18 | botol susu

5K 183 11
                                    

Hai🍟

Tepat pukul 09.00 pagi, jam weker berdering, dan itu sama sekali tidak berfungsi bagi telinga Adelard. Hingga waktu menunjukkan pukul 12.31, akhirnya Adelard terbangun dari nyenyaknya tidur. Itupun karena hewan peliharaan kesayangannya mengeong.

Adelard bangkit dari tidurnya dengan rambut yang berantakan sembari menggaruk belahan bumi. Lalu dia beranjak meninggalkan tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi.

Adelard membersihkan diri dan kemudian mengenakan kaos hitam dan celana Levis. Dengan rambut yang masih berantakan, dan tanpa menggunakan skincare satupun. Adelard memang tidak pernah memakai apapun untuk mempertampan wajahnya. Karena dari janin dia sudah tampan dan ganteng. Begitulah prinsipnya. Dan memang benar, tidak mandi sehari saja, tidak akan mengurangi kelebihan yang Sang Pencipta berikan kepadanya.

"Udah e'e belom?" tanya Adelard dengan suara serak kepada sang kucing yang dia beri nama "Jonie" kucing tersebut berjenis kelamin jantan, hobinya tidur dan juga bersifat cuek.

Tidak ada balasan dari sang kucing.

"Budek kayak Dasha." ketus Adelard saat melihat kucingnya yang pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya.

Ting, tong, ting, tong ....

Pintu Adelard berbunyi, Adelard segera membukanya. Wanita paruh baya bersama dua anak kecil, yang satu balita dan yang satu lagi anak kecil yang kira-kira berumur 5 tahun.

"Adelard? Ini Adelard kan? Ganteng banget keponakan tante, tinggi banget sekarang ...." ujar wanita tersebut antusias. Adelard hanya balas dengan anggukan.

"Udah gede aja, tante nggak nyangka. Terus Nana mana?" tanya wanita itu lagi.

"Keluar."

"Ooo gitu, Adelard tante mau minta tolong boleh kan? Tolong jagain dua anak tante ini, cuma beberapa jam kok. Tante sama om mau pergi ada urusan. Tolong ya, baby sister di rumah tante lagi pulang kampung. Tante mohon ya?"

"Hah? Nggak bisa jaga anak kec-"

"Nggak lama kok, Lard. Ah tante percaya sama kamu! Masa kucing bisa kamu rawat? Anak tante kok nggak bisa? Bisa ya?"

"Ah-"

"Yaudah nih, nanti Cika kasih dot cucu ini kalo lagi rewel, ini mobil-mobilan kamu temenin Cala main bareng ya? Yaudah tante pergi dulu, om udah nunggu di mobil. Makasih Adelard, keponakan tante yang ganteng!" ujar panjang lebar wanita tersebut yang ternyata bibi Adelard. Bibi Adelard langsung meninggalkan rumah Adelard dan menaiki mobil dan pergi.

"Shit." decak Adelard.

Adelard tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia harus menjaga balita perempuan dan bocah laki-laki yang sangat nakal.

Beberapa saat kemudian ....

Huaaa ....

Cika mulai rewel dan menangis terus menerus. Adelard bingung harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak pernah mengurus anak kecil.

"Adeyad, dendong ade aku! Jangan cuma diem!" ujar Cala menatap Adelard kesal.

Adelard langsung meraih tubuh Cika dan berusaha menggendongnya dengan hati-hati.

"Deyad, lehey Cica di dendong cuga!" teriak Cala.

Adelard dengan sangat hati-hati menahan kepala Cika menggunakan telapak tangannya. Adelard berkeringat dingin dan gemetar, baru pertama kali ia merasakan menggendong anak kecil.

"Deyad!!! Kacih Cica cucu!" perintah Cala lagi, anak itu memang sangat teliti apapun hal yang mengenai sang adik. Cala sangat menyayangi Cika, jika sekarang Cala bisa menggendong adiknya, itu akan dia lakukan.

"Hey lo kira gue adek lo? Deyad-Deyad, gue masih hidup!" celetuk Adelard menatap wajah Cala, "pernah berakkin celana gue banyak bacot!" sambung Adelard. Tidak ada balasan dari Cala, ia hanya sibuk memainkan mobil-mobilannya.

Hari ini adalah hari tersial Adelard, tidak kucing, tidak anak kecil. Semua mengacanginya.

Cowok itu meraih botol susu dan susu yang masih hangat dan penuh, kemudian memasukkannya ke mulut Cika yang masih merengek.

Adelard mulai berdiri dan menggendong Cika dengan hati-hati juga wajah yang bingung. Kemudian Adelard menyandarkan kepala Cika ke samping kanan bahu lebarnya dan menggoyang pelan Cika yang mulai tenang.

Cika terlihat sangat nyaman berada di pelukan Adelard, yang tadinya merengek terus dan ketika berada di pelukan Adelard ia langsung tenang.

Sambil menenangkan Cika, Adelard merasakan aroma yang tidak asing di tubuh Cika. "Bau, kayak Sasa." ujar Adelard.

"Lo pake parfum Sasa ya?" tanya Adelard pada Cika yang sudah tertidur pulas di dada bidangnya.

"Oh, lo mau caper sama gue dengan pake parfum Sasa?" tanya cowok itu lagi.

"Hmm? Yaudah gue ambil dot lo ini." ujar Adelard sembari mengambil memperlihatkan botol susu ke atas wajah Cika yang sudah tertidur pulas dan masih tersenyum lebar itu.

Tidak ada jawaban dari Cika, membuat Adelard semakin kesal, Adelard meniduri pelan tubuh Cika ke kasur kecil dan itu mengundang tangisan Cika lagi.

Huaaa huaaa huaaa ....

Aneh, padahal Adelard sangat hati-hati menaruh Cika di kasur itu, tapi malah membuat Cika semakin menangis saat lepas dari pelukan Adelard.

"Eh?" Adelard terkejut, ia tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Ih Deyad nggak pecus! Kalo tiduyin Cica itu halus bilang 'cup-cup, cayang ...' pake cayang bial Cica nda nangis. Kata momy gitu!" sahut Cala sambil memperagakan dan kemudian beralih memainkan hp Adelard.

Adelard hanya bengong meresapi perkataan Cala.

Cayang apaan? batin Adelard bertanya. Tanpa berlama-lama Adelard menggendong Cika dengan hati-hati lagi.

Adelard mengusap lembut kepada Cika sambil menggoyang-goyang pelan tubuh Cika juga. Dengan cepat Cika langsung menghentikan tangisannya dan tertidur nyaman di dada bidang Adelard lagi.

"Heh lo ngapain minum susu adek lo?!" desis Adelard terkejut melihat Cala yang mengenyot dot susu milik Cika.

"Mauu? Ini cucu etsh ge em, jadi Cala boleh minum cuga," ungkap Cala.

Cala beranjak ke hadapan Adelard dan menyodorkan botol susu ke mulut Adelard. Dan dengan polosnya Adelard mencoba susu tersebut.

"DELARDDD! YUHU!!!"

"Oy!"

Panggilan lebih dari satu orang terdengar dari luar pintu Adelard. Dan karena tak terkunci pintu Adelard terbuka lebar yang memperlihatkan Dasha, Gesya, Derga dan Arvan.

Yuhuuuu ... Komen-komen
See u🍑

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang