Haii, konnijiwaa HA HA🫣
Pagi itu tepat pukul 05.43, Dasha sudah mengenakan pakaian seragam putih abu-abu. Ia tidak langsung berangkat sekolah melainkan menuju dapur dan membantu bik Sumik.
"Pagi bik Sumik!!!" sapa Dasha dengan senyum lebarnya sembari memegang kedua bahu Sumik. Ini bukan sapaan biasa, sapaan ini membuat bik Sumik yang sedang mengaduk masakan di panci itu terkejut kejang-kejang.
"Ee-ee-ee!" teriak Sumik terkejut, "ya ampun dek Dasha, bikin anu aja ...." sambung Sumik sembari mengelus-elus dadanya.
"Hihi ... Anu siapa bik?" tanya Dasha sambil mengambil sesuatu dalam kulkas.
"Duh dek Dasha, anu tuh bukan orang. Mungkin kata ganti kalo gugup, kaget, lupa. Setau bik Sumik yo gitu,"
"Ooo gitu." balas Dasha, "bik, papa sama mama kapan pulang? Aku udah kangen banget," tanya Dasha.
"Oiya bibik belum kasih tau kamu, katanya nanti malem bapa sama ibu udah datang," ujar Sumik sembari tersenyum. Dasha yang mendengar perkataan Sumik, seketika menghampiri Sumik dan memeluk punggung Sumik.
"Akhirnya mama, papa pulang! Makasih informasinya bik, sini biar Dasha yang masak!"
"Iyah sama-sama, ngga usah dek Dasha sayang. Eh ngomong-ngomong kakak kelas kamu yang waktu itu kok udah nggak kelihatan lagi?"
"Kak Adelard di skors seminggu bik, lagian aku juga takut liat dia. Dia itu jarang senyum terus galak banget! Matanya itu kayak nggak ada ekspresi. Tapi dia baik mau anterin Dasha tiap hari. Tapi dia galak juga!" jelas Dasha panjang lebar.
"Gitu ya dek Dasha, bibik cuma mau tanya sama Dasha, dia nggak pernah apa-apain kamu kan? Bibik ngga bermaksud apa-apa, cuma bibik takut kamu kenapa-kenapa. Kamu masih remaja, kamu perempuan jaga diri baik-baik." nasihat Sumik.
"Nggak pernah kok bik, kak Adelard bukan laki-laki kayak gitu. Aku juga belum tahu banyak tentang dia tapi dia bukan orang jahat, cuma dia galak aja. Rambutnya emang acak-acak, terus dia bilang pernah nggak mandi pas mau ke sekolah. Terus dia punya tante yang baik banget sama dedek kecil yang lucu banget! Bibik nggak usah khawatir, Dasha bakal jaga diri, soalnya tiap hari Dasha nggak sendirian. Ada Gesya. Hehe ...."
"Yaudah bibik percaya sama kamu. Tapi lain kali kanalin bibik sama anak itu ya, soalnya dia kaya cowok di Wattpad! Ganteng aaa!" ujar Sumik sembari membuka layar hpnya dengan berbinar-binar.
"Ha? Bibik baca Wattpad?"
"Iya dong!"
Ibu-ibu hebat ya, baca Wattpad. Batin Dasha.
"Yaudah, sekarang kamu siap-siap gih ke sekolah, nanti telat lho!"
"Oke bik, kalau gitu Dasha berangkat dulu ya!" pamit Dasha sembari menyalami tangan Sumik.
🫵🏼🫵🏼🫵🏼
Usai memakai sepatu dan lainnya, Dasha menuju teras rumahnya sembari menunggu Gesya menjemputnya untuk berangkat ke sekolah, dan tak tunggu lama Gesya tiba dan mereka pergi bersama ke sekolah.
Beberapa menit kemudian, Dasha dan Gesya tiba di sekolah tepat waktu. Gesya memarkirkan motornya dan menuju ke kelas bersama Dasha.
"Dasha, kak Adelard ud-" ujar Gesya terpotong saat sebuah batu kerikil mengenai sepatu Dasha.
"Woy! Biadab banget sih lo?" geram Gesya melihat segerombolan Nisa dan teman-temannya.
"Haha ... Hey bit*h! Bisa nggak lo nggak ikut-ikutan? Gue cuma mau ngomong sama pembantu Adelard yang caper di samping lo!" ujar Nisa sambil menunjuk ke arah Dasha.
"BACOT BANGET BOKONG MONYET, MAU BERAPA KALI LO SOK JAGO SAMPE NYAKITIN DASHA HA? SUMPAH YA LO, KALO BUKAN KARENA ANAK KEPSEK UDAH GUE BERAKKIN MUKA SOK POLOS LO ITU!" teriak Gesya. Gesya menghampiri Nisa dan menarik kerahnya, Dasha yang melihat emosi Gesya memuncak berusaha menahan Gesya yang sedang dipenuhi amarah.
"Udah-udah!!! Gesyaa tunggu!" teriak Dasha menghentikan keduanya.
"Kak tenang dulu, ada apa?" tanya Dasha.
"Dih, ya. Gue cuma mau bilang sama lo, mulai sekarang stop jadi asisten Adelard, soalnya Adelard akan resmi jadi pacar gue. Lo nggak usah mau kalo dia antarin lo pergi-pulang sekolah, karena Adelard sendiri yang bilang kalo dia cuma kasihan sama lo, ngerti?"
"Cuih!" Gesya meludahi sepatu Nisa.
"APA-APAAN SIH LO BANGS*T!" bentak Nisa.
"Emang ADELARD MAU SAMA LO?" tanya Gesya.
"Gesya udah. Aku nggak mau perpanjang masalah ini. Iya aku nggak bakal pergi-pulang sama dia, aku pergi-pulang sama Gesya. Aku bukan asisten kak Adelard, aku juga nggak suka sama dia, dia jarang mandi terus galak. Jadi tolong nggak usah ganggu aku lagi. Makasih!" jelas Dasha yang langsung menarik tangan Gesya ingin pergi dari situ, namun ....
Tanpa mereka sadari Adelard dan teman-temannya sudah berada di sekitar situ melihat adu mulut gadis-gadis itu.
"Gila sih cewek kalo adu mulut, udah kayak debat di tvOne," sahut Derga.
"Kita rehat sejenak." sambung Dio. Yang dapat memancing tawa Derga kecuali Adelard dan Arvan. Adelard yang sedari tadi menatap mereka yang sedang adu mulut sambil memakan roti tawar dengan toping yang tak biasa yaitu bubuk BonCabe.
Kemudian dengan roti yang masih terjepit di mulut Adelard, cowok itu pergi menuju keributan Nisa dkk, Dasha dan Gesya.
"Oy Lard, mo kemana lo?" tanya Derga dan tak ada jawaban dari Adelard.
"Udah kita ikut aja!" ajak Dio.
Sesampainya Adelard di hadapan mereka seketika langkah kaki Dasha terhenti, gadis itu terkejut. Sedangkan Nisa langsung mengubah ekspresi wajahnya itu menjadi tersenyum manis dan menghampiri Adelard.
"Hai Adelard, em ...." sapa Nisa sembari mendekatkan dirinya ke samping Adelard dan menggapai lengan cowok itu. Namun Adelard hanya diam, mata cowok itu hanya fokus ke arah Dasha.
"Gesyaa yuuk!" bisik Dasha takut sembari menarik lengan Gesya. Sedangkan Gesya hanya melirik tajam wajah Nisa.
Namun tiba-tiba Adelard menghampiri Dasha dan melepas kasar tangan Nisa yang menempel di lengannya.
"Gue laper."
KAMU SEDANG MEMBACA
DADELARD (END)
Teen Fiction"Denger ya! Apapun yang gue inginkan itu hak gue dan itu adalah kewajiban lo buat menuhin perintah gue!" tegas Adelard. "Harus?" tanya Dasha. "Harus!" balas singkat Adelard. _____________________________________ Cover : Pinterest Jangan copy my sto...