Haiiii
😁Maap ya kena janji manis aku
☠️Sebenarnya klen bisa maksa aku buat up, teror aja sih dgn komen, vote, chat. Aku bakal turuti klo lgi moooodd😋
~~~
Setelah selesai jam kelas, Adelard langsung menuju parkiran untuk segera mengambil motornya. Tak hanya ia sendiri, Raya juga mengekorinya di belakang, mengoceh terus menerus tanpa tanggapan dari Adelard.
"Lo berubah sembilan puluh derajat celcius Lard. Gue cuti bentar aja jalang itu kembali lagi di hidup lo. Dan lucunya lo maafin dia? Hah? Yang bener aja?!" Raya terus menerus mengomel tak peduli banyaknya orang di area parkiran mendengar perkataannya.
"Sadar Lard, dia itu jalang! Dia udah di cobain om-om, lo mau dapet bekas?"
Masih tak ada jawaban dari Adelard, cowok itu hendak memakai helmnya namun langsung di tahan oleh Raya dengan cepat, "kurang ya bukti yang gue kasih sama lo? Waktu di Caffe dulu juga kurang? Dia bareng cowok lain, dia itu murahan Del!"
Sontak perkataan Raya dapat tatapan tajam dari Adelard, cowok itu menarik kuat lengan Raya, "jangan ganggu gue lagi. Atau gue cekik lo di sini." Cowok tersebut berbisik tepat di telinga Raya kemudian mencengangkan lengan Raya hingga sang empu meringis kesakitan.
Raya merintih kesakitan, "lo jahat banget. Lo lupa? Gu-gue yang nolong lo di saat lo ... mau mati di tabrak Del! A, aw," Raya mengusap lengannya, "buta lo? Gue yang rawat lo di rumah sakit karena kecelakaan waktu itu, keluarga lo nggak ada yang peduli! Apalagi jalang itu. Di mana hati lo, hah?"
Raya meneteskan air matanya kala Adelard semakin menatap tajam wajah gadis di hadapannya itu. Raya mengusap kasar air matanya.
Tak peduli Raya yang terisak tangis menatap ketakutan tubuh kekar Adelard yang meninggi karena turun dari motornya, mata cowok itu memerah, cowok tersebut mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Raya, menatap dari atas hingga bawah tubuh Raya kemudian tersenyum miring, "STOP NGERENDAHIN PUNYA GUE, ANJING! DAN INGAT, GUE GAK PERNAH NYURUH LO NOLONG DAN RAWAT GUE BANGSAT!" Adelard teriak emosi tepat di hadapan Raya, Raya menutup kedua matanya saking takut menatap dan mendengarkan semua perkataan Adelard.
Air mata Raya semakin deras, "l-lo ngomong apa D-Del? ... bukannya dulu lo setuju saat Dasha gue bilang kayak gitu? K-kok sekarang lo berubah pikiran? ..."
Raya melangkah pelan lebih dekat ke hadapan Adelard, kemudian memeluk tubuh kekar Adelard yang masih setia dengan tatapan tajamnya namun sekarang hanya bungkam.
"Adelard, gue selalu ada buat lo, temenin lo ngegym, masak buat lo, anterin lo cek, semuanya buat lo. Kenapa lo masih susah buka hati buat gue? Bahkan dari SMA Del?" Isakkan tangis Raya semakin menjadi-jadi di pelukan Adelard, sedang cowok itu hanya bungkam dengan tatapan tanpa arti.
~~~
Sudah terhitung satu Minggu lebih sejak kejadian itu, sampai sekarang Dasha masih memendam semuanya, gadis itu mencoba menghilangkan semuanya tentang Adelard dalam pikiran maupun hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADELARD (END)
أدب المراهقين"Denger ya! Apapun yang gue inginkan itu hak gue dan itu adalah kewajiban lo buat menuhin perintah gue!" tegas Adelard. "Harus?" tanya Dasha. "Harus!" balas singkat Adelard. _____________________________________ Cover : Pinterest Jangan copy my sto...