 cm itu akan menjadi pengganti ketua basket menggantikan Adelard. Ya, cowok itu nantinya yang akan meneruskan menjadi ketua atau kapten tim basket yang terkenal bergengsi di SMA NEGERI 1 GARUDA. Berwajah tampan, bergingsul, hidung mancung, bibir tebal dan kulit yang eksotis. Cowok itu juga terkenal pintar di bidang IPA namun ia memilih masuk IPS, entah kenapa.

"Jadi mau?" tanya Rio membujuk Dasha.

"Enggak Rio, lain kali aja. Maaf ya, aku tetep nggak bisa biar udah belajar mati-matian kalo mapel matematika," tolak Dasha halus.

"Hmm yaudah, gue nggak maksa kok. Lo bikin gue penasaran, hmmm ..." Rio bangun dari sandarannya dan fokus kembali mendengar penjelasan Berta yang suda lumayan berteriak-teriak menjelaskan materi karena masih banyak yang tidak paham dengan mater yang beliau bawakan.

"Kalian ini makan apa di rumah? Bikin capek saja mengajar di kelas kalian. Huh!" Berta frustasi, hampir 4 jam guru itu menerangkan dan menjelaskan materi tetapi masih banyak yang tidak paham.

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang