09 | telat

6.6K 242 1
                                    

Hai-hai!🤗
Gimana tahun 2021nya?
Happy new year🧣


Tepat pukul 04.00, Dasha sudah bangun dari tidurnya. Kemudian mengumpulkan nyawanya sejenak. Setelah itu Dasha mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, Dasha memakai pakaian seragam dan menyisir rambut halusnya dan tak lupa menyisir jejeran poninya itu. Banyak yang harus dia lakukan, biasanya juga Dasha membantu bik Sumik melakukan pekerjaan dapur, walau bik Sumik menolak bantuan Dasha, namun Dasha bersikeras ingin melakukannya.

🪖🪖🪖

Di depan gerbang rumah Dasha, Dasha sudah berdiri untuk menunggu Adelard yang tak kunjung menjemputnya.

"Udah jam setengah tujuh aja," ujar Dasha sembari melihat ponselnya, "kok aku nggak bisa sih nolak ajakan kak Adelard? Tadi malam aku mau nolak, cuma susah banget! Matanya itu kayak mau bunuh orang kalo nolak perintahnya." sambung Dasha.

Selang beberapa menit ....

"Duh, kak Adelard kok belum dateng juga? Aku mau telpon, tapi takut!" ujar lagi Dasha sembari celingak-celinguk, "udah telat, gimana nih!" sambung Dasha panik.

"Dasha? Kamu ngapain berdiri sambil celingak-celinguk gitu?" ujar seseorang yang ternyata Gesya yang tiba-tiba datang menghampiri Dasha menggunakan motor Vario.

"Gesya? Ya ampun! Aku kira siapa,"

"Hmm-hmm-hmm, daripada kamu nungguin yang nggak pasti, mending ikut sama aku aja ayok! Jok motor aku masih luas di belakang nih!"

"Tapi aku di suruh kak Adelard pergi bareng dia, Sya, tapi dia nggak datang-datang,"

"Kamu udah telpon?"

"Aku takut!"

"Dasha-Dasha, udahlah daripada kamu nungguin dia sampe jadi ikan asin di sini. Mending ayo kita pergi aja. Aku yakin dia ngerti kok."

"Tapi dia beda sama cowok lain, dia itu galak banget, apapun permintaannya dia, kita nggak boleh nolak."

"Dasha, kamu mau jadi ikan asin di sini?"

"Nggak-nggak, aku masih mau jadi manusia!"

"Yaudah ikut aku sekarang."

"Hmmm iy-iya, Sya,"

Mau tidak mau Dasha harus pergi ke sekolah bersama Gesya, Dasha masih berpositif thinking, mungkin Adelard lupa untuk menjemputnya.

😴😴😴

Di sekolah, Dasha masih tidak dapat melihat batang leher Adelard. Sampai waktu pulang sekolah tiba, Adelard masih tidak terlihat sama sekali. Dasha hanya melihat keempat teman Adelard yang ia tidak ketahui namanya itu.

Kemudian Gesya mengantar Dasha kerumahnya dan saling berpamitan pulang.

"Bye-bye Gesya!"

"Dadaaah Dasha!"

Setelah itu saat Dasha ingin membuka pintu pagarnya, tiba-tiba ia mendengar suara motor besar menghampirinya, yang ternyata itu adalah Adelard. Mengenakan pakaian seragam sekolah yang terlihat masih bersih, dan juga mengenakan jaket hitam serta wangi harum Adelard memasuki hidung Dasha.

Tampak penglihatan Adelard yang masih remang-remang, dan seketika ia menguap.

"Kak Adelard?" tanya Dasha terkejut, matanya membulat sempurna.

"Ngapain gak jawab telepon gue?"

"Ah-ha? Anu kak-"

"Hu ha, hu ha, Ayo naik!"

"Kak, ini udah-"

"Udah apa? Lo habis gak angkat telepon gue, sekarang ngebantah lagi? Cepat naik!"

"Enggak,"

Adelard yang sudah sangat kesal itu, langsung menarik tangan Dasha dan menyuruhnya segera duduk di belakangnya.

Kemudian Adelard meremas setir, dan melajukan motornya. Entah kenapa hari ini pikiran Adelard sangat kacau, mulai dari Dasha tidak mengangkat teleponnya, sudah banyak kali Dasha tidak mengangkat telepon darinya. Adelard merasa dirinya terabaikan oleh Dasha. Dia tidak suka hal itu.

Setelah itu mereka berdua sudah tiba di sekolah. Adelard celingak-celinguk, "kok sepi? Mereka udah mati?" ujar Adelard sembari membuka helmnya.

"Kak, itu kak, dengerin aku dulu. Ini-" ungkap Dasha terpotong.

"Diem!" potong Adelard.

Adelard turun dari motornya dan menuju pak Satpam yang sedang asik mendengarkan lagu sembari menggoyang tangannya sesuai irama.

"Pak, kok sekolahnya sunyi?" tanya Adelard.

"Loh, ya emang sunyi to, kamu ngapain masih di sini? Orang ini udah waktu pulang sekolah. Piye to?"


DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang