Haiii guys
Jangan lupa vote and coment yaaaHappy reading♡
"Adelard mana?" tanya Ryan sembari celingak-celinguk. Ryan - pelatih basket SMA NEGERI 1 GARUDA. Pria berusia sekitar 29 tahun itu, merupakan alumni SMA NEGERI 1 GARUDA. Yang cukup membanggakan nama SMA NEGERI 1 GARUDA di bidang olahraga basket."Ke parkiran Coach," sahut Derga.
"Ngapain? Waktu kita tinggal 10 menit. Derga panggil Adelard!"
"Oke Coach." Derga berlari kecil akan menuju parkiran, namun langkahnya terhenti ketika Adelard tiba menuju ke mereka dengan wajah yang datar khasnya.
Adelard menghampiri mereka seperti tidak terjadi apa-apa.
"Ngapain?" tanya Ryan kepada Adelard.
"Wc." balas singkat Adelard yang membuat teman-temannya terkejut.
"Ngapain anjir lo ke wc sama Dasha?" sosor Derga yang di balas dengan injakan kaki dari Adelard.
Ryan begitu bingung dengan apa yang mereka bicarakan saat ini, membuat apa yang ingin pria itu sampaikan hilang tiba-tiba dari otaknya, "ha?"
"Nggak Coach," balas Derga sambil menggelengkan cepat kepalanya.
"Oke, sekarang harap kalian siap melawan sma negeri 3 Bakti. Mereka lawan yang kuat. Tetap fokus dengan titik tujuan kalian, jangan gegabah dan saling salah menyalahkan. Jangan egois. Oke?"
"Siap Coach!"
"Dan Rio. Semoga kamu bisa mendapat pengalaman di pertandingan ini, perhatikan kapten dan senior-senior kamu. Saya yakin kamu bisa setingkat dengan mereka walau ini mendadak cuma seminggu kamu saya dan Delard latih tapi skill kamu sudah sangat baik. Saya harap di pertandingan ini kamu sebaik itu dan bahkan lebih baik. Oke?" ujar Ryan.
"Siap Coach."
"Jangan bikin malu. Gue cekik, bocah." ketus Adelard sambil menatap miring dan dingin wajah Rio. Cowok itu benar-benar menahan emosinya saat melihat Rio.
"Maksud lo apa?" tanya Rio tidak terima. Membuat tangan Adelard mengepal dan ingin meninju wajah cowok itu di hadapannya. Namun dengan cepat Ryan dan teman-teman Adelard menahannya.
"Heh kenapa malah berkelahi begini hah!" Ryan tidak habis pikir, padahal Minggu kemarin Adelard tidak seperti ini, padahal dia yang telah melatih Rio, tapi kenapa saat ini mendidih.
"Delard woy! Stabilin emosi lo!" Derga menahan dada bidang Adelard mundur dari Rio.
"Fokus Lard!" sambung Edo bantu menahan pundak Adelard.
"Tolong kalau ada masalah pribadi jangan bawa-bawa di sini. Adelard tolong bersikap profesional. Sudah saya tidak mau ada perkelahian begini lagi, jangan bikin malu sekolah! Sekarang ayo kita ke lapangan!"
🌻🌻🌻
"Sya, aku mau nyandar di pundak kamu ya?" Dasha menyandarkan kepalanya di pundak Gesya. Sekarang mereka berdua sudah di tribun dan duduk paling depan.
"Nyandar aja Ca, kamu masih lemes banget kah? Ini minum air?"
"Enggak, Gesya punya pacar itu ribet banget ya ...." bisik Dasha pelan sambil menatap ke depan melihat Adelard dan timnya juga tim lawan yang sedang mengatur strategi bersama pelatihnya masing-masing. Dasha sangat melihat jelas betapa Adelard menatapnya sedari tadi dengan wajah yang tak seperti biasanya. Wajahnya begitu dingin tanpa ekspresi menatap Dasha seperti musuh. Dasha masih bingung kenapa Adelard bersikap seperti itu kepadanya. Hingga tadi ia tidak di perbolehkan pulang untuk beristirahat, gadis itu di haruskan untuk menonton pertandingan cowok menyeramkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADELARD (END)
Teen Fiction"Denger ya! Apapun yang gue inginkan itu hak gue dan itu adalah kewajiban lo buat menuhin perintah gue!" tegas Adelard. "Harus?" tanya Dasha. "Harus!" balas singkat Adelard. _____________________________________ Cover : Pinterest Jangan copy my sto...