53 | luar batas

1.9K 57 2
                                    

Hellooo


Vote, comen.

Note : Akhirnya guys up lagi, di mohon bacanya malam dan sebelum saur yaa wkwkw😩✋













~~~

Sudah sekitar 10 menit lamanya Dasha dan Elang menikmati makanan mereka di kantin sambil mengobrol santai.

Dasha dengan menu mie ayam sama seperti Elang juga.

"Kamu jurusan apa?" tanya Dasha sembari mengunyah bakso yang sudah terkunyah hancur.

"Seni." balas Elang singkat yang di beri anggukan mengerti oleh Dasha, "pake sambel kok cuma secuil?" Cowok itu memerhatikan Dasha yang sedang menaruh sambal ke dalam mangkuk baksonya.

"Iya, sukanya dikit aja,"

"Mau coba punya gue?" Elang menyodorkan tangan kanannya dengan sendok yang berisi kuah dan potongan bakso.

"Itu kuahnya merah banget, aku nggak suka yang pedas-pedas,"

"Yaudah coba dulu yuk," Elang tetap bersikeras memaksa Dasha untuk mencicipi mie ayam miliknya, "masih muda jangan takut mencoba."

Elang terus memaksa Dasha hingga membuat mulut gadis itu terbuka untuk suapan Elang dengan penuh rasa ragu.

"Aaaa ...,"

Belum sampai ke dalam mulut Dasha, sendok di tangan Elang yang untuk menyuapi Dasha tiba-tiba terjatuh kala sebuah tangan berhasil mendarat dan menyingkirkan sendok tersebut.

Plakk

Sebuah sosok bertubuh kekar dan tinggi menepis tangan tak bersalah Elang. Tatapan tajam terpancar di wajah cowok tersebut.

"Shit!" tekan Elang, hanya menyuapi saja tangannya kena tampar, "lo lagi, lo lagi!" sambung Elang kesal menatap orang tersebut, tak lain ialah Adelard.

Tak peduli apa yang di katakan Elang, Adelard langsung mengalihkan pandangannya pada seorang gadis yang shock tak tertolong melihat kejadian yang baru saja terjadi. Kenapa hidupnya penuh plot twist?

"Udah selesai makannya?" tanya dingin Adelard menatap suram wajah Dasha yang sudah menutup mulutnya rapat-rapat setelah membuka lebar tadi.

"Ke-kenapa?" gadis itu sedikit mengerutkan alisnya, ia kesal namun takut.

"Udah selesai?" tanya ulang Adelard lebih pelan.

Dasha menghembuskan napasnya, "belum. Kenapa kamu tepis tangan kak Elang, kak?" Dasha berusaha bertanya dengan nada pelan, hatinya masih sakit, di bikin tambah sakit lagi.

"Lucu lo. Ikut gue sekarang, atau gue seret?" Cowok itu meraih lengan Dasha dengan wajah yang lebih mengintimidasi daripada sebelumnya.

Seolah tak peduli dengan ancaman Adelard, Dasha hanya menatap dan memerhatikan tangan Elang yang baru saja di tepis.

"Kamu nggak papa kan, kak?" tanya Dasha menatap pergelangan tangan Elang.

"Sakit Sha ..." ringis Elang.

Mendengar ringisan Elang, dengan cepat Dasha melepas pergelangan tangannya yang di genggam Adelard lalu menghampiri Elang.

"Anter gue ke rumah sakit, nanti pasti infeksi," tambah Elang, cowok itu menambah-nambah rasa sakitnya yang memang sebenarnya sakit.

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang