30 | u are mine.

3.8K 128 4
                                    

Alooo guys, maaf tadi malem g jadi up karena data habis, and skrg baru bisa soalnya habis pulang sekolah dan beli data😁

Haha apasih😘

Oke tanpa basa basi gas!

Happy reading♡

Adelard masuk begitu saja melalui jendela yang terpaksa di buka oleh Dasha.

Dasha hanya terpaku dan tak tahu harus berbuat apalagi. Perasaannya kacau campur aduk. Untung saja hari sudah mulai gelap tetangga sudah masuk ke rumah mereka masing-masing, dan juga cuaca semakin gelap dan hujan semakin deras. Jadi tidak akan ada yang menjulitinya saat ini, Dasha sering mendengar perkataan buruk dari ibu-ibu kompleksnya karena selalu di antar jemput Adelard, padahal hanya antar jemput sekolah saja, tidak pulang malam. Bagaimana kalau sampai pulang malam, mungkin para ibu-ibu struk melihat Dasha.

"Orang tuanya nggak takut ya anak gadisnya salah jalan?"

"Padahal dulu nggak kaya gitu, sekarang udah bebas ya?"

"Apalagi kalau orang tuanya kerja berminggu-minggu, pasti bebas banget."

"Cantik tapi nakal."

Ya, begitulah kira-kira suara ibu-ibu komplek ketika melihat Dasha. Entah ia mau ke warung, main sama bocah-bocah komplek, Dasha selalu mendengar ucapan tidak enak itu.

Dasha hanya menerimanya dengan senyuman, ia tidak ikut melawan karena ia tidak seperti yang di pikirkan orang-orang tersebut. Percuma saja melawan nanti tambah lebih parah kedepannya.

Kali ini Adelard sudah berada di kamar Dasha. Pandangan cowok itu hanya pada Dasha kemudian kasur yang ada di depannya. Kamar Dasha sederhana, berukuran lumayan kecil bercat ungu muda dan wangi khas Dasha. Dan banyak bunga-bunga cantik yang menghiasi kamarnya.

Dasha tidak tahu harus bagaimana, Adelard dengan sifat kerasnya membuatnya tak berdaya untuk melawan.

"Emm, mau ganti baju dulu?" tanya Dasha memecahkan hening.

"Baju yang lo pake, maksud lo?" Adelard mengusap rambutnya yang basah mengeluarkan percikan air.

Dasha mundur ia menggenggam satu sama lain kedua lengannya.

"Em nggak, masa kamu mau pakai daster gini?"

Ya kali ini Dasha menggunakan daster berwarna maroon selutut yang membuat kulit putihnya bersinar.

"Kaya janda lo pake daster." pekik Adelard yang langsung melepas jaket hitamnya kemudian mendekati Dasha, "ambilin pakaian gue di jok motor,"

Dasha memundurkan langkahnya dan langsung balik badan kemudia keluar dari kamarnya dan ke teras rumah. Gadis itu menuruti perintah Adelard dan mengambil pakaian Adelard di jok motornya.

Beberapa saat kemudian ia kembali ke kamarnya dan memberikan pakaian itu ke Adelard yang sudah duduk sambil memakan samyang milik Dasha yang sempat gadis itu makan tadi.

Mulut Adelard seperti bayi berusia 6 bulan yang memakan makanan dengan belepotan. Ya, kali ini bayi besar Adelard nampak seperti itu, saus mie samyang berada di pipi hingga dagunya.

"Enak, gue habisin ya?" tanya Adelard tanpa rasa bersalah.

Dasha berdecak kesal, "aku baru 4 sendok kak ..."

Adelard terkekeh melihat ekspresi Dasha, jarang sekali bukan bahkan Dasha tidak pernah melihat Adelard tersenyum dan tertawa seperti itu.

"Yaudah, nih!" tanpa basa basi Adelard langsung menyodorkan sesendok mie samyang langsung ke mulut Dasha.

Dasha menerima suapan Adelard kemudian menutup mulutnya dengan salah satu tangannya sembari mengunyah.

Adelard melanjutkan makan mienya, kemudian menatap handphone Dasha yang sedari tadi menyalakan salah satu drama korea romance.

Cowok itu tidak mempedulikan tayangan romance itu, dia hanya menatap sekilas lalu kembali melahap makanan.

"Kak, nggak ganti baju dulu? Nanti sakit kalau basah kuyup gitu,"

Wajah Adelard kembali datar, tatapannya menatap ke arah Dasha tajam "urusin aja temen-temen gue yang lo kasih makanan waktu itu. Nggak usah urus gue."

"Maksud kamu?"

"Jidi istri gui iji yi dishi, misikin li inik," Adelard memperagakan pujian Derga saat mencoba makanan Dasha beberapa hari lalu.

"Aku nggak bermaksud gitu kak, lagian kan kamu udah dapet makanan dari pa--"

"Dia bukan pacar gue."

"Emm maaf,"

"Suka kan lo di kerumuni temen gue? Muji-muji lo? Cih!"

Dasha tak bisa berkata apa-apa, ia begitu kaget melihat Adelard yang seperti ini, ia juga kesal. Padahal sudah jelas-jelas Adelard tidak ingin memakan makanan yang di bawa Dasha waktu itu. Adelard mencampakkan Dasha hingga Dasha pergi dari kelas Adelard.

Wajah Dasha murung gadis itu berdiri dari jongkoknya dan pergi dari hadapan Adelard, namun di tahan oleh Adelard.

"Siapa yang suruh lo angkat kaki?" tanya Adelard dingin.

Dasha mengalihkan pandangannya ke Adelard menatap cowok itu bingung, "aku nggak angkat kaki, aku jalan. Ngapain aku angkat kaki dirumah sendiri,"

Adelard menarik kasar nafasnya, "ambilin gue handuk yang lo punya. Gue mau mandi."

"Aku nggak punya handuk, aku cuma punya jarik,"

"Jarik? Apaan jarik?"

"Jarik itu kain yang ada batik-batiknya," gadis itu mengambil jarik yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan memperlihatkan kepada Adelard.

"Oh, handuk lo itu?"

"Iya, soalnya lebih nyaman sama cantik," Dasha menyeringai sambil mengangguk.

Senyum Dasha membuat Adelard membeku, wajahnya datar tapi memiliki banyak arti.

"Sini!" perintah Adelard memanggil Dasha.

Dasha menghampiri dan akan menyodorkan jarik itu ke Adelard namun dengan tiba-tiba Adelard menarik kasar tangan Dasha hingga tepat di hadapannya. Sangat dekat wajah mereka hanya tersisa beberapa centi saja.

Adelard menatap lekat wajah Dasha, Dasha yang sangat takut sampai berkeringat dingin tidak mengerti apa maksud Adelard.

Cowok itu menyelipkan ke telinga sedikit rambut Dasha yang terurai di pipinya.

"Sekarang lo punya gue, Dasha Theana pemaksaan."

Tbc
Gimanaaa guys?😂

Dahlah gue mau tidur siang byee
Cemungut puasanyaa

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang