49 | kamar

2.9K 69 1
                                    


Jangan pelit vote dan comen ya.
Song ~ surat cinta untuk starla

Matahari sudah mulai terbenam, cahaya yang lelah berwarna oranye mengisi lingkaran pusat kota saat ini.

Tubuh seorang cowok yang masih nyenyak dalam kasur tiba-tiba saja terbangun kala alarm berbunyi tepat pukul 17.40.

Adelard dengan telanjang dada yang hanya menggunakan celana jeans itu beranjak dari kasur dengan wajah bantalnya.

Ia meraih kaos putih dan memakainya asal kemudian berjalan menuju dapur.

Mengambil gelas dan mengisinya dengan air mineral kemudian meminumnya. Setelah itu cowok itu sedikit membersihkan bekas sampah-sampah makanan yang berserakan di meja kaca dapur tersebut kemudian memasukkannya ke dalam tempat sampah yang di lapisi plastik berukuran besar.

Selanjutnya plastik yang sudah di penuhi sampah itu ia ikat dan akan di bawa ke pembuangan sampah luar apart.

Adelard sudah sangat mandiri jika di bandingkan waktu SMA dulu, memasak saja dia tidak tahu semasa itu, mengandalkan makanan yang di beli dan masakan Dasha. Sekarang cowok itu mulai belajar masak walau hanya bisa memasak telur ceplok, tapi dia sudah berusaha.

Setelah keluar dari lift dengan tangan yang penuh dengan plastik hitam besar yang berisi sampah, cowok itu pun menuju pembuangan sampah yang letaknya berada di samping parkiran. Setelah selesai membuangnya ke pembuangan besar, Adelard tak sengaja melirik ke arah parkiran.

Mata sayu itu langsung tajam memerhatikan seorang gadis yang sedang asik berbicara kepada tangan mungilnya.

Segera Adelard menghampirinya, ia sudah duga ternyata gadis itu tak lain adalah Dasha. Cewek dengan sweater dan celana jeans kulot dengan rambut yang terurai panjang itu sedang asik berbicara sendiri dengan tangan yang menjadi objek bicaranya.

"Oy, ngapain lo di sini?" Adelard dengan lipatan tangan di dadanya menatap dingin gadis d hadapannya yang sedang berbicara sendiri itu.

Dasha mendongak dan sontak berteriak terkejut, "Aaa!!" kemudian ia menghela napasnya setelah tahu siapa sumber suara barusan, "astaga bikin kaget aja kak!! Huff ..."

"Gue tanya, lo ngapain di sini? Nunggu om-om yang bayar lo?" perkataan tajam dari Adelard seketika membuat hati kecil Dasha rasanya habis tertusuk benda tajam, "haha, bener ya?" sambungnya sambil tertawa remeh.

Sabar Dasha, sabar, batin gadis itu. Ia segera berdiri dengan sedikit gugup, dengan mata yang tajam Dasha maju mendekat ke arah Adelard dengan penuh keberanian yang ia paksa.

"Kamu jahattt!!!" dengan wajah yang memerah dan air mata yang mulai turun di pipinya, dengan penuh tenaga Dasha memukul-mukul dada bidang Adelard dengan kedua tangan mungil yang di kepalnya.

"Kamu tahu nggak sih kak? Omongan kamu itu nyelekit banget! Kenapa suka bilang aku rendah sih? Aku bukan cewek murahan kaya kamu bilang! Aku nggak nunggu om-om kak ..." jelas Dasha dan sesekali gadis itu mengusap air matanya, "aku salah ya? Maafin aku .." mohon Dasha, dengan mata yang sudah memerah menahan tangisnya.

Padahal sebenarnya dia sudah berusaha menahan air matanya tapi perkataan Adelard sangat tidak pantas untuk di katakan, ia sudah lelah dengan cowok itu. Yang selalu marah tidak jelas, padahal ia hanya ngobrol biasa dengan Elang. Ia tahu batasan, ia tahu Adelard tidak suka itu. Tapi teman-temannya memaksa Elang untuk menemaninya.

Dasha beranjak pergi meninggalkan Adelard yang masih bergeming tanpa bersuara. Cowok itu sedikit terkejut dengan apa yang baru saja Dasha lakukan, padahal tujuannya bicara tadi sedikit tidak serius, tapi di ambil serius oleh gadis itu.

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang