45 | benci

2.4K 60 13
                                    

Ellllowww

Vote dulu ygez, and jgn lupa komennn.
















🐙 happy reading 🐙


"Cantik."

Wajah Clara seketika bersemu, seperti kepiting rebus.

"Nggak salah denger?"

"Haha, shit, oke." Adelard mengusap kasar wajahnya di iringi tertawa remeh. Cowok itu kembali melirik dan melihat sudah tidak ada keberadaan Dasha dan Rio di samping mereka yang jaraknya lumayan jauh.

Clara yang melihat Adelard yang sedari tadi melirik terus menerus merasa bingung kepada Adelard, ada siapa sih? "lo liatin siapa Lard?"

Tak ada jawaban dari Adelard, dari sebelumnya yang tertawa kini cowok itu diam tanpa ekspresi, kemudian cowok itu mengambil helm fullfacenya dan memakainya.

"Naik." perintah Adelard yang sudah duduk di atas motor.

"Gu-gue?"

Tak ada jawaban dari Adelard, hanya hawa dingin saja yang Clara rasakan. Takut dengan Adelard detik ini membuat Clara segera naik di belakang Adelard.

Suara Adelard yang berubah menjadi dingin membuat Clara bertanya-tanya dalam benaknya. Dan juga Adelard membawa motor dengan kelajuan di atas rata-rata. Hingga membuat Clara oleng. Namun cewek itu takut untuk menyentuh dan berpegangan di pinggang Adelard, ia lebih memilih berpegangan di ujung jok motor di belakangnya.

Perjalanan demi perjalanan, akhirnya mereka berdua tiba di sebuah apartemen.

Clara segera turun dari motor lalu membuka helm yang ia kenakan dan memberikannya kepada Adelard, "makasih ya?" belum sempat melanjutkan perkataannya, tak menanggapi Adelard langsung pergi dan melajukan motornya.

"Gue belum selesai ngomong, ish!" decak Clara kesal. Sudahlah tak mau ambil pusing, gadis itu langsung pergi dan balik menuju apartemen.

Sedangkan di sisi lain Adelard di perjalanan melajukan motornya di atas kecepatan rata-rata. Tak peduli dengan ramainya kendaraan di jalan malam itu. Entah apa yang ada di pikiran cowok itu.

***

2 tahun kemudian ...

Adelard, Derga, Arvan, Edo dan Dio. Sudah hampir satu tahun berlalu saat masa SMA. Dan sekarang mereka sudah saling berpisah-pisah, dan hanya tersisa Adelard, Derga dan Arvan. Mereka satu universitas, namun mereka mengambil jurusan yang berbeda. Sehingga jarang sekali mereka saling bertemu dan main seperti dulu.

Tidak banyak yang berubah dari diri seorang Adelard. Hanya saja dalam hal negatif seperti minum dan mabuk sudah jarang ia lakukan bahkan hanya terhitung jari setiap bulannya.

Sekarang'pun Adelard sudah memiliki dua orang teman yang selalu nongrong, main dan sejurusan bersamanya. Mereka adalah Arkana atau panggilannya Aka dan Jonathan atau biasa di sapa Otan. Itulah panggilan akrab yang biasa Adelard sebut ketika memanggil mereka.

Sama seperti dulu, Adelard pun masih di panggil dengan sebutan Delard namun huruf akhirnya tak di pakai, dan menjadi Delar.

***

"Baik, sampai jumpa di pertemuan berikutnya dan terimakasih." ucap seorang dosen sembari memasukkan beberapa tumpuk buku dan kertas ke dalam tasnya.

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang