42 | luka

2.6K 93 14
                                    

Haiiii🤍

Please aku need bgt komen di setiap paragraf dari kaliaannn ..

~ hppy read ~













"Ak-aku hamil!"

Seketika seluruhnya terdiam membeku mendengar perkataan Giva yang benar-benar gila.

"Hah!?" kompak Derga, Dio dan Edo.

Dasha yang tadinya fokus menyuapi makanan kepada Adelard kini mengurungkannya dengan tatapan yang kosong menatap wajah Giva.

"Terus?" Arvan membuka suaranya dengan dingin.

Sama seperti Arvan, Adelard dengan wajahnya yang dingin, memberhentikan kunyahan makanan di mulutnya dan menatap Giva di hadapannya.

"Maksud lo apa? Hah!?" Derga menyerngit ia tak bisa mencerna hal ini, "Edo lo ya?"

Edo yang sedari tadi menganga tersedak, "apaan njing! Enak aja. Gue cuma nganterin dia ke sini anjir! Katanya ada urusan sama Adelard,"

"Siapa yang buat lo kaya gitu, Giv?" sosor Dio.

Tak ada jawaban dari Giva gadis itu hanya menunduk, meramas roknya sambil merintih mendengarkan reaksi mereka.

"Giv, jangan nangis .." teman Giva yang berada di sampingnya hanya mengelus-elus punggung Giva untuk menenangkan gadis itu.

Aeera dan Adyaz yang ternganga tak mau ikut campur. Mereka hanya mencerna kejadian yang sangat tak terduga di situ.

"Buka suara lo. Di sini kita nggak mau dengar orang nangis," ujar Derga.

Gadis itu memegang perutnya seraya menangis lagi, "aku nggak tahu kalo ini terjadi .." ringisnya gadis pelan-pelan mendongak dan menatap tepat tajam di wajah Adelard, "kak Adelard, in–"

"Maksud lo Adelard?"

Adelard yang sedari tadi diam itu pun bereaksi, cowok itu beranjak dari duduknya dengan ekspresi datar tak bisa di artikan, ia meraih lengan Giva kasar dan membawanya ke arah pintu, "kak lepasin .." ringis Giva sambil menangis tersedu-sedu mata gadis itu sudah memerah dan kelopak matanya sedikit membengkak.

Teman-teman Adelard terdiam membeku, semuanya serasa menjadi kacau. Mereka tidak menyangka jika benar Adelard yang telah melakukan itu?

"What the f*ck!" seru Edo.

Dan tiba-tiba saja piring di tangan Dasha terjatuh pecah dan terhambur di lantai, semua mata tertuju pada gadis itu kecuali Giva dan Adelard yang sudah tidak berada di ruang itu.

"Dasha awas!" Adyaz menghampiri Dasha bersama Aeera.

Gadis itu gelagapan tatapannya yang kosong berubah menjadi panik karena pecahan piring yang jatuh, "maaf!" Gadis itu jongkok dan membersihkan serpihan kaca dan di bantu oleh Adyaz dan Aeera, "Dasha nggak usah biar kita aja yang bersihin, oke?" ujar Aeera menenangkan.

Tiba-tiba saja ponsel Dasha berbunyi dari dalam tasnya. Segera ia meraih tasnya dan mengambil ponselnya. Ternyata telepon dari sang ayah, segera ia mengangkatnya.

DADELARD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang