Hai, jangan lupa voment 🫵🏼
Heprd🫧
"Maaf," ujar Dasha, "Gesya aayok!" sambung Dasha sembari menarik kuat tangan Gesya, seperti menarik tali tambang dan meninggalkan mereka.🙉🙉🙉
Hingga Dasha dan Gesya tiba di kelas dengan nafas yang terengah-engah karena habis berlari meninggalkan Adelard tadi.
"Dasha, kenapa lar-ri-lari sih!?" tanya Gesya dengan nafas yang terengah-engah.
"Soalnya ada kak Adelard, aku takut dia denger semuanya yang aku bilang sama Nisa tadi," ungkap Dasha, "maaf Gesya ya, aku nggak tau harus ngapain tadi."
Dasha menyandarkan kepalanya di atas meja dengan raut wajah yang gelisah dan campur aduk.
"Nggak Dash, aku udah muak banget sama Nisa babik itu! Udah seminggu lebih kamu di kerjain babi itu sama gengnya yang bau sampah!" ujar Gesya, "kita nggak boleh diem gini terus Dash, kita harus balas perbuatan makhluk itu!"
"Gesyaa, tapi mama aku bilang, kita nggak boleh balas dendam,"
"Mama kamu bener Dasha, tapi untuk kali ini kita bukan balas dendam, tapi balas perbuatan mereka ke kita!"
"Balas dendam, sama balas perbuatan beda ya Sya?"
"Beda dong. Jadi kamu mau nggak ikutin rencana aku? Kita balas perbuatan mereka. Are you ready?"
"Tunggu Gesya! You, artinya kamu. Ready, siap. Terus kalo are artinya apa Sya? Aku lupa yang kamu ajarin waktu itu, bentar aku liat." tanya Dasha sambil mengambil buku di tasnya dan membuka sebuah kamus.
"Ah au ah Dashaaa kamu kok masih aja peduli banget sama satu kata "are", aku cape," ujar Gesya pasrah.
"Gesya, ini art-" ujar Dasha terpotong ketika pintu kelasnya di tendang kasar oleh seseorang.
Ketubrakkk!!!
Dan ternyata 4 manusia memasuki kelas Dasha. Adelard, Arvan, Derga dan Dio.
Bruk!
Satu bunyi lagi terdengar di bagian tiang atas pintu. Jidat Adelard tertabrak tiang pintu di bagian atas.
"Aw! Goblok orang yang buat pintu. Pendek banget." ujar kesal Adelard.
"Lo yang kek tower Lard!" sela Derga namun tak ada jawaban dari Adelard.
Adelard memajukan satu langkah kakinya dan menyipitkan matanya ke arah Gesya.
"Woy lo! Liat nenek-nenek nggak disini?" tanya Adelard.
Gesya benar-benar bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Adelard, gadis itu menatap ke sampingnya melihat Dasha yang menutup wajahnya di atas meja.
"Dashaa! Kam-" panggil Gesya terpotong.
"Bilang nggak liat apa-apa aja Sya!!!" bisik Dasha sambil meremas tangan Gesya.
"A-anu, nggak liat kok! Nggak liat!" ungkap Gesya gugup.
"Oh." balas singkat Adelard yang langsung hendak melangkahkan kembali kakinya, namun terhenti karena suara bersin Dasha.
Hachim!
Tanpa berpikir panjang Adelard menghampiri Gesya dan menatap sesuatu ke samping kiri Gesya. Adelard hafal ciri-ciri Dasha, cowok itu membungkukkan kepalanya sejajar dengan kepala Dasha.
"Oy?" panggil Adelard.
Dasha langsung bangkit dari persembunyiannya dan terkejut melihat Adelard yang begitu dekat berada di depan wajahnya.
"Eh?"
"Gue laper. Mana bekal gue?"
"Ini kak," ujar Dasha bingung, "anu, kak tolong jangan ganggu aku lagi. Kalo aku ada salah maafin, tapi untuk kali ini aku udah nggak-" ungkap Dasha terpotong sembari tutup mata.
"AH BABI! BISA DIEM NGGAK! HAH?!" teriak Adelard murka. Adelard menendang keras dinding di situ.
Mata Dasha membulat sempurna, gadis itu benar-benar terkejut. Ia tidak tahu bahwa perkataannya membuat Adelard murka.
"Maaf, tolong jangan tendang dindingnya. Yang salah akuuu," lirih Dasha.
"Gue gak suka lo."
Tbc
Komen yuk!
See ya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
DADELARD (END)
Teen Fiction"Denger ya! Apapun yang gue inginkan itu hak gue dan itu adalah kewajiban lo buat menuhin perintah gue!" tegas Adelard. "Harus?" tanya Dasha. "Harus!" balas singkat Adelard. _____________________________________ Cover : Pinterest Jangan copy my sto...